Senin, 16 Februari 2009

pengalamn mengajar...

08.05 WIB: MASUK KELAS

Ini pagi yang dasyat bagi saya. Pertama kali masuk kelas, mengajar, memberikan informasi sekaligus memberikan konseling secara sederhana. Seminggu melakukan praktik lapangan psikologi terapan untuk bidang pendidikan dan industri organisasi di sekolah Anak Prima, belajar memberikan intervensi untuk pengembangan mutu guru sekaligus meberikan informasi pendidikan kesehatan reproduksi: informasi seputar fungsi alat-alat reproduksi. Dan salah satu langkah awal intervensi tersebut adalah melakukan pendekatan kepada para pengajar juga siswa-siwa TK itu sendiri.

Pagi-pagi sekali sudah bertaruh semangat dengan hujan yang lebat menuju lokasi, tepat jam 8 pagi kegiatan belajar mengajar dimulai. Kali ini saya akan ikut bergabung di kelas pendidikan agama/moral, kebetulan saya bergabung ke kelas ‘Nasrani’. Saya dan teman saya (Dian) sudah menyiapkan beberapa bungkus coklat dan pin-pin lucu yang akan kami bagi kepada anak-anak. Saya suka anak-anak karena sudah terbiasa sejak kecil menikmati status sebagai om, pasalnya saya sudah mempunyai keponakan 10 orang keponakan malah dimulai ketika saya masih kelas 3 SD.

Prinsip saya kesempatan tidak datang dua kali, ketika ibu kepala sekolah dan supervisor memberikan saya kesempatan untuk terjun langsung ke dalam kelas, menyatu dengan anak-anak yang cerdas, cepat sekali bergaul dengan orang baru, anak-anak yanga aktif. Inilah anak-anak zaman sekarang yang pintar-pintar, punya banyak kesempatan beserta fasilitas belajar yang sangat memadai, berbeda dengan situasi saat saya TK dulu, semua serba terbatas, apa adanya.

Kali ini kami mengawali dengan bernyanyi dan melakukan games bersama. Seru. Mereka adalah anak-anak yang aktif, tidak pemalu, sangat asertif. Mereka begitu antusias menerima ‘bapak’ guru baru seperti saya (saya malah lucu ketika para guru dan murid-murid disana memanggil saya ‘pak Chris’, geli rasanya he-he-he), mereka begitu antusias ketika mengetahui saya dan seorang teman saya (‘ibu’ Dian he-he) akan mengajarkan beberapa lagu baru. Horeee waktunya dimulai….

Setelah bernyanyi bersama dan bermain, kami lantas melanjutkan dengan berdoa bersama, lantas mendengarkan saya membaca injil dengan menggunakan alat peraga semacam wayang. Ceritanya tetang Yesus yang akan menyebrang danau namun dihadang oleh angin rebut dan kemudian diredakan oleh Yesus. Alat peraganya berupa ‘wayang’ Yesus, kapal, petir-awan dan ombak. Syukur mereka antusias dan cerita berjalan lancar.

Kegiatan terakhir untuk menguji kompetensi motorik halus anak-anak diisi dengan mewarnai gambar Yesus yang sedang dalam sebuah kapal, selanjutnya siswa diminta untuk menggunting gambar awan serta ombak dan menempel di tempat yang tepat. Wah serunya.
Hari ini saya bahagia, paling tidak saya terlatih untuk mengembangkan kompetensi saya sebagai calon psikolog he-he-he…thanks God!


Jogja 13 Februari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...