Selasa, 19 Februari 2008

Pesta Asrama dan Bapak Asrama

Suatu tradisi yang positif di Syuradikara, antar siswa Asyur-Trikara atau Komunitas St. Michael pada umumnya. Selalu dinanti semua yang berjiwa muda. Berdansa, menari Ja'i, gawi dan sekian tarian tradisi masyarakat NTT yang rancak dan menguras tenaga tentunya. Tapi dari sinilah kekompakan, semangat persaudaraan selalu merekah berseri bak bunga kembang kertas di Taman sekolah atau rumput yang hijaunya abadi di 'naungan hijau, halaman tengah syuradikara. Mentransfer energi kesejukan setiap hari bagi sekalian awak pencipta pahlawan utama. Semasa saya SMA, pesta menjadi sering karena waktu itu menjelang pesta emas 50 tahun, dan yang lebih mendasar adalah dengan hadirnya Pater John Balan, SVD, yang kemudian menjadi lebih intens acara yang beliau sebut 'rekreasi' indoor alisa di Aula atau out door ke Gunung meja atau ke Pantai Nangalala bareng Trikara.Supaya lebih sopan daripada pesta yang terkesan buang2 duit. rekreasi menjadi ajang untuk bertemu pacar, berdansa, menari bersama pasangan, mengungkap sekian perasaan yang menggunung di hati: cinta para remaja yang haus kasih sayang dan perhatian dari lawan jenis, Suatu proses yang wajar dan berkesan tentunya bagi yang pernah tinggal di Asrama atau bbersekolah di Syuradikara. P. John benar2 memanfaatkan posisinya sebagai bapak asrama untuk memfasilitasi terjadinya setiap acara rekreasi a la anak asrama, Beliau sangat mengerti akan gejolak perasaan anak muda! Meski kadang kebaikan beliau berbanding terbalik dengan 'semangat' beliau untuk menindak tegas para pelanggar peraturan asrama dengan kabel kopleng yang maha dasyat nikmatnya ( sakit!) ketiak berbenturan keras ke betis atau punggung. Padahal bagaimanapun kekerasan atas dasar kebaikan perlu dikaji ulang, seberapa keras. Betapa kita sama2 manusia yang punya akal budi yang wajib digunakan kalau tidak yah dengan terpaksa saya bilang kita bukan manusia lagi. Introspeksi diri, mawas diri, itulah yang penting buat saya, Anda semua. Beliau juga menjadi 'bapa Gaul'nya anak2 Asrama. Sosok yang ceplas-ceplos, terbuka dan terkesan 'nyetrik'. Banyak terima kasih buat beliau karena dimasanya perubahan atau reformasi itu terjadi di Asyur juga Trikara. Asyur menjadi lebih terbuka dengan sesama anggota Komunitas, tidak Ekslusif sendiri, dan sistem kekerasan yang turun2 perlahan di hapus. Tak ada senioritas yang mendehumanisasi tetapi senioritas yang mendamaikan, mendukung satu sama lain, taat peraturan, saling pengertian, terbuka,dan menhasihi satu sama lain. Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Bukankah semangat ini yang coba diretas para pendiri Syuradikara? Semoga Syuradikara menjadi lebih baik. Eratkan terus semangat perastuan dan persaudaran! vIVA sYURADIKARA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...