Minggu, 18 Januari 2009
KECEWA dan DUA MAWAR dari Maria
Kecewa
:buat dua Maria
aku memilih menghitung nadi di jari-jariku
saat lembut matamu luruh jadi dua petir. aku memintamu
dan kau tolak permintaan itu: izinkan aku menuang
dukaku pada dua cangkirmu
agar bawah sadarku segera memerah, jika itu akan
membuatku kuat, dan cinta kita abadi
jika terjadi: aku akan menciummu seindah petikan gitar
anak petani yang kasmaran
pada bungabunga padi. seindah gadis Rote yang larut dalam
petikan sasando kuning gading
meniupkan lagu percintaan ke deretan lontarlontar jantan.
(aku selalu bermimpi tentang anggrek bulan yang kupetik
dari sudut pipimu)
aku suka itu dan pernah kucoba beratusratus kali hanya padamu.
aku heran dengan sikapmu padaku, kau malah diam tanpa rona.
pernah aku mengirim matahari padamu, tapi tidak kau sambut.
aku lelah
‘aku memilih menghitung denyut nadiku sampai nuraniku mati,
membawa harapku menjauh dari cintamu.
mungkin malam akan memberikan
tawaran menarik bahwa
aku harus menusukmu dengan sejuta benci sampai kita
benarbenar terpisah’
Januari 2009
__________________
Mawar dari Maria
aku menemukan dirimu tersungkur. dalam sekali.
saat sore yang rabun menimpa sisi rumah kita.
tak ada suara, tak ada wajahmu. hanya ada syukur
yang melingkari
bibir dan hatimu. kau sudah jauh sekali menapaki
jalanNya.
tak ada peluh, tak ada duka, hanya ada syukur dan
sujud yang dalam
aku diam, dalam sekali. mencoba berlari mengejar
dia yang lebih diam
aku membaca tulisan disudut jendela yang menguning:
hatinya teriris sembilu
kepalanya penuh duri, namun hatinya tetaplah
salju yang tulus.
aku tertinggal, tak lagi dalam. aku hanya merasa
dia berdoa:
‘salam Maria, penuh rahmat
Tuhan sertamu
terpujilah Engkau, diantara wanita, dan
terpujilah buah tubuhMu Yesus.
Santa Mari Bunda Allah, doakanlah
aku yang berdosa ini, sekarang dan pada saat aku
mati nanti, amin’
dia kembali dalam damai, dengan setangkai
mawar ditangannya.
menangkapku dalam sejuta tanya: hari sudah malam, nak.
mawar ini untukmu, kiriman dari Bunda Maria.
( Januari 2009, buat 'Bapatua' yang menghembuskan kasih,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...