aku terbiasa membual. ini masih pagi. Tuhan belum wafat. aku hanya punya waktu untuk membaca lembaran sesalku. tulisan dosa yang kulakukan. aku mengundang banyak ragu atas luka Tuhanku. aku dulu begitu. aku kini bahkan selalu bisa begitu.
ini bahkan masih pagi untuk menghantar jenazah Tuhanku. apa aku pantas? apa benar hatiku ini milik Tuhanku untuk Tuhanku? merasakan ruh Tuhanku untuk abadiku? ini sama sekali tak terlalu siang untuk mengetuk pintuNya. tak terlambat untuk menyaksikan dosaku mengangga dibulirbulir darahNya. aku bahkan bisa berkaca dari tatapan mataNya.
ini masih pagi untuk tak boleh tak ikut serta memanggul dosaku pada puncak keselamatan. ini bahkan tidak terlalu dini untuk merayakan diri bahwa aku sudah menjadi pemenang pagi di dalam perjalanan sedih Tuhanku
Jogjakarta, 10 April 2009
(foto dari pictopia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...