Jumat, 20 Februari 2009

tentang aku, dia dan imajinasi kami!

sore ini aku melihat dia menari dalam gelap (lagi):
dalam sunyi, dalam penat, dalam diam
dia lantas duduk di sebuah kursi yang sudah bengkok
kamarnya pun gelap, dia membuka laptop menulis lantas
menari lagi
dia menarikan kegelisahan dan tawa sekaligus, derita dan
bahagia sekaligus
aku masih mengintipnya
di luar sana langit mendung
hawa panas telah menyerbu relung diamku, mungkin juga sunyinya
dia masih menyendiri di kamar sambil sesekali menatap nanar
ke luar jendela
menembus tirai yang tipis, menembus batas penglihatannya: dia
mungkin sedang melihat gelisah dan tawa yang menyerbu jiwanya
atau mungkin dia sedang berimajinasi bahwa dia sedang memainkan
sebuah peran gila:
menjadi bawang merah dan bawang putih sekaligus
(mungkin saja)
aku tak berani mengintipnya lagi, aku ingin terbang ke langit
aku ingin bertanya pada Tuhan
mengapa dia bisa berubah jiwa dalam sesaat saja?
aku prihatin, karena aku sayang padanya!

(20/2/2009, buat Marchaku, buat imajinasiku dan buat sisi lain dia yang merah-putih, aku hanya mau bilang, aku menyanyangi kehidupan, aku menyayangin kemanusiaan, aku menyenangi penghargaan diri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...