Sabtu, 19 Juni 2010

Hujan Di Musim Kemarau

Hujan di Musim Kemarau. Mungkin tepat mengatakan demikian jika saat ini, seharusnya saat musim kemarau hadir, eh malah masih hujan mululu. Masih hujan di bulan Juni? OMG! Tanda apa ini. Saya membaca berita ini namanya La Nina. Dalam berita lain lain, saya membaca keresahan petani di Jawa, yang terbiasa dengan Pranata Mangsa, suatu perhitungan ala Jawa yang biasa digunakan petani Jawa dalam bercocok tanam. Ini berkaitan dengan pola yang sudah hidup ratusan tahun, turun temurun, ketika manusia belajar dari alam, dari tanda-tanda yang ditujukan alam. Pranata Mangsa, sebuah perhitungan yang selama ratusan tahun itu dianggap jitu. Bulan Juni seharusnya musim apa, cocok untuk ditanam apa, dalam rentang tanggal berapa hingga tanggal berapa, semua tercatat turun temurun sebagai sesuatu yang tidak sekedar prediksi melainkan selalu hampir pasti!

****

Namun sayang, kini, diabad ini, ketika manusia di planet makin membabi buta perilaku yang tidak selaras dengan alam, maka mungkin inilah jawaban dari sebuah mata rantai besar yang putus. Sesuatu yang dinamakan efek rumah kaca atau Global warming kata orang bule. Orang Jawa pun sejatinya sudah meramalkan hal seperti ini akan terjadi, bahwa Pranata Mangsa kian hari kian meleset. Dan petani jadi kebingungan, akan memakai dasar apa lagi dalam bercocok tanam? Bahkan tekhnologi sekelas satelit pun nyatanya gak mampu menangkap secara pasti hal ikhwal fenomena ini. Lagi-lagi petani akan sia-siap gigit jari. Kemana mau mengadu ketika alam yang selama ini kita (manusia) cintai mulai muak, marah, berulah, menyakitkan kita (manusia). Lha, kalian sendiri yang memulai. Kalian yang diam-diam mengabaikan keselarasan hidup yang jutaan tahun kita jalani bersama? Cinta atau rakus?

Jogja 18 Juni 2010

sumber gambar: www.keizel.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...