Selasa, 19 Februari 2008

Menutup Hati ( Sebuah Puisi )

Menutup Hati


Ini salah kita, sobat

Menabur benih dalam setiap sua kita.
Lalu tumbuh bak pucuk-pucuk labu siam
ramai merambat hingga ke hati, ke jantung,
ke otak. Ada di darahmu ,
ada di darahku. Lantas membuat kita terikat,
menjulur dan tergulung bak benag kusut.
Tak ada kejujuran dalam benih yang kita tabur.
Kita marah dalam setiap harap, menunggu dalam
ketidakpastian janji. Benci padahal itu adalah bentuk
hitam dari cinta. Kau menyebutnya Egois, sedang aku
menyebutnya cinta yang salah. Aku selalu was-was
untuk memulai petualang ini, kalau-kalau dunia tahu.
Pasti kan marah! Tiba pada kerelaan yang semu, aku
yang minta maaf. Kau harap itu dariku. Kau berjanji, aku yang menunggu

Kumarah karena kata-katamu lantas ku salahkan
hidup yang mempertemukan nyanyian di antara kita.
Ada apa dengan kita? Aku sakit, kau merasakan betul.
Sungguh kita salah dalam setiap sentuhan, dalam tatapan
yang meracun perasaan. Sobat, ku mau
tutup hati bagimu…ini salah. Demi TUHAN,
ini salah! Meski akan sakit sobat. Darah selalu mengalir membawa rasa
yang terjalin antara kita, akan lama
tuk dihapus….


Yogyakarta, Februari 2008


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...