Rabu, 21 Maret 2012

Santarang Kita untuk Terang Sastra Flobamora Tercinta (Kopdar Jilid 2 Komunitas Dusun Flobamora)



Tanggal 19 Maret 2012 atau 2 hari setelah lahirnya Santarang (sebuah jurnal sastra dari komunitas Dusun Flobamora) di Taman Nostalgia, Amanche Franck Oe Ninu sang ketua komunitas mengirimkan SMS untuk saya, katanya, “Besok ada pertemuan Dusun jam 4 sore di penginapan keuskupan. Untuk teman-teman yang ada ubi, pisang, jagung, atau makanan dusun lainnya tolong fi’i bawa.”
Fi’i bawa disini mungkin maksudnya dibawa serta/ dijinjing serta (iyah gak sih? Lol)

Begitulah kae Amanche dengan pembawaanya yang kocak, suka spontanitas dan punya semangat super, sang ketua komunitas sastra Dusun Flobamora.

Apa sih komunitas Dusun Flobamora (DF)?

Saya sendiri masih hitungan hari bergabung dengan komuntas ini, kebetulan berteman baik bukan saja dengan kae Amanche (atau kaka Romo Amanche) tetapi juga dengan Mario F Lawi, serta beberapa anggota lainnya seperti Abdul M Djou dan Januarius Gonzaga. Sebenarnya komunitas ini punya segudang sastrawan, pegiat sastra, dan kritikus sastranya juga lho, sebut saja Pion Ratuloly, Dr. Marsel Robot (dosen sastra Undana sekaligus kritikus sastra terkemuka di NTT, dan penasihat khusus untuk komunitas DF ini). Ada juga Sipri Senda, Jo Izmail, Ishack Sonlay, Patris Allegro, Ninu Ecko, Arky Manek, beberapa adik-adik dari SMUK Giovanni.

Ada banyak sih sebenarnya anggotanya, cuma sore itu belum semua bisa hadir. Komunitas ini sendiri sudah lama berdiri, sudah pernah punya jurnal sastra bernama Filokalia (kini sedang ‘coma in peace’ ???), sudah menelurkan buku kumpulan cerpen Wanita Sepotong Kepala, karya anggotanya boleh dibilang yang paling sering muncul di Pos Kupang, Timor Ekspress dan kini sudah mulai merambah ke Bali Post. Anggotanya juga yang menjadi wakil NTT di TSN 2011 lalu di Ternate, dan yang paling gres adalah kemenangan salah satu anggota di lomba menulis puisi tingkat nasional dari komunitas Rumah Sungai NTB. Uniknya, DF bukanlah komunitas yang ekslusif, tetapi tubuhnya sendiri berwarna sekalian beragam karena anggotanya lintas agama, lintas suku, lintas pulau, dari pelajar SMA, mahasiswa, hingga frater, romo, dosen, karyawan, atau pun aktivis perhimpunan kepemudaan islam. Klop.

Senang juga sih, setelah ikut membakar semangat berkomunitas teman-teman muda di SoE dengan komunitas Uno, lantas mendukung kelas perdana Akademi Berbagi Kupang (dengak kepsek om Gusty Brewon) hari Sabtu (17/3) lalu dilanjutkan dengan deklarasi Santarang  sebuah jurnal sastra yang merupakan akronim dari Sabana, Lontar dan Karang di taman Nostalgia Kupang.

Maka sore ini di aula Penginapan Keuskupan, yang lokasinya persis di depan taman Nostalgia kami berkumpul dengan misi besar terus mengembangkan sayap sastra Flobamora, memperkuat karakter/ warna sastra masing-masing anggota dan melahirkan Santarang sebagai media fisik selain grup DF di facebook atau blog masing-masing anggota.

Kae Amanche rupanya sudah menyiapkan pertemuan ini dengan baik sekali, paling tidak dari hadirnya anggota DF, persiapan ruangan dengan kursi yang sudah tertata rapi dan sejumlah makanan ala warga Dusun yang sudah berjejer di atas meja, singkong rebus, ubi jalar rebus, air mineral, permen, pisang goreng, dan bakpao. Mantap gak tuh? Hahaha.

Kopdar kali ini berjalan seru (selain makanannya), kae Amanche sebagai sang ketua merangkap moderator untuk membahas beberapa poin penting seputar rancangan Santarang sebagai media baru untuk mendukung eksisnya DF. Namun yang paling menjadi perhatian kita semua adalah tentunya upaya untuk menghasilkan kualitas isi, utamanya dari karya-karya yang akan diterbitkan, tentunya harus melewati proses seleksi yang obyektif dan rasional dari sudut pandang kesusastraan.

Kedua, soal teknis percetakan media itu sendiri. Mengingat ada keterbatasan dana, makan sudah dipertimbangkan juga plan A, plan B, plan C, jika mungkin akhirnya kita harus mencetak sendiri maka apa yang harus dipersiapkan redaksi Santarang. Ada banyak ide mengalir, banyak tawaran dan solusi dilontarkan, demi terciptanya Santarang sebagai sang terang yang benar-benar terang kualitasnya, mencerahkan banyak orang, saya rasa semua punya harapan seperti itu. Semoga. Btw, soal dana, mungkin anda pembaca salah satunya yang ingin mendukung proses kreativitas komunitas kami dalam hal pendanaan? Ayolah, jangan sungkan, karena kamipun akan berbahagia atas budi baik anda. Silahkan SMS saya 0811 3822122. He-he-he-he….

Diskusi (dan brains storming, bagi saya pribadi) dilanjutkan dengan sesi menyatakan komentar terkait adanya komunitas DF, karena hasil komentaranya akan menjadi bahan berita untuk kolom KOMUNITASKU di koran Pos Kupang yang insya Allah akan muncul hari Sabtu nanti (serempak teriak, ‘Amiiiiiiin’). Saya pribadi sih kurang lebihnya menyatakan kebanggan saya bisa berkumpul disini dengan orang-orang hebat di bidang sastra. Terus terang karena saya latar belakangnya sebagai blogger, saat SMP sebenarnya juga sudah nulis karya sastra, tapi setahun belakangan ini deh baru mencoba menguatkan iman (yaaaaelaaaah) untuk benar-benar menekuni sastra secara serius. Paling gak juga dengan keseriusan saya gabung di komunitas DF ini, bisa lebih memotivasi saya, lebih memperkokoh karakter atau warna sastra saya akan jadi seperti apa, puji Tuhan bisa ikut mengharumkan nama NTT atau kesusastraan Flobamora pada umumnya.

Seperti yang sudah dilakukan Amanche Franck Oe Ninu, Mario F Lawi, Abdul Mahyudin Djou, Pion Ratuloly, Januario Gonzaga, Jo Izmail, Ninu Ecko, dll dalam member warna baru dalam dunia sastra di NTT bahkan Indonesia. Mario Lawi  dan Ishack Sonlay dengan banyak prestasinya berpuisi juga yang akhirnya membawa mereka ke Temu Sastra Nasional di Ternate Oktober 2011 juga Mario yang baru saja memenangkan lomba menulis puisi tingkat nasional dari komunitas sastra Rumah Sungai di NTB. Angkat topi deh buat kawan-kawan dari komunitas DF yang selama ini bergiat dengan sungguh dan sudah berhasil menorehkan tinta emas lho bagi sejarah sastra di NTT.

Santarang, semoga saja ia akan terus mengingatkan siapapun bukan saja kepada sang terang itu sendiri, melainkan juga dari keleluasaan Sabana dalam menjawab inspirasi anak-anak Flobamora, laksana Lontar pohon kehidupan anak-anak Flobamora ia hadir untuk menjadikan dirinya seberguna-gunanya untuk orang lain, dan pada akhirnya semua potensi itu tetaplah menjadi semangat nan kokoh bersama tegaknya Karang, batu pijakannya. Oh tidak. Bukan ini saja, sebab ada sejuta nilai yang bisa kita gali dari tubuh Santarang, tergantung dari sudut pandang mana. Sebab kesemuanya berarti baik, juga berarti doa. Ayo semangat, secepatnya jurnal kita ini terbit, seperti matahari, Santarang kita lahir untuk terang sastra Flobamora tercinta…

Acaranya pun ditutup dengan pembacaan puisi oleh bung Pion, bung Amanche, Saya (puisi hujan, bagian dari cerpen Hujan, yang bakalan muncul di Kanuku Leon, proyek saya berikutnya), Mario Lawi, bung Abdul Djou, Januario dan salah satu murid SMUK Giovanni (aduuuh lupa namanya…). Seru.

Liliba, 20 Maret 2012
                                 

Salam Santarang
-Christian Dicky Senda-

3 komentar:

  1. provisiat ...
    asikk semua karya yang dimuat dalam media cetak lokal sangat kaya akan sebuah motivasi dan cerita kehidupan ..

    BalasHapus
  2. Salam Kenal, Bang! Saya baru baca tentang komunitas ini dari blog anda, perkenalkan nama saya Muhammad Ridwan anggota dari Forum Lingkar Pena (FLP) Ranting Unhas dalam naungan FLP Sulsel dan sekarang berdomisili di Kota Kupang NTT. Saya senang ada komunitas sastra di sini padahal sempat saya sempat pesimis dengan bisnis percetakan buku disini karena membaca pemberitaan bahwa minat baca anak NTT masih sangat rendah, jadi buku-buku karya saya atau jika saya jual buku di Kupang tidak laku karena daya beli masyarakat rendah.
    Saya mau tanya gimana cara gabung dengan komunitas Dusun Flobamora, bagaimana kalau kita bentuk FLP wilayah NTT karena saya lihat belum ada terbentuk komunitas penulis dari Forum Lingkar Pena yang di urus oleh penulis Best Seller Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Pipiet Senja, Gola Gong, Ali Muakhir, Donatus A Nugroho dan penulis senior lainnya karena forum ini sudah banyak melahirkan penulis-penulis terkenal

    BalasHapus
  3. halo ridwan..salam kenal. boleh2 saja bergabung dgn kami. kami biasanya kopdar dan baca puisi di taman nostalgia kupang setiap minggunya. markas kami juga persis di depan taman nostalgia, di penginapan keuskupan, samping gedung keuangan negara. ini CP saya 085228315722. makasih

    BalasHapus

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...