Kamis, 29 Oktober 2015
Ishack dan Perjalanan Menuju Fantasi
Sabtu malam 24 Oktober 2015 pertama kalinya saya masuk ke dalam teater blackbox Komunita Salihara. Acara Perjalanan Menuju Fantasi akan segera dimulai. Sebuah penampilan baca puisi diiringi musik oleh Jubing Kristianto, sang maestro gitar klasik asal Indonesia. Kawan baik saya dari Dusun Flobamora, Ishack Sonlay akan baca puisi di acara itu. Bunyi gong dua kali menandakan acara segera dimulai. Bung Tony Prabowo semacam floor director untuk acara malam itu nampak sibuk dengan handytalkie di genggaman. Mbak Debra Yatim membuka acara dengan suara lembutnya. Ia mengenakan kebaya dan kain batik, namoak keibuan. Ia lantas mempersilakan Jubing naik ke atas panggung dan memainkan dua nomor lagu, salah satunya Hujan Fantasi, sekumpulan lagu folklor dan lagu masa kanak yang berbicara tentang hujan, misalnya Tik Tik Bunyi Hujan. Pembukaan yang menghipnotis. Berkali-kali menonton Jubing di TV dan Youtube tapi kali pertama menonton live rasanya luar biasa dengan tata panggung dan tata suara dari teater black box Salihara membuat nyaman mata dan telinga. Sehabis memainkan Fantasi Hujan, Jubing berbicara sedikit harapannya bahwa semoga dengan musik yang ia mainkan alam semesta bisa mendatangkan hujan segera. Kita semua tahu bahwa el nino yang panjang kali ini dengan peristiwa pembakaran lahan sawit yang masif di Kalimantan dan Sumantera sungguh memprihatinkan.
Mbak Debra langsung memanggil Ishack naik ke atas panggung dengan perkenalan, 'Penyair dari Timur Indonesia.' Semua hening ketika Ishack dengan suara dan gaya bacanya yang berkarakter mulai membacakan 3 puisinya. Saya tahu betul bahwa kawan saya ini punya kekuatan pada puisi, vokal dan gestur saat membaca. Paket komplit dari seorang penyair, ia bisa menjadi aktor panggung sekaligus ketika membaca atau menyanyikan puisinya. Ada banyak teman penulis, termasuk saya, yang tidak bagus ketika membacakan karya sendiri, tapi Ishack membuktikan dengan caranya sendiri dan membuat ia spesial. Ia sungguh piawai menjiwai karakter puisinya. Sebagai generasi muda penyair NTT, kualitas berkesenian Ishack tentu saja harus diperhitungkan.
Malam yang sukses kawan...
Baca juga: Cerita dari Workshop Menulis Tokoh Bienal Sastra Salihara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...