Minggu, 28 Desember 2008

Sejenak Berefleksi di Akhir Tahun!


Kali ini adalah momen Ultah dan Natal tersepi seumur hidup. Dua minggu lalu saya terserang sindroma ‘homesick’ habis-habisan. Saya sedikit berbangga karena Ultah kali ini saya dapat ‘kado’ dua gigi palsu plus bersihin karang gigi dan tambal gigi gratis. Terima kasih yang banyak buat mas Thomas dan mbak Tia, dua dokter gigi muda yang baik hati. Entah mengapa dua momen (atau dua hari) ini saya lewatkan dengan kesepian yang tiada tara, atau mungkin karena perasaan saya saja. Maklum saya baru jomblo juga. Tanpa sadar dua momenpenting hidup saya ini sudah menyadarkan saya dari ‘tidur panjang’, dari keeoisan saya, kata suara hati saya harus berubah! Untuk itu saya butuh banyak waktu untuk menyepi, hanya saja saya terlalu larut dalam sepi sehingga saya makin merasa tak berarti.
Saya melewatkan 22 tahun hidup saya dengan banyak hal baik dan buruk, dan saya harus berterima kasih buat Tuhan sang Penyelenggara hidup saya, buat orang tua dan keluarga serta sahabat, kenalan saya yang sudah membuat saya seperti sekarang. Ah, saya makin sedih. Adakah obat buat ‘sindroma homesick’? Soal buruk biar antara saya dan Tuhan saya saja yang tahu. Yang pasti saya hanya mau bilang bahwa ‘don’t judge the book by the cover’, bahwa orang lain jangan hanya melihat saya dengan baiknya saja, tapi untuk menunjukan buruknya saya disini sepertinya tak pantas.
Saya bahagia partner siaran saya dulu masih ingat ulang tahun saya mengirim SMS ke saya ‘ Segala mimpi pasti terwujud nyata jika Anda tetap memiliki kepercayaan dalam diri. Semua hal itu mungkin. Jeniffer. Bagaimana dengan mimpimu? Hapy Birthday, sobat siaranku, jadi kagen nih menghabiskan waktu gila-gilaan saat siaran. Bagaimana kabar radionya? Miss U’. Ah, saya begitu bahagia meski SMS ini datang terlambat. Saya lantas memikirkan isi SMS teman saya ini dalam-dalam, terima kasih karena dia saya sudah sedikit mewujudkan mimpi saya menjadi penyiar radio meski hanya beberapa bulan saja, kenapa meski takut bermimpi? Saya sudah bermimpi dan ternyata sudah terwujud. Kini saya bermimpi punya istri bule dan mencari mendapat beasiswa S2 Psikologi ke luar negeri, apa mungkin? Saya kira mungkin jika ada usaha. Dalam banyak hal saya memulainya dari nol dan puji Tuhan saya bisa membuktikan diri bahwa saya bisa. Dulu saya adalah pribadi yang pemalu dan introvert karena saya dibesarkan dengan cara demikian, namun bukan tidak mungkin saya bermimpi bisa jadi ‘pemberani’ dan ekstovert, dana perlahan saya bisa.
Sejauh apapun pikiran positif saya, tokoh dalam beberapa momen saya masih saja merasa kurang ini itu. Kiranya ini PR buat usia 22 tahun saya, banyak tuntutan saya kira seiring bertambahnya usia. Paling tidak saya bisa menang dan menuasai diri sendiri, atas diri sendiri, ini tidak gampang. Saya bersyukur usia ini saya sudah mendapat banyak hal yang saya kira semua orang punya porsi masing-masing, dan saya boleh berbangga apa yang saya dapatkan tidak didapatkan teman-teman seusia saya, namun itu sama sekali tidak harus membuat saya menjadi besar kepala. Itu dia 22 tahun mungkin akan menjadi titik awal bagi saya untuk bisa selalu bersyukur atas apa yang saya dapatkan, meski kini saya pun masih kurang bersyukur karena terus-terus membiarkan diri saya larut dalam sedih, sindroma homesick. Mungkin karena saya masih suka ‘latah’ dengan status anak bungsu yang sudah terbiasa mendapat segala hal. Saya harus berubah.
Terima kasih buat sobat-sobat saya , Gaudenz Alberto, my first girlfriend Theresia Avilla, BADE crew, Melus, mereka semua yang sudah mewarnai hidup saya selama ini. Terima kasih buat Marchaku yang sudah hampir 6 bulan ini menemani siang dan malam saya, sudah kepanasan karena rela ‘diutak-atik’ sepanjang malam sepi, cuma kita berdua di kota biru 3 kali 4 ini. Karenamu saya bisa mewujudkan mimpi yang sempat tertunda. Jadikal temanku hingga proyek skripsi saya selesai yah?!. Terima kasih juga buat kakakku Rosi ABG alis Romo Sipri, yang sudah mau percaya dan mau kompakan. Saya tunggu kado dari Roma, kaus AC Milan- Kaka. Bagaimana dengan tesismu? Yang semangat yah!
Buat teman-teman baru saya di flobamora.org, komunitas blogger NTT yang sudah banyak membuat saya belajar tentang internet dan blog (maklum agak katrok he-he). Thanks for believing me, Tuteh, dkk kalian keren smua. Tak sabar untuk kopdar sama kalian.
Terima kasih buat radio bututku di kamar juga buat 101.7 Swaragama FM yang sudah menemani saya hampir 24 jam setiap hari. Saya masih saja penasaan dengan sosok penyiar bernama Diaz Kaslina itu. Next dream can comes true?. Swaragama yang sudah memuaskan dahaga saya akan dunia kepenyiaran, musik, film dan seni, hal-hal yang terpendam di jiwa saya. Oya thanks juga untuk CD soundtrack of the monthnya mbak Dido yang keren, Save Trip Home memang begitu easy listening. Juga buat Komang Yudha dan Aditya Raharja dari ‘Mimpi Basah’ yang sudah membuat ‘malam jumat’ saya berlalu dengan senyum dan tawa, kalian memang gila!
Buat mamatua dan bapatua, saya selalu sedih akan kondisi kalian, mohon maaf belum bisa menyenangkan hati kalian. Terima kasih untuk telepon yang mengejutkan di pagi-pagi buta 22 Desember 2008. Mana kue benderanya? Ini yang membuat saya makin ‘homesick’.
Untuk 6 saudara sedarah saya, yang sudah mau percaya dengan adik bungsu kalian yang keras kepala tiada tara ini. Doakan saya.
Buat teman-teman kost saya, Charles, Newin, Sayoto, pak Guru, Gusto, dan mas tanpa nama, terima kasih sudah mau berteman dengan manusia aneh seperti saya, maaf kalau saya masih tertutup dalam sedikit hal. Buat ibu bersih-bersih yang selalu saya suguhkan tampang ketus saat bangun pagi, maaf. Buat mbak Mar ibu kost nan cerewet tapi baik hati karena begitu fleksibel soal pembayaran uang kost. Buat warga Bumijo Lor terima kasih untuk pengertiannya menerima warga yang masih saja ‘pemalu’ ini.
Buat KMK Fisipol UGM angkatan 2005, terima kasih untuk pertemanan singkat kita di Buper Kaliurang. Buat Sastrawan kebanggaan hati saya Pramudya, Ayu Utami, Sapardi Djoko, Seno Gumira, Sindhunata dan Alm. Manguwijaya yang sedikit banyak sudah membuka cakrawala satra saya.
Terima kasih buat SMUK Syuradikara, Asrama Putra Syuradikara dan Teman-teman alumni Syuradikara angkatan 2005, Who are us crew yang selalu menjadi ‘korban’, justru ini yang menyatukan hati kita. Love u all. Buat kelaurga besar Pramuka Syuradikara, ingatlah tragedi ‘Lencana’ kita!
Ah, banyak yang ingin saya katakana disini namun pasti tak akan cukup. Saya mau istirahat dulu, Marscaku sudah capai nih. Lain kali baru disambung!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...