Minggu, 21 Februari 2016

Kawin Lari

Di kampung ini saya bertemu sepasang pasutri muda yg baru beberapa bulan ini kabur dr kampung istri karena harus mengurus ibunya. Lelaki itu sebenarnya masih harus tinggal di kampung istrinya karena belum selesai membayar belis (masih ada 2 kuda yg harus dibayar). "Sebenarnya saya sudah minta izin ke mertua utk kembali ke rumah saya bersama istri karena mama saya sakit dan sendirian setelah bapak saya meninggal. Tapi karena tidak diizinkan ya akhirnya kami nekat kabur." Tak lama setelah kejadian itu, keluarga istri mengirim utusan wunang untuk membicarakan denda adat yg harus ia bayar krn sudah kabur dr kampung istrinya. "Saya bayar denda 1 kuda, 1 mamuli emas." Mamuli adalah mas kawin dalam adat orang Sumba berbentuk lingga dan yoni. Sang suami kini sedang merawat 2 ekor kuda sebagai persiapan untuk menyelesaikan urusan adat bulan Augustus. Ia bilang bahwa kondisi kemarau panjang berakibat kematian banyak ternak di kampungnya turut memberi andil betapa susahnya ia membayar belis kini. Di sisi lain banyak anak muda di kampung ini pergi merantau sebagai buruh migran untuk modal menikah. Beberapa waktu lalu saya bertemu dgn pendeta Elias dr Forum Peduli Adat dgn misi penyederhanaan adat di tengah gempuran gengsi dr kelas sosial baru di Sumba. "Adat sudah diperkosa oleh org dr kelas sosial baru ini. Krn kaya, punya jabatan kemudian gengsi kalau urusan adatnya tidak wah!" Bagi forum ini, proses adat tetap dijalankan hanya jumlah binatang yg disederhanakan berpijak pada sejarah dan budaya nenek moyang org Sumba dulu. Sarah Hobgen, salah satu menantu raja Prailiu pernah bilang ke saya, "Di sini kalau ada acara adat pernikahan yg sampai ke telinga orang-orang bukan nilai budayanya tapi jumlah binatangnya." Material bukan spiritual. Jelas itu sudah melenceng kata pendeta Elias yg tahu banyak sejarah dan budaya Sumba karena ayahnya seorang tua adat Marapu. #belis #sumba #film #documentary #research #pwagindonesia #artforwomen #rende #hambapraing #eastsumba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...