Tanggal 19 Maret
2012 atau 2 hari setelah lahirnya Santarang (sebuah jurnal sastra dari
komunitas Dusun Flobamora) di Taman Nostalgia, Amanche Franck Oe Ninu sang
ketua komunitas mengirimkan SMS untuk saya, katanya, “Besok ada pertemuan Dusun
jam 4 sore di penginapan keuskupan. Untuk teman-teman yang ada ubi, pisang,
jagung, atau makanan dusun lainnya tolong fi’i bawa.”
Fi’i bawa disini mungkin maksudnya
dibawa serta/ dijinjing serta (iyah gak sih? Lol)
Begitulah kae
Amanche dengan pembawaanya yang kocak, suka spontanitas dan punya semangat
super, sang ketua komunitas sastra Dusun Flobamora.
Apa sih
komunitas Dusun Flobamora (DF)?
Saya sendiri
masih hitungan hari bergabung dengan komuntas ini, kebetulan berteman baik
bukan saja dengan kae Amanche (atau kaka Romo Amanche) tetapi juga dengan Mario
F Lawi, serta beberapa anggota lainnya seperti Abdul M Djou dan Januarius
Gonzaga. Sebenarnya komunitas ini punya segudang sastrawan, pegiat sastra, dan
kritikus sastranya juga lho, sebut saja Pion Ratuloly, Dr. Marsel Robot (dosen
sastra Undana sekaligus kritikus sastra terkemuka di NTT, dan penasihat khusus
untuk komunitas DF ini). Ada juga Sipri Senda, Jo Izmail, Ishack Sonlay, Patris
Allegro, Ninu Ecko, Arky Manek, beberapa adik-adik dari SMUK Giovanni.
Ada banyak sih
sebenarnya anggotanya, cuma sore itu belum semua bisa hadir. Komunitas ini
sendiri sudah lama berdiri, sudah pernah punya jurnal sastra bernama Filokalia
(kini sedang ‘coma in peace’ ???), sudah menelurkan buku kumpulan cerpen Wanita
Sepotong Kepala, karya anggotanya boleh dibilang yang paling sering muncul di
Pos Kupang, Timor Ekspress dan kini sudah mulai merambah ke Bali Post.
Anggotanya juga yang menjadi wakil NTT di TSN 2011 lalu di Ternate, dan yang
paling gres adalah kemenangan salah satu anggota di lomba menulis puisi tingkat
nasional dari komunitas Rumah Sungai NTB. Uniknya, DF bukanlah komunitas yang
ekslusif, tetapi tubuhnya sendiri berwarna sekalian beragam karena anggotanya
lintas agama, lintas suku, lintas pulau, dari pelajar SMA, mahasiswa, hingga
frater, romo, dosen, karyawan, atau pun aktivis perhimpunan kepemudaan islam.
Klop.
Senang juga sih,
setelah ikut membakar semangat berkomunitas teman-teman muda di SoE dengan
komunitas Uno, lantas mendukung kelas perdana Akademi Berbagi Kupang (dengak
kepsek om Gusty Brewon) hari Sabtu (17/3) lalu dilanjutkan dengan deklarasi
Santarang sebuah jurnal sastra yang
merupakan akronim dari Sabana, Lontar dan Karang di taman Nostalgia Kupang.
Maka sore ini di
aula Penginapan Keuskupan, yang lokasinya persis di depan taman Nostalgia kami
berkumpul dengan misi besar terus mengembangkan sayap sastra Flobamora,
memperkuat karakter/ warna sastra masing-masing anggota dan melahirkan
Santarang sebagai media fisik selain grup DF di facebook atau blog
masing-masing anggota.
Kae Amanche
rupanya sudah menyiapkan pertemuan ini dengan baik sekali, paling tidak dari
hadirnya anggota DF, persiapan ruangan dengan kursi yang sudah tertata rapi dan
sejumlah makanan ala warga Dusun yang sudah berjejer di atas meja, singkong
rebus, ubi jalar rebus, air mineral, permen, pisang goreng, dan bakpao. Mantap
gak tuh? Hahaha.
Kopdar kali ini
berjalan seru (selain makanannya), kae Amanche sebagai sang ketua merangkap
moderator untuk membahas beberapa poin penting seputar rancangan Santarang
sebagai media baru untuk mendukung eksisnya DF. Namun yang paling menjadi
perhatian kita semua adalah tentunya upaya untuk menghasilkan kualitas isi,
utamanya dari karya-karya yang akan diterbitkan, tentunya harus melewati proses
seleksi yang obyektif dan rasional dari sudut pandang kesusastraan.
Kedua, soal
teknis percetakan media itu sendiri. Mengingat ada keterbatasan dana, makan
sudah dipertimbangkan juga plan A, plan B, plan C, jika mungkin akhirnya kita
harus mencetak sendiri maka apa yang harus dipersiapkan redaksi Santarang. Ada
banyak ide mengalir, banyak tawaran dan solusi dilontarkan, demi terciptanya
Santarang sebagai sang terang yang benar-benar terang kualitasnya, mencerahkan
banyak orang, saya rasa semua punya harapan seperti itu. Semoga. Btw, soal
dana, mungkin anda pembaca salah satunya yang ingin mendukung proses
kreativitas komunitas kami dalam hal pendanaan? Ayolah, jangan sungkan, karena
kamipun akan berbahagia atas budi baik anda. Silahkan SMS saya 0811 3822122.
He-he-he-he….
Diskusi (dan
brains storming, bagi saya pribadi) dilanjutkan dengan sesi menyatakan komentar
terkait adanya komunitas DF, karena hasil komentaranya akan menjadi bahan
berita untuk kolom KOMUNITASKU di koran Pos Kupang yang insya Allah akan muncul
hari Sabtu nanti (serempak teriak, ‘Amiiiiiiin’). Saya pribadi sih kurang
lebihnya menyatakan kebanggan saya bisa berkumpul disini dengan orang-orang hebat
di bidang sastra. Terus terang karena saya latar belakangnya sebagai blogger,
saat SMP sebenarnya juga sudah nulis karya sastra, tapi setahun belakangan ini
deh baru mencoba menguatkan iman (yaaaaelaaaah) untuk benar-benar menekuni
sastra secara serius. Paling gak juga dengan keseriusan saya gabung di
komunitas DF ini, bisa lebih memotivasi saya, lebih memperkokoh karakter atau
warna sastra saya akan jadi seperti apa, puji Tuhan bisa ikut mengharumkan nama
NTT atau kesusastraan Flobamora pada umumnya.
Seperti yang
sudah dilakukan Amanche Franck Oe Ninu, Mario F Lawi, Abdul Mahyudin Djou, Pion
Ratuloly, Januario Gonzaga, Jo Izmail, Ninu Ecko, dll dalam member warna baru
dalam dunia sastra di NTT bahkan Indonesia. Mario Lawi dan Ishack Sonlay dengan banyak prestasinya
berpuisi juga yang akhirnya membawa mereka ke Temu Sastra Nasional di Ternate
Oktober 2011 juga Mario yang baru saja memenangkan lomba menulis puisi tingkat
nasional dari komunitas sastra Rumah Sungai di NTB. Angkat topi deh buat
kawan-kawan dari komunitas DF yang selama ini bergiat dengan sungguh dan sudah
berhasil menorehkan tinta emas lho bagi sejarah sastra di NTT.
Santarang,
semoga saja ia akan terus mengingatkan siapapun bukan saja kepada sang terang
itu sendiri, melainkan juga dari keleluasaan Sabana dalam menjawab inspirasi
anak-anak Flobamora, laksana Lontar pohon kehidupan anak-anak Flobamora ia
hadir untuk menjadikan dirinya seberguna-gunanya untuk orang lain, dan pada
akhirnya semua potensi itu tetaplah menjadi semangat nan kokoh bersama tegaknya
Karang, batu pijakannya. Oh tidak. Bukan ini saja, sebab ada sejuta nilai yang
bisa kita gali dari tubuh Santarang, tergantung dari sudut pandang mana. Sebab
kesemuanya berarti baik, juga berarti doa. Ayo semangat, secepatnya jurnal kita
ini terbit, seperti matahari, Santarang kita lahir untuk terang sastra
Flobamora tercinta…
Acaranya pun ditutup dengan
pembacaan puisi oleh bung Pion, bung Amanche, Saya (puisi hujan, bagian dari
cerpen Hujan, yang bakalan muncul di Kanuku Leon, proyek saya berikutnya),
Mario Lawi, bung Abdul Djou, Januario dan salah satu murid SMUK Giovanni (aduuuh
lupa namanya…). Seru.
Liliba, 20 Maret 2012
Salam Santarang
-Christian Dicky Senda-
provisiat ...
BalasHapusasikk semua karya yang dimuat dalam media cetak lokal sangat kaya akan sebuah motivasi dan cerita kehidupan ..
Salam Kenal, Bang! Saya baru baca tentang komunitas ini dari blog anda, perkenalkan nama saya Muhammad Ridwan anggota dari Forum Lingkar Pena (FLP) Ranting Unhas dalam naungan FLP Sulsel dan sekarang berdomisili di Kota Kupang NTT. Saya senang ada komunitas sastra di sini padahal sempat saya sempat pesimis dengan bisnis percetakan buku disini karena membaca pemberitaan bahwa minat baca anak NTT masih sangat rendah, jadi buku-buku karya saya atau jika saya jual buku di Kupang tidak laku karena daya beli masyarakat rendah.
BalasHapusSaya mau tanya gimana cara gabung dengan komunitas Dusun Flobamora, bagaimana kalau kita bentuk FLP wilayah NTT karena saya lihat belum ada terbentuk komunitas penulis dari Forum Lingkar Pena yang di urus oleh penulis Best Seller Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Pipiet Senja, Gola Gong, Ali Muakhir, Donatus A Nugroho dan penulis senior lainnya karena forum ini sudah banyak melahirkan penulis-penulis terkenal
halo ridwan..salam kenal. boleh2 saja bergabung dgn kami. kami biasanya kopdar dan baca puisi di taman nostalgia kupang setiap minggunya. markas kami juga persis di depan taman nostalgia, di penginapan keuskupan, samping gedung keuangan negara. ini CP saya 085228315722. makasih
BalasHapus