Senin, 19 Maret 2012

Dari Kelas Perdana Akber Kupang hingga Lahirnya SANTARANG untuk NTT


Kupang 17 Maret 2012, kota ini masih saja bikin gerah meski langit mendung dan sesekali rintik hujan turun di beberapa lokasi.
Dari rumah pacarnya teman baik saya kak Sandro Dandara di bilangan Oebufu saya nglaju dengan motor pinjaman menuju ke Kota Baru, tempat teman-teman muda nan kreatif berkumpul. Beberapa waktu sebelumnya handphone saya terus-terusan bordering karena ditelpon sang ketua acara.

Senang rasanya bisa kembali ke Kupang (setelah beberapa bulan lamanya ngadem di Soe), ngumpul dengan teman-teman komunitas sastra Dusun Flobamora dan bikin proyek baru sebuah jurnal sastra sederhana bernama Santarang. Prosesnya sih singkat tapi gokiiil, tiga hari berturut-turut melakukan pertemuan intens  dengan Amanche Franck Oe Ninu dan Mario F Lawi membahas perkembangan sastra NTT secera umum juga komunitas Dusun Flobamora khususnya (yang salah satunya ketemu langsung pak Benny K Harman, orang Demokrat yang sebenarnya gak terlalu bikin saya gimanaa gitu ckckkc) . Selanjutnya ketemu dengan beberapa teman muda hebat dalam bidang sastra seperti Abdul M Djou, Januario Gonzaga, dan adik-adik dari kelompok sastra SMUK Giovanni binaan Amanche Franck Oe Ninu.
Sore itu berkumpulah kami di taman Nostalgia.

Btw, soal taman kota yang lagi naik daun di kota Kupang ini, keren lho karena dengan adanya taman kota seperti ini kerinduan masyarakat kota Kupang untuk bersosialisasi, berolah raga, bermain, sekedar refreshing hingga jadi tempat berkumpulnya banyak komunitas seni untuk unjuk bakat. Keren pokoknya. Secara ini baru kali pertama saya mampir ke taman Nostalgia. Buat semua warga Kupang yuk kita jaga terus kebersihannya, kenyamanannya, juga kondisi taman yang terus terpelihara biar ini bisa bertahan selamanya gak hanya menjadi tren sesaat trus ditinggalkan karena kondisinya tidak terawatt. Mari katong jaga sama-sama fasilitas umum ini.

Kembali ke Santarang.
Media yang baru saja lahir sore itu dari idenya kae Amanche, Santarang: Sabana, Lontar dan Karang. Tiga benda yang menjadi cirri khas NTT khususnya Kupang. Yah harapannya sih media ini bisa menjadi sarana kami untuk lebih giat lagi memajukan sastra NTT, memperluas dan memperindah wawasan sastra orang NTT sebagaimana Sabana hadir dan memberikan sejuta inspirasi bagi siapapun. Sama juga halnya dengan lontar, pohon kehidupan bagi orang NTT. Bayangkan bahwa darinya batang, pelepah, daun, buah dan bunganya bisa bermanfaat untuk masyarakat NTT. Dan yang terakhir, karang, yang menjadi cirri khas kota Kupang, harapannya sih semangat dan kreativitas sastra anak-anak muda NTT bisa sekokoh dan setegar karang.

Tujuh jam sebelumnya.

Kantor PWI daerah Fatululi sudah ramai.
Saya dan kak Sandra Dandara telat datangnya (juga pak Kepsek, om Gusti Brewon yang kebetulan masih ada acara seputar HIV/AIDS di pemprop NTT sebelumnya). Acara kelas perdana Akademi Berbagi (twitter  @AkberKupang) sudah berlangsung 30 menit sebelumnya.
Saya masih sempat membaca 2 SMS yang masuk ke HP saya sebelum kami berdua masuk ke dalam ruang aula PWI. SMS pertama dari Sandra Olivia Frans sang penulis buku Hawa, yang bilang gak bisa datang ke Kupang ikutan kelas perdana Akber Kupang karena hari ini juga ia mendapat kabar kelulusannya sebagai dokter PTT di kab. TTS (selamat Buuuuu…);. SMS kedua, dari teman baik saya Lan Hokor, yang saya undang juga untuk ikutan Akber Kupang, ternyata nyasar hingga ke hotel Ina Boi.
Kelas perdana Akber Kupang 'Berburu Beasiswa'
Setelah menelpon Lan agar memutar kembali rutenya, Saya dan kak Sandro masuk juga ke aula PWI. Sudah 45-an peserta kelas perdana Akber. Banyak yang saya kenal cuma dari Facebook dan milis FAN eh hari ini bisa ketemu langsung, misalnya kak Olkes alias Fehan Oan yang siang itu menjadi ‘guru’ atau pemberi materi ‘Berburu Beasiswa’ Akber Kupang kelas perdana. Rupanya Akber kali ini bekerjasama dengan Forum Akademia NTT untuk kelas perdana ini, makanya gak heran juga baru kelas perdana kali ini penuh dengan ‘guru’. Selain kak Olkes, ada beberapa anggota FAN yang notabene menjadi alumni beberapa program beasiswa luar negeri (Ford, ADS, Prestasi, Stuned dan Fulbright. Wooooowww), seperti kak Chandra Dethan, kak Philip, kak Yan Windi, dll (maaf yang lain saya lupa nama-namanya, tapi mereka hebat-hebat oiii). Diskusinya pun berjalan seru. Banyak hal yang dibahas, misalnya soal bahasa Inggris, TOEFL/IELTS/IBT, macam-macam lembaga pemberi beasiswa kayak ADS, StuNed, Fulbright, atau Ford. Tips dan trik saat wawancara atau saat mengisi aplikasi lamaran. Dan juga tips untuk memilih topic permasalahan yang hendak diajukan terkait dengan program studi yang hendak diambil. Setelah diskusi ini, bagi peserta yang sudah siap mengisi aplikasi lamaran beasiswa bisa didirect secara langsung oleh kak Olkes, kak Chandra, dkk. Wah senang yah? *ngumpulin semangat saya juga yang sempat ciut lagi untuk berburu beasiswa…yeeaaahh….!*
Acara siang ini akhirnya ditutup dengan makan siang bareng di resto Pawon Bali yang sadaaaaappp, bersama kak Sandro, kak Noya (dosen komunikasi di Undana yang nyentrik dan gaul abis deh…), nona Mey Klaas (temannya ama Voltaire TALO di Psikologi UKSW Salatiga) dan kak satunya lagi (tuh kaaan lupa juga namanya) alumni S2 Psikologi UGM. Hehe…

SERU….
Btw ada yang tahu artinya KAMSEUPAY dalam iklan IM3? *toki kepala 2 kali* #PertanyaanGakPenting LOL

-Liliba, 17 Maret 2012-
info lengkap soal kegiatan berburu beasiswa bisa klik DISINI
sumber gambar DARI SINI

1 komentar:

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...