Senin, 18 Juli 2011

Miris, Ada Anak Indonesia Suka Minum Bensin atau Makan Obat Nyamuk!


Dari Pangkal Pinang dilaporkan seorang bocah berusia 9 tahun diketahui suka menggigit tangannya sendiri hingga berdarah. Berita itu saya tonton semalam. Sebelumnya saat pagi di TV saya juga melihat berita miris sejenis: seorang anak di Jawa Timur suka minum bensin! Dulu di Palembang ada anak yang suka menghisap rokok layaknya orang dewasa. Atau berita lain yang mungkin pernah anda dengar, anak makan obat nyamuk! Sumpah. Ini bukan berita-berita bohong. Ini fakta yang berseliweran di TV-TV nasional setiap harinya diantara berita perampokan uang negara yang dilakukan banyak pejabat publik negeri. Atau berita dimana seorang anak dan keluarga yang berniat hendak jujur terkait masalah dalam pelaksanaan ujian nasional eh malah dikucilkan masyarakat sekitarnya. Ada apa dengan masyarakat di negeri ini? Saya sedih dan prihatin.
sumber: etamgrecek.blogspot.com

Pertama, ketika para pemimpin yang harusnya menjadi panutan malah memberikan contoh negatif, korupsi, menipu, suka memberikan janji palsu, selalu menutup satu kebohongan dengan kebohongan lain. Disisi lain korupsi benar-benar telah merampas hak hidup dan ekonomi masyarakat banyak. Jadilah segelintir orang yang kaya raya diantara puluhan juta orang miskin. Yah, miskin.

Kemiskinan yang pada akhirnya membuat orang-orang putus asa karena ketidakpastian dan ketidakadilan hidup di segala lini. Bukan saja berakibat pada hal yang bersifat fisik, orang-orang harus mengeratkan ikat pinggangnya lebih kencang, anak-anak menderita gizi buruk. Belum lagi soal lapangan pekerjaan yang sulit, gagal panen, sembako yang mahal, lengkaplah sudah. Masalah ‘fisik’ ini jelas kemdian berkaitan dengan problem ‘psikis’ masyarakatnya. Orang menjadi cepat putus asa, kemudian menjadi “tidak jujur’ demi mempertahankan hidup. Orang-orang menjadi stress, dari ringan hingga gangguan mood, neurotik hingga psikotik parah. Gila. Gantung diri. Kehilangan akal sehat. Bla. Bla. Bla. Seolah rasionalitas dan nurani tersumbat!

Lihat saja kasus-kasus di atas menunjukan betapa keluarga sebagai bagian terkecil dari sebuah komunitas/kelompok masyarakat sudah menunjukkan sebuah masalah serius. Orang tua dan lingkungan sekitar yang seharusnya menjadi kontrol, pemberi contoh dan pengayom pada akhirnya seolah tak berfungsi. Bayangkan jika anak anda yang berusia kurang dari 7 tahun sudah merokok, atau minum bensin atau suka menggigit  tangannya sendiri dan anda sebagai orang tua malah diam saja atau bingung mau ngapain atau bahkan cuma membiarkan tanpa mampu berusaha untuk mengalihkan perhatian anak, melarang atau apalah yang bisa menghindarkan anak dari perilaku menyimpang. Artinya disini, bukan saja anaknya yang mengalami ‘gangguan’ tapi keluarga dan lingkungan sekitar pun sebenarnya juga, maaf, ‘sakit’! Rasionalitas tak ada lagi disana.

Sedih.

Dan ini jelas bukan perkara mudah. Karena masalahnya sudah sistemik. Dari yang paling pucuk sampai di akar, semuanya memang bermasalah.


Ahhh


Kupang, 7 Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...