Senin, 29 Desember 2008

Semalam di OtoSports Café

aku malam karena aku ada. malu karena diriku bercahaya pucat
kawan, maafkan aku untuk ketidakbisaanku yang membuat kalian
kelimpungan, aku salah, aku malu dengan nurani yang berteriak ‘kamu kacau!
kamu pengecut, kau penakut!’, aku hanyut dan bersembunyi disudut hatiku yang lain
tak ada nyali memang untuk menguatkan harga diri yang goyah ini. entah mengapa.

ini adalah malam pertamaku yang paling pucat! aku seakan melayang entah kemana.
teman-temanku bertanya, mengapa? aku hanya diam malu-malu, aku selalu berbohong.
aku tukang bohong? aku basah dengan harga diri yang pucat berembun yang menusuk
hingga sumsum tulang. malam ini aku adalah malu, pucat pasi, berteriak melawan nurani, bersembunyi, penakut, lengkap kan?
kawan, jangan lihat aku ini baik. aku bisa rapuh dalam seratus detik atau malu berjam-jam ini.
mungkin aka nada hingga besok pagi.
(aku diam, kini tak tahu apa malu itu)

ini adalah malam kongkow sambil menyeruput jus jeruk manis kecut. menyantap nasi goreng special dengan irisan tumis labu siam. ini adalah malam menjelang satu suro, tahun baru islam,
saat pagi menjemput dengan menyiramkan embun ke ubunubun. saat tangan masih berkutat pada
laptop. saat facebook dan kompas masih sulit dilepas. ini adalah malam yang bermula dengan pucat malu hingga bahagia tak tahu malu.
‘hei, ini sudah pagi. asap rokok sudah memenuhi rongga parumu, bersiaplah pulang!lihatlah matamu yang merah itu tak henti memangsa kanankiri tanpa ampun. hatihati’ kata nurani.
apa perlu?
aku harus pulang. aku terlalu lelah, bahagia dan malu, hanya dengan bersilat perasaan di OtoSport Café. awan berarak memanggilku pulang, diiringi rintik air hujan. aku basah, masih malu dan pucat, kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...