Senin, 18 Mei 2015

Seri Menulis Kreatif: Saya Mulai dari Catatan Harian (Jejak 1)

copyright demshare.blogspot.com
Pengantar:
Saya menulis ini sebagai bentuk saya mengapresiasi diri saya sendiri. Dalam menulis memang tak ada formula yang pas dan pasti yang berlaku untuk semua orang. Setiap kita datang dari pengalaman hidup sendiri-sendiri dan terkadang itu memberi banyak pengaruh bagi arah dan gaya kepenulisan kita. Sebelum anda baca seri pengalaman menulis kreatif ini baiknya anda juga membaca tips menulis kreatif dari penulis lainnya. Sekali lagi ini hanya sharing. Saya juga masih dalam proses belajar.


Kecintaan saya pada dunia tulis menulis dimulai ketika SMP. Saya anak rumahan dan punya guru Bahasa Indonesia yang sangat keren. Puisi perdana di mading sekolah disambut meriah. Rasa percaya diri saya tumbuh. Budaya membaca juga hidup di rumah saya. Suatu saat saya pernah ngefans sama kakak lelaki saya yang seorang frater dan tinggal di seminari. Beliau jago menulis dan punya huruf bagus. Saya punya role model. Suatu ketika ketika kakak saya baru saja ditahbiskan, ia mengirim banyak buku bacaan dan beberapa buku catatan hariannya ke rumah. Saya membaca buku berisi banyak puisi dan catatan reflektif. Saya termotivasi untuk melakukan yang sama. Kebiasaan menulis catatan harian dimulai sejak SMP hingga saya kuliah. Kakak saya juga yang selalu bilang, “bakat menulismu ada!”
Setiap orang punya pengalaman sendiri-sendiri. Role model atau motivator dan budaya membaca-menulis yang datang dari rumah memang sangat penting. Saya mulai menulis dengan catatan harian, curhatan remeh temeh, puisi dan prosa pendek-pendek. Saya percaya pada proses. Konten tulisan, tata bahasa dan hal-hal teknis lainnya akan terus berkembang. Jadi jika ingin menulis, maka menulislah. Jangan langsung berpikir ‘ah tulisan saya jelek, tidak berbobot...’ dan sekian banyak pernyataan negatif, yah sudah, tamat. Jadi solusinya? Mulailah menulis tanpa berpikir kesulitan-kesulitannya. Mulailah dari apa yang anda suka, mulailah dari hal yang sederhan. Jangan terlalu muluk-muluk bahwa sekali menulis hasilnya harus baik.

Salam
Christian Senda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...