Jumat, 12 September 2008

Film, Budaya dan Cinta Tanah Air


Wah, hari ini baru berkesempatan pakai internet lagi, maklum anak kost yah harus buat ‘jadwal’ ke warnet berikut ‘durasi’ pemakaiannya he-he. Hari ini senang sekali karena akhirnya cuplikan fil ‘laskar pelangi’ muncul juga di youtube, makin penasaran deh pengen nonton filmnya, kira-kira Riri Riza mampu gak men’direct’ film ini sesukses Andrea menulis bukunya. Namun saya samih berkeyakinan dengan karya-karya Riri selama ini yang bagi saya selalu terbaik, mulai dari Kuldesak dulu (proyek rame-rame), Eliana-eliana, Gie, Untuk Rena, 3 hari untuk selamanya sangat memuaskan. Saya makin salut padanya.
Saya jadi ingin melihat aksi 12 aktor cilik aseli Belitong dalam memerankan Ikal (Andera kecil), mahar, kucai,sahara, flo, lintang,sosok misterius A ling, hingga sosok wise-nya bu Muslimah.
Dari ciplikanya sih sudah membuat saya tergugah, apalagi gaya ‘direct’Riri, teknik,dsb yang bagi saya dah khas banget Riri deh. Tak sabar saya menantinya.
Berikut, tak sengaja nyari-nyari film Riri yang lain juga, Drupadi. Penasaran saya karena selain diangkat dari cerita klasik jamannya Ramayana, juga karena ada ‘bumbu’ berupa protes dari organisasi Hindu yg sedikit mengkritik film ini. Bagi saya wajar sih jika film itu erat dengan keyakinan umat Hindu akan sosok dewi Drupadi yang sangat dihormati itu, so para filmmaker harus berhati-hati dalam menginterpretasi wujud, gambar atau cerita sehingga tak menimbulkan polemic. Hal yang sama seingat saya dulu, film Garin ‘opera jawa’ yang sebelumnya disebuts-sebut berjudul ‘sinta obong’ yang juga sama nasibnya, sempat dikritik karena sama seperti Drupadi, Sinta pun adalah dewi yg dihormati umt hindu. Apapun itu semoga ada jalan keluarnya.
Ketika search info film ini di google dan youtube ternyata belum ada info yang menarik pasalnya Cuma baru foto-foto dibalik pembuatan ‘drupadi’ belum ada cuplikan filmnya. Ketika masuk ke blog pribadinya si dewi Drupadi alias Dian Sastor yang memainkan peran tersebut, cukup banyak yang saya tahu. Dari foto-fotonya sih saya cukup respek dan makin membuat hati tak sabar lagi menunggu diputar (tayang perdana di Jiffest Desember nanti, lama yah? He-he). Saya sangat tertarik juga dengan film berseting era klasik. Apalagi Idnonesia punya potensi itu untuk diangkat ke film, ketimbang kita melihat film-film kita masih sebatas ‘niru-niru’ film holywood, baik dari cerita, set tempat,dll. Saya ingat film opera jawa sangat laris di dunia internasional, mendapat pujian. Saya belum menonton opera jawa tapi melihat cuplikannya di yiutube, gila!keren banget, klasik,ada tariannya,music scoring, sinematografi dan ide ceritanya yang gak biasa. Sayang di negeri sendiri kok seakan hilang, diputar terbatas aja. Padahal bagi saya sesuatu dimulai ya dari kita sendiri, tuan rumah. Kan lucu film itu menang di festival dunia tapi di negeri sendiri tak banyak orang yang nonton. Dalam format DVD/VCD saja saya cari ke took kaset gak ada tuh. Gimana nih mas Garin?
Akhirnya saya sih mengharapkan film Indonesia lebih baik lagi, tak ada plagiat, harus orisinil, apalagi banyak hal baik itu cerita, budaya, atau set tempat yang unik dan menarik untuk di angkat ke film, karena saya yakin ini salah satu cara agar Indonesia bisa dianggap oleh bangsa lain, bukan karena korupsi kita tetapi prestasi di film kita. Saya sih berharap tak butuh 10 tahun deh bisa jadi ada film kita yang bisa lolos ke Oscar atau Canes dua festival film bergengsi dunia. Semoga saja. Karena Riri Riza juga mas Garin Nugroho sudah menunjukan hal itu ke mata dunia. Maju perfilman Indonesia, kalau bukan kita siapa lagi?
Tak bosan-bosannya saya menonton cuplikan film LP dan opera jawa meski hanya di youtube. Dan berharap nasib baik mempertemukan saya dengan keduanya juga dengan film Drupadi. Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin hehehehe…
(NB: foto bihind the scene diunduh dari blog dian sastro : blog.diansastrowardoyo.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...