Minggu, 21 Februari 2016

Wunang Timba Wohangara

Wunang atau juru bicara dalam pernikahan adat Sumba ini saya temui tadi pagi di rumah kebunnya di desa Hambapraing atas. "Saya sudah jadi wunang sejak umur 40an tahun. Di keluarga ada kakek, saya dan kakak laki-laki yg jadi wunang. Nama kakak saya Blasius, dia wunang tapi sudah Katolik sedangkan saya masih menganut kepercayaan Marapu". Beliau lantas bercerita tentang awal mula menjadi wunang. "Ilmu ini lahir begitu saja dalam diri saya. Tidak ada skolah khusus. Kharisma, kemampuan berbicara dan bernegosiasi dlm bahasa adat adalah anugerah dr Tuhan jadi harus diterima. Tiba-tiba saja mulut ini sudah bisa bicara dalam bahasa adat yg puitis. Aneh." Tugas wunang itu mulia karena tdk ada gaji khusus. Pantang untuk wunang menentukan atau meminta bayaran setelah selesai proses belis. Kecuali kalau keluarga memberikan binatang atau uang ojek itu boleh tapi tidak wajib. Di kebun sekeliling rumah ia tanami jagung dan masih memimpin acara ritual Marapu di rumah adat. Ketika musim pesta adat pernikahan setelah masa panen, ia biasanya melayani permintaan jadi juru bicara dari berbagai kampung. "Kadang dua hari hingga seminggu saya tidak berada di rumah karena harus mengurus belis hingga tuntas." Menjadi wunang berarti harus punya skill melobi, bermusyawarah dan berkomunikasi dlm bahasa adat nan puitis. "Kita harus pintar bermain bahasa adat supaya terjadi kesepahaman dan tidak berat sebelah dlm jumlah belis." Obrolan berlanjut ke tugas utamanya kini sebagai sekretaris Penghayat Marapu, semacam sebuah komunitas bagi penghayat Marapu untuk memperjuangkan hak-hak mereka sbg warga negara. Bapa Timba Wohangara sempat bilang ke saya bahwa anaknya yg sedang sekolah calon guru agama sempat mengajaknya untuk dibaptis. Beliau menolak dengan alasan, kalau semua sudah Kristen nanti siapa yg urus rumah adat dan urus ritual-ritualnya? Keluarga besarnya ada yg Protestan, Katolik dan Marapu. Mereka hidup harmonis dan tidak saling memaksa untuk ikut salah satu keyakinan. Semua bebas menentukan jalan hidupnya. "Toh tujuan akhir kita sama.." ucapnya sambil memperbaiki tiera, ikat kepala khas lelaki Sumba. #belis #sumba #film #documetary #research #pwagindonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...