Rabu, 06 Maret 2013

Notes: 8 Catatan Penting Perkembangan Musik Nusa Flobamora


Oleh: Christian Dicky Senda
(Untuk MudaersNTT)

****

Ini cuma review sederhana saya untuk album indie Notes (Noel Tuteh Side Project—atau Noel Tuteh Saja). FYI, Noel Fernandez dan Tuteh Pharmantara adalah dua orang muda Ende potensial. Pertama jelas karena saya begitu berbangga hati jika ada teman sesama anak muda NTT yang dengan segala sikon (jika mau lebih jujur lagi kita sebut sebagai keterbatasan) tetap berusaha melakukan terbaik dalam hidupnya. Berkreasi dan berinovasi konon menjadi barang langka bagi anak-anak muda NTT, tapi nyatanya tidak juga. Sudah banyak anak muda NTT kini yang melakukan hal positif di dalam hidupnya.
Bikin sebuah album berisi lagu-lagi plus video klip yang seluruhnya digarap sendiri bahkan dijual sendiri, tentu patut kita apresiasi. Kebangkitan Flobamora, salah satunya (menurut saya lho ya) adalah ketika seni dan kebudayaannya bangkit. Seni dan budaya pada akhirnya menjadi tameng atas diri kita sendiri melawan banyak ketidakadilan atau ketidakberesan dalam hidup akibat carut marutnya politik di negeri ini (bahkan di kampung Flobamora kita juga). Sebab seni dan budaya (entah musik, sastra, tarian, nilai dan tatacara hidup―kearifan lokal, dsb) mengajarkan bahasa (roh dan kalbu) yang jujur, setia, ramah, penuh kasih, memaafkan, mendamaikan hidup―bahasa-bahasa yang mungkin saja asing dalam ranah politik! Dan bahkan hidup kita kini sudah dikuasai bahasa politik―kotor dan menjijikkan.
Di dalam Notes kita bisa melihat dengan jelas bahasa-bahasa (roh dan kalbu) tadi. Tuteh dan Noel telah melakukan semuanya dengan jujur dan penuh kasih, sehingga kepada kita Notes menampakkan sisinya yang mencerahkan dan mendamaikan hati. Ada optimisme yang bisa kita kecap dari apa yang ditawarkan Notes. Meski di dalamnya ada nuansa kecewa atau terkhianati karena cinta. Seperti pada lagu ‘Akhir’ , Tuteh dengan penuh penghayatan menyanyikan lirik ini, “relakan semua ini, lepaskan dirimu dihati, biarkan waktu berlalu, hapuskan semua kenangan itu...” Bukankah bahasa-bahasa (kalbu dan roh) tadi juga menawarkan setia, kasih dan memaafkan sekaligus? Tak ada yang perlu kita ragukan dalm hidup, kawan.
Notes terdiri dari 8 lagu (atau delapan catatan penting, mungkin juga penting dalam hidup Noel, Tuteh dan kita pendengar) yang mengusung tema universal, cinta dan turunannya (Jatuh cinta, kesetiaan, pengorbanan, dikecewakan, persahabatan, dsb). Maka simaklah Untukmu, Cinta...Cinta...Cinta, Jangan Salahkan Aku, Kenangan, Falling in Love, Dewi, Dirinya, dan Akhirnya.
Dari semuanya, saya lebih menjagokan Falling In Love. Satu-satunya lagu dalam Notes yang full berbahasa Inggris, dengan tampilan video yang menggugah untuk dilemparin tomat busuk ikutan bersenandung dan bergoyang. Falling in love sudah pasti easy listening, sangat-sangat simpel untuk dicerna dan... yah begitulah mungkin rasanya jika sedang jatuh cinta. Mau diapain juga enak-enak aja.
sumber: tuteh-pharmantara.blogspot.com
Notes pastilah tidak digarap dengan megah di studio besar di Jawa. Notes dikerjakan dengan tangan dan hati yang berlafaskan kejujuran orang-orang muda Ende. Proses ini jelas lebih berharga dan mahal harganya dari apapun. Tak ada polesan macam-macam, apalagi dengan niatan menyulap suara fals dengan komputer canggih menjadi bening dan murni seperti para girlband ibukota (ups!). 
Proficiat untuk Tuteh dan Noel untuk proyek Notes yang keren ini. Pastinya ini sangat menginspirasi anak muda NTT lainnya untuk terus berkarya, biar seni dan kebudayaan NTT menjadi tuan rumah di kampung sendiri.
Notes adalah sebuah catatan penting dari penulis lagu dan penyanyinya, dan menjadi catatan penting bagi perkembangan musik di nusa Flobamora tercinta. Notes memang harus lahir untuk wajah NTT yang lebih baik. Ia ditakdirkan ada untuk orang-orang muda yang percaya pada perubahan Flobamora.
Untuk pembaca yang berminat membeli VCDnya, silahkan mention akun Twitter Tuteh Pharmantara @tuteh. Atau bisa via saya, nanti saya hubungkan ke Tuteh Pharmantara. 

***

Christian Dicky Senda. Blogger, penikmat sastra, film, piskologi dan kuliner. Bergiat di Komunitas Sastra Dusun Flobamora, MudaersNTT (kelompok menulis online) dan Flobamora Community (Komunitas Blogger NTT). Menulis buku puisi Cerah Hati (2011) dan kumpulan cerpen Kanuku Leon (segera terbit). Saat ini bekerja sebagai Konselor di SMPK St. Theresia Kupang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...