Jumat, 19 Juni 2015

Bertemu Umbu dari Humba Ailulu






Malam ini KPK yang belakangan ini jadi markas (sementara) Komunitas Sastra Dusun Flobamora kedatangan tamu spesial jauh dari Sumba: Umbu Nababan. Kami bicara sastra di Sumba dan sharing pengalaman penyelenggaraan festival sastra Santarang yang telah kami selenggarakan beberapa waktu lalu. Bersama Linda Tagie, Abdul Djou dan Romo Amanche. Umbu saya kenal hampir 6 tahun silam ketika kami dipertemukan oleh Maria Pankratia di forum menulis online yang kami rintis bersama Mudaers NTT Menulis. Ada Sandra Frans, kak Ephie Taga, Fransiska Eka, Yoyarib Mau, Abdul Djou, Doddy Nai Botha, Tuteh Pharmantara dan Eddie Djea. Kami sempat menulis beberapa cerpen, puisi bahkan novelet scr kolaboratif dan estafet mengingat kami hampir tidak saling ketemu kecuali di dunia maya. Cerpen yang saya tulis estafet dengan Fransiska Eka misalnya pernah di muat di Jurnal Sastra Santarang. Forum menulis itu menjadi penting sebab kami akhirnya bisa saling mengenal satu sama lain. Media komunikasi yang kami bangun tersebut mampu menjadi ajang kami untuk belajar, berdiskusi dan pada akhirnya bisa saling memotivasi satu sama lain. Hal itu terjadi jauh sebelum saya bertemu orang hebat lainnya seperti Mario F Lawi, Januario Gonzaga atau Amanche Franck OE Ninu di Dusun Flobamora. Kami juga bersama-sama bergiat di Flobamorata, Komunitas Blogger NTT. Umbu yang belajar arsitektur di Bali kemudian kembali ke kampungnya di Sumba dan aktif merintis beberapa komunitas antara lain Gerakan Pemuda Sumba (GPS), aktif menulis dan tentu saja menularkan semangat bersastra ke anak dan remaja di Waingapu Sumba. Bersama Vanny Kadiwanu, Yonathan Hani, Yustina Liarian, Umbu Wulang dkk, dibentuklah sebuah gerakan bernama Humba Ailulu dengan salah satu kegiatannya Galery Humba Ailulu, yakni mengumpulkan berbagai benda seni budaya Sumba dan memamerkannya secara meriah ke kalangan anak muda Sumba. Dalam berbagai usaha, mereka turut memperkenalkan, mengingatkan sekaligus melestarikan berbagai kekayaan Sumba. Beberapa waktu lalu NET pernah membuat profil Humba Ailulu di program Indonesia Bagus. Kini, Umbu dan Diana Timoria, Diakon Christo Ngasi termasuk kak Martha Hebi dkk terus berusaha untuk memperkenalkan sastra dari, oleh dan untuk Sumba. Umbu juga salah satu dibalik festival adat Tiga Gunung di Sumba, sebuah upaya konservasi dan pelestarian ekologi. Kini sedang diupayakan sebuah gagasan bagus bernama Sumba Art Gathering di bulan Agustus nanti (diinisiasi oleh kak Olin Monteiro) Saya berharap bahwa festival seni budaya itu nantinya akan merangkai/menjaring banyak simpul-simpul komunitas seni budaya yang tersebar di seluruh dataran Sumba. Pada Umbu, Vanny, Yonatan, Diana, Yustina, kak Martha, Christo Ngasi, kak Wendah Radja, Elson Sanggar Ossa (musisi lokal yang hebat dari Sumba Tengah), Herlin Mapar, Umbu Wulang, Sandro Dandara dan banyak sekali anak muda Sumba hebat yg saya kenal, saya apresiasi kerja-kerja budaya kalian! Senang setelah 6 tahun akrab di dunia maya akhirnya bisa kopdar dan bicara banyak hal. Tadi sempat juga mampir brsama Umbu dan Linda ketemu kawan-kawan Kupang Bagarak (kak Melly Hadjo, kak Echi Doek dan Sisca Solokana) yang sedang bersiap dengan even Pakariang di bulan Juli nanti. Jadi ingat kata om Danny Wetangterah, kita sebenarnya sedang berusaha mempertemukan simpul-simpul komunitas seni budaya anak muda dan berupaya untuk memperluas jejaringnya. Ada harapan untuk NTT lebih baik.
Romo Amanche koordinator Dusun Flobamora

Umbu Nababan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...