Minggu, 14 Februari 2010

AT Mahmud dan Tugas Perkembangan Anak Masa Kini

(sebuah catatan iseng seorang guru ANAK PRIMA)

Beberapa waktu lalu, sekelompok murid ANAK PRIMA disibukan dengan latihan beberapa buah lagu yang akan dinyanyikan dalam sebuah perlombaan. Salah satu lagunya adalah Bintang Kejora karya AT. Mahmud, komponis kenamaan yang mungkin dianggap ‘jadul’ untuk zaman sekarang ini. Mungkin benar, saking ‘jadul’nya, beberapa dari kami para guru pun mengakui sangat asing dengan lagu tersebut. Jujur saja, saya malah baru pertama dengar. Singkat cerita, para guru dan anak-anak sangat serius berlatih meski akhirnya kami tak jadi juara. Tak masalah.

Tak jauh harinya dari momen perlombaan itu, saya tak sengaja membaca sebuah artikel di koran Kompas (sayang sekali saya lupa edisi kapan), isinya tentang profil AT. Mahmud.
Ada fakta menarik bagi saya bahwa beliau sendiri sudah menciptakan lebih dari 800 judul lagu yang kebayakan bertema dunia anak (ingatkah dengan lagu Ambilkan Bulan Bu, Paman Datang, Sekuntum Mawar, ). Kita pun tahu ada nama lain seperti Ibu Sud (Naik Delman, Kupu-kupu, lihat kebunku, Burung Kutilang, dll) dan Pak Kasur (dua mata saya, topi saya bundar) yang tak jauh-jauh dari lagu dan dunia anak. Maksud saya adalah lagu yang benar-benar ditujukan untuk anak-anak, mempunyai lirik sederhana dan bercerita tentang dunia yang dekat dengan anak. Semua hal yang setara dengan konsep berpikir anak-anak. Misalnya, alam sekitar, binantang kesayangan, mainan kesukaan, bebungaan, hubungan dengan ayah-ibu-kakak-adik, kasih sayang, dsb. Coba Anda cermati lirik-lirik lagu anak-anak seperti Pelangi, Bintang Kecil, dll. Betapa sederhananya kan? Sesederhana pula konsep berpikir anak-anak itu.

Namun coba Anda merubahnya dengan mencermati lagu-lagu ‘orang dewasa’ masa kini yang (mungkin) sudah dengan fasih dinyanyikan anak-anak kita. Atau akan dengan mudahnya Anda menyalakan televisi dan menemukan bahwa begitu banyak tayangan anak yang sama sekali bukan untuk ‘konsumsi’ anak-anak. IDOLA CILIK di RCTI misalnya.
Anda boleh mencermatinya dan memikirkan apakah lirik lagu ‘orang dewasa’ yang dinyanyikan kontestan itu sesuai dengan usia mereka? Cocok dengan dunia mereka? Sangat mereka pahami maknanya? Oh, come on! Lihat saja anak usia 8 – 9 tahun menyanyikan lagu putus cinta, pengkhianatan sang pacar, selingkuh, cinta segitiga, patah hati, kasmaran? Waaoooow, canggih nian anak-anak zaman sekarang ini yah? Apa dengan usia segitu mereka sudah paham konsep-konsep demikian? Jawabnya, Tentu saja BELUM! Kalau belum kenapa mesti dipaksakan? Toh mereka nantinya juga akan melewati fase pengkhianatan’, ‘cinta segitiga’, ‘selingkuh’, ah, maksud saya fase dewasa.

Dalam psikologi perkembangan manusia, ada namanya ‘tugas perkembangan manusia’, dimana dalam hidup seseorang ada banyak fase mulai dari bertemunya sel sperma dan sel telur hingga kematian seseorang. Setiap tahap atau fase harus dilalui manusia. Dan ibarat anak tangga, normalnya fase-fase tersebut harus dilewati berturut, artinya suksesnya fase C karena sudah melewati fase A dan B, mantapnya fase D karena sudah melampaui fase A, B dan C. Begitu seterusnya. Melampaui yang belum seharusnya dilampaui sama saja dengan memaksa untuk memasang atap padahal fondasinya belum kokoh benar.Cepat, instan tapi gampang hancur berantakan. Begitulah logikanya kita memaknai ‘tugas perkembangan anak yang belum saatnya dibebankan si anak’.

Thanks God! Saya tergolong beruntung lahir di masa saya benar-benar punya idola yang sebenarnya, idola cilik karena benar-benar usianya sepantaran dengan saya. Nyanyiannya pun bukan lagu-lagu orang dewasa tetapi lagu anak-anak. Saya melewati masa kecil bersamaan dengan populernya Melisa, Enno Lerian, Bonda Prakoso, Trio Kwek-kwek, Giovanni, Zaskia, Chikita Meidy dan banyak lagi. Mengenal lirik-lirik sederhana komposer Papa T. Bob misalnya.

Zaman berbeda, selera berubah. Tapi jangan mau terus-terusan selera kita dan anak kita didikte pasar atau produser TV he-he-he...Pilihan ada di tangan kita.


Jogja, 14 Feb 2010
Christian Senda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...