Catatan
kopdar blogger Kupang chapter 2
Senja pantai
Lasiana terlukis indah sore ini di depan saya, Mario F Lawi dan romo Patris Allegro yang baru saja tiba di depan cafe OCD Lasiana. Romo Patris rupanya
sudah lebih dulu hadir di Lasiana demi memburu senja di pantai yang konon kata
teman saya keindahannya selalu ajaib dan unik. Tetapi saya lebih suka senja
Lasiana dengan kondisi gerimis dan langit kelabu seperti pada saat kopdar blogger Kupang chapter 1 lalu.
Dari kiri ke kanan: Danny Wetangterah, Rm. Patris Allegro, Mario F Lawi, Josua Natanael, Sandra Olivia Frans dan Nike Frans |
Di Facebook dan
Twitter saya mengundang teman-teman Blogger Kupang dan Soe untuk bertemu,
berdiskusi dan bisa menghasilkan sesuatu. Kebetulan Sandra Olivia Frans dan
Josua Natanael ‘turun gunung’ dengan kostum Soe Peduli-nya yang keren. Hadir
juga Nike Frans yang saat ini lagi magang di IRGSC Kupang. Tak lama kemudian,
kak Danny Wetangterah dan seorang teman fotografernya ikut bergabung ke OCD. Blogger
Kupang yang berhalangan hadir, Kak Noya Letuna, kak Inda Wohangara, kak Sandro
Dandara, romo Arky Manek dan kak Dody Dohaan. Kak Selus Fahik dan frater
Januario Gonzaga telat saya kabari. Jadilah obrolan sederhana kaya makna
ditemani kopi Manggarai, kelapa muda dan tuak manis yang baru saja dipanen
langsung dari warga kompleks Lasiana.
Saya sedang
berada pada titik kepercayaan yang tinggi terhadap gerakan positif anak-anak
muda kota Kupang atau NTT pada umumnya. Terlebih bahwa gerakan tersebut diawali
dari dunia maya dan benar-benar dilakukan dengan kebersamaan dan solidaritas
tinggi dalam kehidupan nyata. Ini penting. Refleksi saya sore itu, “kuat jika
bersama,” meminjam lirik lagu Superman Is Dead. Semua karena ada kerelaan untuk
berbagi dan bekerjasama.
Singkat cerita
kopdar Blogger Kupang chapter Kupang hari ini mendapatkan hasil yang membuat
semangat saya makin meletup-letup.
bareng Rm.Patris |
Pertama, ide
teman-teman untuk melalukan sebuah ekspedisi budaya (cieeeh istilahnya boo!) ke
Mollo, antara lain naik gunung Mutis yang tak sekedar naik gunung biasa namun
tak lupa pula menyertakan ritual kebudayaan orang Mollo sebelum naik gunung.
Idenya pernah saya lempar di sini.
Sebelumnya kita akan mampir ke Naususu, mampir ke rumah Aleta Baun pejuang
lingkungan Mollo, penerima Goldman 2013. Kalau dalam gambaran saya, kegiatan
ini lintas komunitas.
Kedua, kak Danny
mewakili Sekolah Musa yang dirintisnya (mirip Akademi Berbagi mbak Ainun
Chonsum, dkk) mengajak teman-teman blogger untuk terlibat sebagai relawan di
program kelas menulis kreatif, blog, dan fotografi di sekolah-sekolah yang ada
di Kupang. Direncanakan minimal 3 kali pertemuan/workshop, para siswa
sekolah tersebut akan menghasilkan sesuatu entah blog dan tulisan juga karya foto yang bisa dipamerkan.
sekolah tersebut akan menghasilkan sesuatu entah blog dan tulisan juga karya foto yang bisa dipamerkan.
Ketiga,
menyambung dengan topik hangat yang sedang berkembang di Kupang tentang akan
dijadikannya kompleks kota tua Kupang untuk pusat bisnis/perbelanjaan. Di media
sosial sudah muncul gerakan #SaveKotaTua Kupang, maka blogger pun ingin sekali
punya andil juga untuk menyuarakan itu lewat media blog. Kota Tua jelas adalah
identitas sejarah dan kebudayaan kita warga Kupang. Jika semua bangunan cagar
budaya itu lenyap apa yang bisa kita banggakan dari masa lalu kita? Jangan
sampai kita akan kehilangan jejak peradaban kita sendiri.
dua Frans: Sandra dan Nike |
Maka muncullan
ide untuk membuat tur kecil-kecilan para blogger Kupang ke kota tua Kupang,
merekamnya dalam tulisan dan foto. Misalnya topik utama yang kita update di
blog tentang #SaveKotaTua dalam waktu 1 minggu atau 1 bulan.
Keempat,
mendukung ide teman-teman Sekolah Musa dan Rumah Desain Kupang yang berencana
akan mengadakan sebuah festival film indie secara kecil-kecilan di Kupang yang
melibatkan karya film yang dibuat anak-anak NTT. Plus ide untuk membuat
festival permainan tradisional di Hari Anak Nasional. Sehari dua hari, abaikan
perhatian mereka dari Angry Bird dan sejuta game online kepada gala asing,
mariyeti mari yo, tobe-tobe, tumbu belalang, sikidoka, dll.
Kelima, Kupang
Bagarak dan Soe Peduli, direncakan akan melalukan sebuah charity act untuk
kesekian kalinya bagi Rokatenda di kota Soe. Tema yang diambil adalah 100
tembang cinta untuk Rokatenda. Kolaborasi yang menarik. Sebab akan ada banyak
komunitas anak muda di Kupang dan Soe berkumpul, berlaku seni dan menggalang
dana. Saat ide ini dilempar di Twitter pun, para nona kardus (nadus) dan nyong
kardus (nyadu), yakni para relawan pembawa kotak amal gerakan seribu sudah
begitu sumringah ingin segera naik ke Soe.
Wow, obrolan
kami semakin menarik. Tetapi saya harus bilang bahwa kak Danny Wetangterah
adalah pribadi yang luar biasa. Menarik ada fotografer, blogger, aktivis
sekaligus pengusaha yang punya banyak mimpi dan wawasan yang selalu ingin
dibagi bersama.
Ide sudah kita
tuang bersama, saatnya kita semai dalam aksi nyata. Jang tunda talalu lama o
kaka dorang...inga katong blogger NTT pung tagline, talk more, do more...
Hehehe...
Salam blogger.
Christian
Dicky Senda. Blogger, penikmat sastra, film dan kuliner. Penulis buku puisi
Cerah Hati (2013). Konselor di SMPK St. Theresia Kupang. Saat ini sedang
berusaha menerbitkan buku kumpulan cerpennya Kanuku Leon dengan sistem
crowd-funding, hasilnya akan dihibahkan ke rumah baca dan sekolah-sekolah di
NTT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...