Senin, 28 September 2015

Hau Kamelin dan Kawan-Kawan Barunya

Terima kasih untuk teman-teman, para pembaca setia cerpen yang saya tulis. Dukungan seperti ini menjadi bagian penting bagi saya untuk terus belajar dan memperbaharui diri agar lebih baik lagi dalam berkarya. Setelah menelurkan Kanuku Leon tahun 2013 saya banyak mendapat masukan kritis dari teman-teman pembaca dan itu saya lakukan di Hau Kamelin dan Tuan Kamlasi. Saya tak mau terjebak di buku pertama, diterima dengan baik setelah itu dilupakan orang. Tentu saja jalan kreatif saya masih panjang. Selamat membac, kawan-kawan...

Tika, teman dari Forum SoE Peduli. Bekerja di LSM Sanggar Suara Perempuan

Bersama kawan-kawan guru di SMP Lentera Kupang

Rusni Tage, dosen Stikes CHMK Kupang

Kak Lia Wetangterah, salah satu penulis buku Memori-Memori Terlarang

Rucita Nandisa Purti, kawan Dusun Flobamra. Sutradara film pendek

kak Martin Liufeto

Adik kelas saya di Syuradikara: Luh Artini

A. Nabil Wibisana, proof reader Hau Kamelin dan Tuan Kamlasi

Bapa Frans W Hebi, budayawan Sumba

Kakak-kaka dosen di STAKN Negeri Kupang

kak Atty Tiro, bidan yang juga suka sastra.

Kawan-kawan saya di Ikatan Alumni Syuradikara, Timor

kak Irma Rasi, senior di Syuradikara

Bersama teman aktifis kaum muda Kupang, Tata Opat

Deztro dan Danny Wetangterah dari Sekolah Musa Kupang

Cerpenis dan guru: Anaci Tnunay

Kawan seangkatan di Syuradikara: Yanto Jemmy dan Elda Kamila

Bersama dokter Mariam, Oma Johannes dan keluarga

Jelly Lausaka, adik kelas di Syuradikara


Kakak dan kawan baik saya: Rosna Bernadetha

Kak Feni Kamlasi

Kawan yang luar biasa, bang Rahun Natusion



Kak Inda Wohangara, kawan di Kupang Bagarak

Kak Sandie Monteiro dari Peace Women Across the Globe

Kak Wenda Radjah, penulis asal Sumba

Sastrawan muda dari Sumba, Diana Timoria


Sastrawan NTT senior, Maria Matildis Banda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...