Rabu, 04 Februari 2009

kisah sarapan sumpah serapah



sabtu pagi aku bangun awal sekali dan mencari kursi goyang lalu aku lapar.
ada roti dalam sebuah kantong plastk hitam, juga sebungkus kopi istan.
hmn, harum berpadu celoteh si buyung. di kursi goyang dan koran pagi: aku kenyang.
senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu lagi, minggu, tiap hari.
meski selalu merasa aneh, kembali lagi aneh, hanya aku senang karena kenyang.
seperti biasa sabtu ini ada mendapat suguhan sarapan basi! sarapan berisi cerita basi
berita basi, perilaku basi, selalu begitu.
tak terhitung radio dan televisiku berteriak saban hari, mengoceh berita basi
tak terbilang koarkoar surat kabar soal berita basi ini. mengulangulang adalah basi
sehingga aku benci yang berulangulang, apalagi jika itu basi.
bukan hanya itu, aku mendengar berita basi ini dimanamana
di jalanan, di halte, di bus, di kantor, di toilet kantor, di kantin
dalam rapat warga, selalu ada katakata basi itu
uhhh, aku muak lagi, basiii!
‘rakyat lapar karena korupsi, rakyat bunuh diri karena korupsi
rakyat tak sekolah karena korupsi, rakyat kesakitan karena korupsi
rakyat mual karena korupsi, rakyat muntah karena korupsi
rakyat berdarah karena korupsi, rakuat bernanah korupsi
rakyat kolaps karena korupsi.
rakyat kelaparan karena korupsi.
hutan gundul dekat dengan korupsi
banjir dekat dengan korupsi.
ketua rt korupsi, kepala sekolah korupsi
kepala desa korupsi, karyawan korupsi, wakil rakyat korupsi,
kepala bank korupsi, kepala kantor korupsi
menteri koruspsi, presiden korupsi, semua korupsi. Negara kita Negara
bernama korupsi! cuiihh!!! setiap hari aku mendapatkan suguhan sarapan basi
beritaberita basi dari manusia rakus berhati basi
aku harus rela sarapan basi lantas mengambil segelas air minum
tak lupa saya berkaca pada air bening itu, menyelami kedalaman nurani
aku, apakah saya si basi itu? apakah aku dekat dengan basi itu?
adakah aku bisa makan sarapan yang tidak basi, sekaligus terbiasa
medengar kata-kata tak basi? membaca berita yang tak basi?
aku bersumpah takakan menjadi manusia basi, melakukan halhal yang basi
aku tak ingin basi, apalagi menjadi basi!

(Yogyakarta, Oktober 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...