Minggu, 03 April 2016

Tentang Mempersiapkan Jalan

Sejak tahun lalu saya akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai konselor pendidikan di sebuah sekolah yayasan di Kupang, menolak keinginan orang tua untuk jadi PNS, dan seterusnya. Saya lebih menikmati pekerjaan paruh waktu dan kerja volunterism di beberapa lembaga, menulis dan mengajar menulis untuk anak-anak, berkesenian, traveling dan mulai merintis-mewujudkan mimpi bangun sekolah, perpustakaan dan usaha social enterpreneurship di kampung halaman di Mollo. Perjalanan merayakan Paskah dan melakukan beberapa kegiatan sosial kali ini ke pulau Rote bersama beberapa kawan di Solidaritas Giovanni Paolo membawa banyak pengalaman baru. Paskah tahun ini mengajarkan saya bahwa dalam hidup saya butuh lebih sering melihat ke 'bawah', ke sekeliling. Mendengar dan ada bersama. Bahwa orang lain seringnya tidak butuh materi dari kita, cukup dengan hadir, mendengar, ikut tertawa, mendoakan, dan... Tersenyum saja, sudah memberi makna yg dalam. Atau dalam hal lain, cukup jadi pribadi yg tidak merepotkan dan menambah masalah bagi orang lain saja sudah cukup. Perjalanan ke depan masih panjang,  akan sia-sia kalau saya hanya berkutat dengan diri sendiri. Hidup ini ternyata soal berjalan dan berjumpa dengan banyak orang, dan bersama mewujudkan perdamaian dan cinta kasih. Sesederhana itu mimpi saya. Maka saya mulai lupakan kerja kantoran, dan kesibukannya seperti manusia tapi bermesin. Ini adalah dua naskah film pendek, skenario yang masih dalam bentuk corat-coret yg saya tulis dalam perjalanan menjadi volunteer di pulau Rote. Satu skenario fiksi dan satunya dokumenter, tentang kerinduan dan arwah, dan cinta manusia dalam perbedaan. Semoga rencana kolaborasi dengan Manuel Alberto Maia salah satu sutradara muda Kupang bisa terwujud tahun ini. Salam dari kampung nelayan Namodale, pulau Rote bagian barat daya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...