Selasa, 30 Desember 2008

GOLPUT, Tanya Kenapa???

Demokrasi berarti rakyatlah pemimpin
boro-boro memimpin, cuma bisa bermimpi
diwakili pejabat yang agak narsis
beda tipis antara wakil rakyat dengan artis
misi ibu bapak gak nyampe ke kita-kita
dengan poster baliho slogan yang indah indah
tak ada yang bisa menggugah hati
tetap kuhormati walau rasa percaya tak terobati
(Ras Muhamad dan Saykoji dalam lagu ‘Sesungguhnya’)

Mereka adalah anak muda, sama seperti saya yang juga mempunyai perasaan kira-kira tidak jauh beda dengan para wakil rakyat yang tidak merakyat apalagi mencerminkan hati rakyat kebanyakan. Saya pun tidak bisa mengobati rasa percaya saya kepada wakil-wakil rakyat yang kini sudah mulai ‘wara-wiri’ dimana-mana, sudah ‘penampakan’ di jalan-jalan, gang-gang perumahan, lampu merah, kolong jembatan hingga internet (blog, website, facebokk,dll). Seperti biasa musim kebali membawa mereka untuk menjual mimpi lagi, jika saya begitu tertarik dengan iklan sale Matahari, maka soal ini saya sama sekali tidak tertarik sedikitpun, ah saya harus mengoreksi yah kira-kira ada satu dua tokoh calon presiden yang saya kagumi namun lebih dari itu mau caleg kek, camat kek, colek kek masa bodo!
Memang sikap seperti saya ini bisa membahayakan nasib bangsa kedepan jika saya sudah keburu pesimis apalagi memutuskan untuk golput. Saya sadar jika nanti saya golput, banyak yang golput maka bisa jadi akan menambah masalah baru lagi karena pasti yang ‘terpilih’ juga akan sama parahnya atau lebih parah dari orang-orang sekarang. Lantas salahkan saya pesimis, saya nantinya golput? Saya kira belakangan muncul wacana golput dan ketikdakpercayaan warga masyarakat termasuk musisi Ras Muhamad, dkk tadi seharusnya bisa menjadi acuan positif, cambuk dan peringatan buat para caleg-caleg yang muncul dimana-mana itu (sangat merusak pemandangan jika dimana-mana ada poster, spanduk, stiker,dll dari para caleg yang hanay merusak pemandangan saja. Saya makin malas deh!). Mereka seharusnya bisa lebih bijak lagi jika mulai banyak rakyat yang tidak percaya. Kalau mereka minta supaya tidak golput, supaya diharamkan saja yang memilih golput, tetapi mereka dan parpol yang mengusung mereka juga harus bisa berbenah diri, jika selama ini orang dari partai A suka korupsi, suka buat mesum,dll yah kali ini jangan lagi dan parpol harus tegas! Lebih tegas lagi!
Jika tidak mau berani gak mereka buat perjanjian politik dengan rakyat yang sudah memilih mereka, salah langsung ‘ditendang’ kan biar mereka juga belajar mawas diri, bijak dan hati-hati. Katanya wakil rakyat tetapi jika sudah enakan di gedung dewan mana mau pedulikan rakyat? Mereka lebih suka mengutamakan kepentingan pribadi dan kepentingan partai. Lihat saja kalau buat undang-undang, lebih suka rebut soal diri sendiri dan partai ketimbang cari solusi dan satu suara untuk rakyat. Belum lagi tingakah laku mereka yang makin menjadi, kini sulit membedakan mana artis mana politikus, yah artis jadi politikus, yah politikus membuat sensasi tak kalah dari artis. Jangan pikir artis saja yang bisa foto ‘mesum’, politikus juga bisa kok! Jangan salah. Soal video sex, politikus bisa juga kok seolah gak mau kalah sama video-video sex remaja yang mewabah. Soal suap sana sini, mereka lebih jago dari mafia-mafia kelas kakap. Soal cari sensasi mereka gak kalah kok sama Dewi Perssik (ingat S-nya sudah jadi dua, makin sensasional lagi gak yah???). Jika artis poligami, politikus tak mau ketinggalan. Bingung saya jadinya.
Sekali lagi rakyat ditantang untuk bisa memilih yang tepat. Rakyat jangan terpengaruh dengan tampang luarnya yang alim, jangan memilih karena ketika kampanye dapat nasi bungkus dan kaos oblong partai karena jika hanya sebatas itu kita bisa salah. Jangan lagi kita ulangi kesalahan kita ketika salah memilih wakil pada pemilu 2004 lalu. Calon wakil pun mulai sekarang seharusnya bisa menunjukan diri mereka apa adanya, dengan kelebihan dan kekurangannya, supaya rakyat punya waktu untuk melihat, mencerna, menimbang-nimbang kemudian memilih. Ini penting. Mereka harus turun kebawah dan menampakakan diri apa adanya, tanpa dibuat-buat, ditutup-tutupi,dll, supaya rakyat bisa melihat dengan jelas. Karena kalau mereka masih saja menutup diri, menunjukan yang baik-baik saja (yang kadang dilebih-lebihkan, tidak nyata, palsu!) ini yang kemudian bisa membuat rakyat salah memilih tadi. Jangan mau deh kita ditipu untuk kesekian kalinya. Jangan sampai. Karena saat-saat ini mulai banyak penipu dan penjual mimpi bermunculan. Jangan sampai tergoda dengan hal-hal yang tidak pasti, bualan dan mimpi belaka. Partai pun harus jujur dengan memilih kader-kader mereka yang kompeten, yang jujur dan benar-benar mau berusaha demi orang lain, jangan memilih kader yang egois. Partai harus bertanngungjwab bila nantinya kader mereka mengecewakan rakyat.
Berani gak mereka. Terus terang saya sudah pesimis dan hampir memilih untuk golput, yah pemilu masih beberapa bulan lagi semoga besok ada terang, para caleg juga bisa menunjukan diri mereka apa adanya dan bisa dipercaya, maka mungkin saya bisa berubah pikiran. Ah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...