Rabu, 31 Desember 2008

Malam Ta'un baru: Menyepi!

Terompet dan sekian mata acara mungkin akan menjadi pilihan utama untuk mengisi detik-detik pergantian tahun ada dimana-mana, terutama hari ini. Saya sudah terbiasa untuk merayakan pergantian tahun dengan cukup di rumah saja, malah sejak kecil. Dulu kami sekeluarga sering berkumpul ke rumah nenek, karena waktu itu di rumah nenek tak ada TV maka terpaksa untuk meramaikan pergantian tahun TV dari rumah diboyong juga. Kami makan malam bersama kemudian nonton TV atau ngobrol-ngobrol hingga sampai detik-detik pergantian tahundimana kami kemudian berdoa bersama-sama mengucap syukur kepada Tuhan untuk berkaatNya sepanjang tahun-tahun kemarin sekaligus memohon berkat untuk tahun yang akan datang. Ah, indah sekali jika mengenangnya. Ketika kakek dan nenek meninggal dunia, tradisi ini berpindah ke rumah sendiri, hanya saja tidak setiap tahun berkumpul karena kebanyakan kakak-kakak saya sudah menikah semuanya sehingga harus berbagi kebersamaan Natal atau Tahun Baru antara di keluarga sendiri dan keluarga mertua. Kadang bisa lengkap semua saudara kadang tidak. Seperti tahun ini, kakak saya SMS bahwa mereka sudah berkumpul di rumah hanya saja tidak lengkap karena saya dan salah satu kakak sulung saya sama-sama masih dirantau, saya di Yogyakarta dan kakak tadi sedang di Roma.
Kakak permpuan saya SMS bahwa ayah saya menyumbangkan seekor babi ternakannya khusus untuk dipanggang, ah, jadi kangen deh sama suasana rumah. Yah, saya dan kakak saya yang di Roma memang harus rela untuk tidak berkumpul bersama keluarga karena sama-sama sedang dalam masa studi. Saya pun jadi mawas diri, ini juga sudah memacu saya untuk bisa secepatnya menggapao gelar sarjana saya, supaya tahun depan bisa merayakan Natal dan tahun baru bersama di rumah, karena kakak saya yang di Roma mungkin juga sudah selesai studi 2009 ini. Semoga.
Dua hari ini saya sengaja ‘puasa’ dari aktifitas harian, saya sengaja menolak ajakan teman untuk plesir, diundang teman main ke café baru temannya, sambil hotspotan gratis (he-he). Saya sengaja untuk di kost saja, berdiam diri, sesekali menyalakan TV atau radio (Swaragam yang sudah membuat hari-hari saya berwarna) namun kali ini saya ingin menghabiskan hari terakhir di tahun 2008 ini dengan banyak merenung, mewarnai hari ini dengan cara yang sama sekali berbeda. Entah mengapa hari ini saya ingin sekali ‘berdekatan’ dengan Dia, Sang Pencipta! Tiga ratus enam puluh empat saya sudah bergulat dengan diri saya dan kehidupan saya, maka tak ada salahnya di hari terakhir tahun ini saya mau ‘berdekatan’ dan ‘bergulat’ dengan Tuhan Sang Pencipta. Bergulat dalam artian ingin merasa dekat dan lebih secara personal denganNya. Padahal jika mau bersyukur tak perlu menunggu akhir tahun, dan bahkan akan fatal jika 364 hari dilewatkan tanpa bersyukur. Mungkin saya begitu, hanya 1 hari saja menyediakan waktu buat Tuhan yakni hari ini, namun saya yakin Tuhan tahu hati saya, maksud saya, dan saya juga yakin bahwa Tuhan itu tidak buta atau tidak pernah tidur, sebab Dia Maha Adil. Untuk itu tidak ada kata terlambat untuk mau dekat denganNya!
Saya mau mawas diri, saya mau memeriksa batin saya, jiwa dan raga saya yang saya bangun selama 2008 ini atau 22 tahun saya hidup. Ada saat dimana saya begitu kecewa dengan keadaan saya, bahwa saya melewatkan begitu saja anugerahNya, bahwa saya tidak pernah bersyukur, atau bahwa seluruh hidup saya dihabiskan dengan hal-hal yang tidak produktif, yang negative, tak ada gunanya buat diri saya apalagi diri orang lain. Mungkin hari ini adalah kesempatan saya bercermin sepuasnya, melihat diri saya lebih dalam, karena selama ini saya sama sekali tidak punya waktu (jika ada saya tidak mengindahkan!) untuk melakukan hal itu,bermawas diri, bercermin dan melihat detil demi detil cacat-cela dan baik-prestasi saya. Atau mungkin selama ini saya hanya melihat diri saya yang begitu jeleknya tanpa sejenakpun melihat kebaikan yang Tuhan berikan pada diri saya, sejuta bakat dan talenta. Saya hanya selalu menggerutu dengan ketidakbisaan saya, marah dengan kesalahan yang saya buat sendiri, malu dengan ketidakmampuan diri saya, menghindar dari masalah yang menghadang saya dan selalu serta selalu menyalahkan Tuhan juga orang lain. Saya sama sekali jarang untuk mawas diri, berefleksi dan memperbaiki yang salah tadi atau membangun terus yang positif.

Saya sengaja untuk tidak merayakan malam tahun baruan dengan teman dan sahabat-sahabat saya, bepergian melihat konser musik, duduk-duduk bercanda di café teman saya (yang gratis itu hehe), meniup terompet dan menyalakan kembang api serta tertawa hingga pagi baru, di hari baru menjemput. Sama sekali tidak. Bukan berarti malam tahun baru tak special bagi saya, karena bagi saya ini juga special hanya saja cara merayakannya berbeda, saya memilih dengan cara saya, dan rela untuk dicap teman dan sahabat saya sebagai si makhluk pemalu dari Timor atau si konvensional atau apalah sebutan mereka untuk saya, it’s me fren he-he. Saya kira malam ini saya tidak sendirian karena ada Marchaku, si hitam manis di sisi saya, ada radio butut dengan lengkingan penyiar-penyiar kesukaan saya dari Swaragama FM, ada juga HP modem yang sedikit lemot ini tapi tak apalah paling tidak saya bisa terhubung dengan dunia ‘luar’ sekedar untuk tahu apa saja yang terjadi di malam akhir tahun ini. Sebentar lagi saya harus ke minimarket untuk membeli makanan kegemaran saya stok buat malam ini he-he.
Kakak perempuan saya SMS lagi. Mereka sedang menyiapkan makan malam. ada yang lagi memanggang seekor babi, memasak sayuran,dll. mamatua (ibu saya) sedang membuat kue andalannya kue bendera, sambil menunggu salah satu kakak lelaki saya yang belum tiba dari Kupang dengan calon keluarga besar kami, tunangan kakak saya. Wah-wah serunya. Mereka punya cara sendiri untuk bersyukur, teman dan sahabat saya punya cara tersendiri maka saya pun juga punya cara berbeda dalam merayakan hari malam tahun baru.
Saya begitu ingat akan berkat dari Tuhan untuk saya, maka saya semakin merasa bahwa saya ini terlalu kecilnya. Maafkan saya, ampuni saya, berkati saya, tuntunlah saya, Tuhan. Semoga di tahun 2009 ini saya bisa menyelesaikan seluruh teori saya sehingga bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, meninggalkan cara hidup yang lama dan penuh dosa! (saya begitu malu sama Tuhan ketika mengingat banyak dosa yang sudah saya lakukan, saya sudah selalu menyakiti hatiNya!), melanjutkan ke skripsi, juga rencana penelitian saya bisa berjalan mulus, saya bisa tahu diri lagi, bisa bijaksana lagi. Umur panjang buat bapatua dan mamatua, buat keluarga besar saya. Tahun esok ini dapat pacar lagi, punya banyak sahabat, selalu murah rejeki. Yang penting bisa tahu diri untuk bersyukur dan bersyukur. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...