Rabu, 20 Mei 2015

Menulis Kreatif: Manfaatkan Media Sosial Untuk Latihan

copyright http://socialbureaucrat.blogspot.com/
Barangkali tips sebelumnya baik pertama maupun kedua masih berkutat ke hal-hal internal yang harus disiapkan terlebih dahulu dari seseorang yang ingin giat menulis. Dan benar bahwa modal awal memang harus datang berupa niat dari dalam diri sendiri. Ketika yang sudah terancang dan terseting di dalam diri kita telah mantap, proses keluarnya akan menjadi lebih mudah.
Saat ini ada begitu banyak media yang bisa menjadi saluran kita dalam berkarya. Zaman saya, buku harian adalah media paling mudah dan murah, bahkan sangat personal bagi saya untuk mengembangkan minat saya pada dunia kepenulisan. Kini di zaman media sosial, segala hal sebenarnya menjadi mudah dan terbuka. Saya mulai ngeblog tahun 2007 dan kala itu kebiasaan menulis di buku harian berpindah haluan ke media sosial blog. Konsekuensi langsung kala itu adalah bahwa ada beragam orang yang akan membaca tulisan saya. Bagi saya sendiri harus siap mental dari media yang sangat personal ke media yang sangat terbuka. Ketika ngeblog, saya sedang kuliah di Jogja. Akses terhadap bahan bacaan sangat gampang dan murah meriah. Konsekuensinya, medan bacaan saya luas, kualitas menulis saya menjadi lebih baik. Bonusnya, saya punya banyak teman. Menulis menjadi ajang saya bersosialisasi. Dengan menulis saya mulai belajar untuk terbuka dengan orang lain. Saya berubah dari anak rumahan, cenderung pemalu menjadi sosok yang lebih terbuka dan percaya diri.
Kini saya misalnya mulai eksplorasi dengan media sosial. Misalnya di facebook atau blog saya menantang diri saya sendiri untuk bikin gerakan menulis yang pesertanya saya sendiri. Misalnya dalam tahun 2015 ini saya bikin hestek #CatatanHarianLeon di facebook untuk setiap puisi atau prosa pendek yang biasanya muncul spontan dan langsung saya tulis sebagai status di facebook setiap harinya. (kau bayangkan apa jadinya catatan harian leon di hari ke-365?). Saya hanya ingin melatih bagaimana saya harus terus peka dengan setiap letupan ide yang biasanya datang tak terduga dan perlu respon cepat. Saya sadar bahwa saya sangat aktif di media sosial sehingga ketika letupan ide itu muncul saya harus cepat mengolahnya lalu memasukan ke facebook. Namun semua ide yang muncul cepat itu tidak serta merta saya mengabaikan proses perenungan, periksa batin, atau apapun istilahnya. Saya harus juga mengolahnya dengan logika, membuatnya puitis, mencermati setiap tata bahasa, dsb. Sesimpel itu. Kata kuncinya: melatih sensitivitas dan daya spiritual saya (cieeeh canggih beneeer hahahaha). Catatan harian leon di facebook biasanya saya pindahkan ke blog pribadi saya. Nah saya memberikan kesempatan ke diri saya sendiri untuk menyunting setiap tulisan itu, beberapa bahkan berkembang dari puisi atau prosa pendek menjadi tulisan yang lebih banyak dan kompleks. Menyenangkan. Saya beryukur bahwa akhir-akhir ini saya punya banyak waktu luang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...