Selasa, 10 Agustus 2010

Membaca Seabrek Kebetulan di Novel Manjali dan Cakrabirawa

review sederhana pengagum AYU UTAMI

untuk CERAH HATI dan MUDAers NTT Menulis!


Akhirnya dengan kehabisan energi menulis skripsi (lebih tepatnya menganalisa uji beda tambahan yg diminta bu dosen, 'biar skripsimu kaya, katanya'), hingga hampir jatuh sakit, puji Tuhan secara tak sengaja ketika sedang cuci mata di Gramedia Malioboro eh ketemu deh sama novel baru Ayu Utami, di deret 'New Release'. Langsung deh saya menuju ke toko buku lainnya yg biasa memberikan diskon setiap hari ketimbang Gramedia yg rasa-rada pelit sih(he he sebut saja TB Togamas). Beli dan baca!tp skripsi jalan terus. Seorang teman saya berkomentar, 'bisa toh Sen dengan bacaan yg serius itu sambil skripsian...??'. Hmm, bisa sih, tp gpp deh...rasa penasaran memuncak, apalagi jika karya terbaru ini ada hubungannya dengan novel 'Bilangan Fu'. Nyatanya ketika dibaca, seri ini gak terlalu berat2 banget, lumayan ringan mengalir apalagi jika bayang2 seputar 3 tokoh penting di Bilangan Fu masih menari-nari dalam kepala saya. Yah, Parang Jati, Marja dan Yuda.

***
Sejak Saman pertama kali saya baca pas kelas 2 SMA (thanks pater Elmo) saya toh langsung jatuh cinta pada karya-karyanya. Puji Tuhan juga saya punya banyak kesempatan untuk membaca novel lanjutannya, artikelnya di sebuah kolom Koran Sindo, pencerahan2nya di www.ayuutami.com, hingga diskusi-diskusi di beberapa kampus di Jogja yg mengetengahkan karya2 beliaum, cukuplah untuk menarik perhatian saya 100% ketika membaca apapun terkait namanya.

***

Jreng...jreeeeng....preeet...preeet...ini dia, Manjali dan Cakrabirawa.
1. Kesan saya, isinya lebih ringan ketimbang Bilangan Fu apalagi Saman (yg masterpiece menurut saya). Di Bilangan Fu (BF) saya yg sempat kesulitan membaca Babad Tanah Jawi atau kisah Mahabarata dalam kisah 'asli' yg rasa njelimet, maka di Bilangan Fu, meski sepenggal-sepenggal saja toh Ayu dengan enaknya menulis ulang dengan bahasa yg lebih menarik. Jika di BF, Ayu berhasil mengawinkan fiksi dan cerita sejarah menjadi satu ruh yg menarik, di Manjali dan Cakrabirawa (MC) kok agak kurang yah. Terutama soal sumber sejarahnya terlalu kurang meyakinkan.
2. Seperti di BF, di MC pun Ayu masih dengan kritisnya menyindir militerisme di Indonesia, tentu saja dengan mengawinkan banyak kebetulan fiksi dari benak Ayu dengan kebetulan sejarah yg kadangkala masih dipertanyakan juga kesasihannya. Misalnya, tentang Cakrabirawa mantra ampuh dalam mistisme Jawa kuno yg dikaitkan Ayu dengan peristiwa PKI. Sungguh novel ini membahas sejarah plus mitos dan klenik, yg dibalut kisah percintaan antara Parang Jati si makhluk misterius berjari 12, Sandy Yuda dan Marja Manjali (Manjali yg dikaitkan dengan kisah Calonarang dimasa Airlangga). Kisah percintaan yang menarik, karena disini Parang Jati si mata bidadari lebih berani membuka diri ke Marja meski sekilas dan penuh misteri atau pun misteri lain yang 'cukup tanggung' atau samar digambarkan Ayu tentang hubungan Parang Jati dan Yuda, yg sepertinya mengalirkan energi terselubung (jadi ingat saat diskusi di univ. Sadhar, banyak kalangan yg menilai ada aroma homoseksualitas disana. yg lucunya selalu dijawab mbak Ayu dengan samar-samar, nah lho! he he he). Paling gak di MC, energi binal Marja mampu dialihkan Parang Jati kepada cakrawala pemikiran yg lebih luas, spiritual kritis, sejarah, dll yg konon cenderung dihindari remaja-remaja perkotaan. Maknya, disini bolehlah kita melihat Marja lebih dewasa dalam bersikap.Meski mata bidadari Jati selalu membuat fantasi binal yg bisa diantisipasi Jati dengan dongeng2 sejarah Bangsa yg mengalir hingga balik sleeping bag mereka.

3. Tentang Marja dan Kebetulan-kebetulan yang mewarnai Novel ini:
Marja :
''Aku akan merasa aman dan beruntung berada dekat Parang Jati, yang dipercaya kekasihku untuk menjagaku. Perjalanan yang dilakukan bersamanya membuka diriku, gadis 19 tahun yang dibesarkan di kota, yang tidak peduli pada nilai-nilai budaya.
Tiba-tiba aku terlempar ke masa silam, ketika kami menelusuri jejak candi-candi, dan menemukan sesuatu yang diperkirakan sebagai candi Calwanarang, dukun teluh pada masa Airlangga, yang dibuat moksa oleh Empu Baradah.

Kebetulan pulakah, namaku Marja Manjali, sama dengan putri Calwanarang, Ratna Manjali, yang jatuh cinta dengan Bahula, anak didik Baradah, yang mengakibatkan kematian ibunya?

Kebetulan pulakah, di situs tersebut ditemukan prasasti Bhairawa Cakra, yang sama dengan nama pasukan elite yang dituduh memberontak pada pemerintah di tahun 1965. Kata-kata yang serupa mantra untuk menaklukan negara.

Kebetulan pulakah, kalau aku bertemu dengan ibu-ibu tua yang aku kira nenek sihir, dan ternyata membuka tabir rahasia lainnya di balik Cakra Birawa?

Kebetulan pulakah, bahwa kekasihku mengkhianati sahabatnya karena terperangkap oleh kebohongannya sendiri dan mengikuti ambisinya. Dan aku hampir tidak percaya ia melakukan dan aku menjadi saksinya.

Kebetulan pulakah, bahwa aku harus ditemani Parang Jati setiap malam, untuk mendengarkan dongeng sebelum tidur untuk menahan hasrat yang menggebu. Sehingga aku bisa mengerti dongeng itu untuk memecahkan rahasia-rahasia dan misteri yang bertautan ini.
''

4. MC memang lebih tipis dari BF, isinya pun minim riset dan catatan kaki dari sebuah peristiwa sejarah yg menurut saya berlimpah ruah di BF. Apapun itu, toh ini cukup menarik untuk dibaca, krn lagi2 Ayu selalu jago meramu cerita Jawa kuno menjadi sesuatu yg enak dibaca.

5. Saya membaca banyak kebetulan dlm novel ini tp banyak orang sepakat untuk tidak melupakan sebuah kisah horor menarik saat SUHUBUDI ayah angkat Jati yg menyunat
Jati di malam keramat itu. Terkait hubungan misterius antara ketiganya (terutama Jati dan Yuda, yg dibahas abu2 di MC) dan dugaan Marja bahwa Jati bukan saja memiliki 12 jari tetapi penis bercabang juga! ha ha ha...

6. Menunggu lagi kata2 sebening kristal mengalir di Saman dan luapan sejarah nan kritis di Bilangan Fu...membayangkan misteri2 antar Jati, yuda dan Marja sedang dibangun mbak Ayu kini. Tunggu saja...


Jogjakarta, 10 Agustus 2010
sumber gambar: http://www.ayuutami.com

2 komentar:

  1. aku dah baca BF dan emang keren banget.. jadi makin penasaran dengan MC, tp lum sempet beli. di kotaku ada Toga Mas jg, tp lum sempet kucek kesana, gak ada seperempatnya yg di jogja komplitnya, hehe.. ok, sukses skripsinya

    BalasHapus
  2. oya trims...sayang noname...ternyata penggemar ayu juga disini...btw di kota mana?

    BalasHapus

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...