Senin, 08 April 2013

Rokatenda Adalah Katong

sebuah catatan refleksi

Sabtu 6 April 2013, entah bagaimana saya harus memulai menulis, kepedulian masyarakat NTT terkait bencana meletusnya gunung Rokatenda di Pulau Palue semakin besar. Bencana yang memicu terjadinya gelombang pengungsi ke kota Maumere dan Kec. Maurole di Kabupaten Ende ini memang harus membutuhkan perhatian kita, ketika pemerintah daerah sendiri terkesan abai dalam hal tanggap darurat, maka kelahiran gerakan baru di media sosial seperti Twitter, Blog dan Facebook saya rasa adalah sebuah keniscayaan baru yang baik. Ini terkait nyawa ribuan orang, tak bisa juga kita berlama-lama atau berdiam diri saja.
Kak Tuteh dan kak Vicky bagi-bagi bantuan (sumber foto: Imelda Marcos)
Setelah meletus pertama kali pada tanggal 3 Februari 2013 dini hari, Komunitas Blogger NTT kemudian membuat gerakan kecil lewat media sosial yang selama ini memang menjadi ranah utama para blogger. Gerakan itu lantas menjadi simultan, bergelombang dan membentuk jejaringnya secara luar biasa. Siapa sangka bahwa dari status Facebook, Twitter, BBM atau menulis kisahnya secara lengkap di blog, orang-orang secara sukarela menyodorkan bantuannya. Di beberapa kota seperti Ambon, Kupang, Soe dan khususnya Ende sebagai kota dengan member Komunitas Blogger NTT terbanyak kemudian mencetuskan aksi-aksi solidaritasnya. Di Ambon, ada Ambon Bergerak yakni sebuah forum lintas komunitas yang ada di kota Ambon. Salah satu penggagasnya adalah blogger, kak Almascatie. Di Soe lahir Forum Soe Peduli yang diprakarsai blogger asal Soe, dr. Sandra Olivia Frans (Baca: kisah gerakan DARI SOE UNTUK ROKATENDA). Tentu teman-teman blogger tak bergerak sendirian. Wadah yang tercetuskan memang berisi beragam anak muda dari berbagai komunitas. Di Kupang, blogger Kupang seperti kak Danny Wetangterah dan kak Inda Wohangara merajut kerja keras bersama pegiat HIV/AIDS om Gusti Brewon, pegiat sastra kak Dody Doohan Kudji Lede, kakak dosen Noya Letuna, dan banyaaaak sekali anak muda lintas komunitas. Aksi Kupang Bagarak di Alpi Music Studio Sabtu (6/4) dan aksi Rock@Tenda, Minggu (7/4) mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat kota Kupang khususnya anak-anak mudanya.Pantau aktivitas 'gerakan seribu' mereka di grup Facebook #KupangBagarak.
Sementara di Ende, sejak awal para Blogger ini sudah bergerak dengan terjun langsung ke kamp pengungsian, mencari informasi, mendata jumlah pengungsi plus kebutuhan mereka. Sehingga sampai pada Minggu, 7 April 2013, bantuan ke-5 bisa langsung diantara ke tiga titik pengungsian di kecamatan Maurole, kab. Ende (baca: KISAH DARI ROKATENDA)
Dari Ende bahkan lahir gerakan 1 Mug Beras for Rokatenda. Lumayan sukses (direview Bali Daily-The Jakarta Post) Dari rumah ke rumah mereka menggalang beras, terkumpul 7 karung lebih dan langsung di antara ke Maurole, karena ternyata pengungsi yang tak mempunyai beras hanya mampu makan kopra (kelapa kering) dan daun pepaya.
Semua teman-teman blogger sepakat untuk terus memberitakan situasi Rokatenda di media sosial berbekal informasi yang berhasil dirangkum teman-teman relawan Ende setiap kali turun ke kamp.
Pada akhirnya saya berbicara dengan kak Tuteh Pharmantara, ketua umum Komunitas Blogger NTT, otak di balik setiap gerakan untuk Rokatenda. Saya bilang, "Kak, inilah gerakan yang saya anggap sebagai jawaban saya pasca nonton Film Linimassa 2." Film Linimassa 2 adalah produksi Internet Sehat, berkisah tentang orang-orang biasa yang sukses memanfaatkan internet untuk hal yang luar biasa baik bagi dirinya dan lingkungannya. Atau bagaimana ia memotret keburukan media mainstream yang sering menyampaikan berita secara tidak proporsional dan faktual, karena sudah tersandera kepentingan politis, ekonomi (rating, iklan) dan lain sebagainya. Linimassa 2 adalah gambaran kekuatan baru masyarakat biasa yang mampu menggunakan internet untuk kebaikan banyak orang.
Banyak yang sudah rela hati bekerja keras untuk gerakan sosial ini. Banyak pula yang dengan rela hati ikut menyumbang. Termasuk juga teman-teman Solidaritas Kupang, kelompok kecil orang muda Katolik di Kupang yang punya agenda tetap pemberdayaan masyarakat kecil di Amarasi Timur. Terima kasih. Juga untuk kak V, putri mantan gubernur NTT yang sonde mau menyebutkan namanya, secara tiba-tiba mengSMS saya, "Christian, sudah dikirim..." Luar biasa, kaka...
Setelah ke-5, akan ada proses distribusi bantuan ke tujuh, ke delapan, ke sembilan, dst, entah sampai kapan, gunung Rokatenda benar-benar aman untuk warganya. Katong dukung dalam doa, juga dalam sumbangan di aksi gerakan seribu rupiah.

Rokatenda (dengan sikon dan nasibnya) adalah katong juga. Sama rasa, sama-sama bantu....

Ngitung hasil geser Solidaritas Kupang (sumber: Asto Van Kupang)

Solidaritas Kupang (juga) Untuk Rokatenda

Nona-nona relawan Kupang Bagarak (sumber:Indah Homa)

Kotak Geser di kantor BMG Kupang (sumber: Inda Wohangara)

Andy F Noya ikut dukung aksi Rock @ Tenda di Laisana (sumber: Gusti Brewon)

Dari Soe Untuk Rokatenda (sumber: Angel Marlin)

Nah ini nona-nona relawan dari Soe (sumber foto: Angel Marlin0

Terima kasih Soe!

Sebelum ngitung hasil geser (sumber: Sandra Frans)

Relawan Soe! (sumber: Sherly Leo)


Pengungsi di Maurole, (sumber: Imelda Marcos)
****

Christian Dicky Senda. Blogger, pegiat sastra, penikmat film dan kuliner. Konselor di SMPK St. Theresia Kupang.

2 komentar:

  1. ngeblog lama, tapi ternnyata b belom diakui sebagai blogger eee... hahahahaa....

    BalasHapus
  2. hahaha... maaf kaka blogger. semua pengguna blogger adalah blogger, cuma yg beta maksud disini adalah blogger yg su terdaftar jd member di komunitas blogger tertentu. kaka na sendiri son pernah ngaku sbg blogger (be son pernah dengar kaka omong langsung) cuma dulu pas kopdar di lasiana bilang klo su lpa password blognya... hehehe oke, na sila kirim email ke bloggerntt@gmail.com, kasih kaka pung url blog deng identitas lengkap. oke? ;) salam bae kakak pertama!

    BalasHapus

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...