Sabtu, 11 April 2009

Apa Kabar Pemilu 2009??

Pemilu legislatif baru saja selesai.
Pertama saya sangat menyayangkan nasib saya yang harus terpaksa golput, karena KPU tidak memfasilitasi saya dan orang-orang perantauan untuk bisa ikut menyumbang suara. Teman saya dari UGM malah bilang ke saya bahwa ribuan mahasiswa UGM saja sudah pasti golput, terutama mahasiswa dari luar Jawa.

Tepat hari pelaksanaan malah seorang teman saya asal Biak-Papua ikut berdemo di kantor KPU DIY meminta untuk dipenuhi hak mereka sebagai warga Negara. Kenyataan bahwa banyak sekali mahasiswa/pelajar Papua di Jogja saat ini. Padahal mereka adalah warga yang ingin sekali membangun daerah mereka salah satunya yah lewat pesat demokrasi ini. Sayang sekali pemerintah lewat tangan KPU sudah membunuh hak mereka, hak saya juga.

Konon Pemilu kali ini menelan dana sangat fantastis jauh sekali melebihi angka dana Pemilu 2004. Tapi evaluasi banyak orang juga media sejauh ini malah seolah mengatakan bahwa justru ini Pemilu terkacau balau, jauh dari kualitas Pemilu 2004. Hal ini yang saya baca dan saya lihat di Televisi-televisi paling tidak dua hari ini.

Di kolom khusus dari pembaca di Koran Kompas kemarin (10/4) yang 100% adalah tanggapan negatif soal pelaksanaan Pemilu 2009, yang terbanyak adalah soal ketidakikutsertaan mereka di Pemilu / tidak terdaftar di DPT, dsb.
Jelas sekali bahwa banyak sekali masyarakat yang seolah ‘dipaksakan’ untuk GOLPUT. KPU membuat orang Golput bersamaan dengan para pemimpin Negara dan MUI berteriak menyuarakan anti GOLPUT atau mengharamkan GOLPUT! Siapa yang menanggung dosa ini? KPU? Disebutkan angka Golput mencapai 40%!

Dari Metro TV saya mendapat kabar bahwa ternyata tinta yang semula diklaim KPU dan perusahaan pemegang tender untuk tinta Pemilu bahwa tinta ‘AKAN HILANG SETELAH TIGA (3) HARI’ ternyata terbantahkan mentah-mentah oleh pengalaman warga Ibu Kota Jakarta yang hanya butuh waktu kurang dari 10 menit saja untuk membereskan bekas tinta sebersih-bersihnya!

Ada lagi yang aneh, kok bisa-bisanya kartu suara Dapil salah satu wilayah di Tangerang bisa tertukar dengan salah satu Dapil di Kalimantan Barat, waduh, jauh sekali. Kok bisa?

Karena jumlah partai yang banyak, hadirnya partai baru dengan caleg-caleg muke barunya, membuat warga bingung dan memakan waktu yang lama di bilik TPS.
Yang terakhir dan tidak bosan-bosanya untuk dibahas soal penempatan tanggal 9 April sebagai tanggal Pemilu yang bertepatan dengan perayaan Paskah (tri hari suci orang Kristen) juga liburan panjang akhir pekan? Padahal sebelumnya sudah dipiih tanggal 5 April. Dampaknya, banyak juga warga yang memilih liburan ke luar kota, yah liburan 4 hari gitu loh!!

Kalau di Flores Timur-NTT, Pemilu saja ditunda karena Paskah kenapa tidak ditunda seluruhnya ditunda saja? biar adil buat semuanya, biar tepat tanggalnya bagi semua warga untuk Pemilu bukan liburan long weekend atau sibuk mempersiapkan diri dalam ritual keagamaan.

Ada banyak kelemahan memang ketimbang hal positif. Artinya kenapa sih kita tidak mau belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya?

Bahkan Pemilu kali ini tetap saja dibayang-bayangi GOLPUT juga PENGGELEMBUNGAN SUARA atau SUARA-SUARA SILUMAN!

Ahh, Indonesia…negeri yang dengan sedih aku cinta!




(Bumijo Lor 1215, 11 April 2009, Pukul 13.38 WIB yang begitu gerah! sumuk kata orang Jawa!)

foto: www.anfel.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...