"Karena kadang keindahan sepatu perempuan berbanding terbalik dengan rasa saat memakainya." Noya Letuna dalam foto Sepatu.
Bagi saya ini langkah yang baik untuk Kupang. Kota yang sudah makin sonde jelas arah pembangunannya. Kota segala macam ruko. Terima kasih untuk kak Jill, owner Forjes, sebuah cafe di tengah kota, tempat anak muda Kupang berkumpul, bukan sekedar ngopi dan bergosip namun turut melahirkan ruang diskusi, ruang utk menampilkan karya musik, sekaligus ruang pameran yang baik.
Saya tahu betul, di Forjes orang-orang muda Kupang kreatif biasanya ngumpul. Pameran foto bertema Parampuan Pung Carita (dari bahasa Melayu Kupang, Perempuan Punya Cerita) digagas oleh Sekolah Musa (multimedia untuk semua) bentukan Danny Wetangterah, dkk. Sebelum pameran sebenarnya sudah ada workshop terlebih dahulu bagi peserta perempuan yg mendaftar.
Tercatat ada 18 perempuan yang akhirnya berkesempatan memamerkan karya fotografinya di Forjes. Saya hadir di hari pertama pameran dengan belum semua karya sudah terpasang karena alasan teknis. Tapi sudah tergambar keragaman cerita yang ingin disampaikan. Saya menduga saja bahwa perempuan-perempuan ini bercerita dari keseharian mereka, rutinitas pekerjaan atau pengalaman liburan mereka.
Inda Wohangara misalnya, menampilkan sudut-sudut indah dari Gili Lawa, kampung Bena dan Danau Kelimutu. Indah pun menyisipkan sepotong cerita, tentang sunrise dan kopi di Kelimutu. No coffee, no sunrise, begitu cara penjaja kopi menarik minat pembeli. Hingga terbentuklah opini tersebut. Menarik! Ada juga nama Rini Anabokay yang banyak memotret perempuan penenun dari Suku Boti.
Ada Eva Toebe dan Irma Aini yang mencoba menerjemahkan unsur feminitas dari binatang dengan menambahkan judul, misalnya, "Orang Utan, mama terhebat dunia." Ada satu foto yang menarik mata saya, hasil karya Ana Bian. Anak perempuan dari kamp pengungsian Noelbaki, begitu keterangan fotonya. Melihat gadis kecil itu saya teringat Sharbat Gula, gadis Afghanistan yg sangat populer setelah foto tentang dirinya yg diambil fotografer National Geographic, Steve McCurry. Mata perempuan kecil dalam foto Ana Bian menyiratkan banyak makna.
Tercatat ada nama lain seperti Helga Ndun, Vista Ratukitu, Lisye Adoe, Noy De Araujo, Yudith Ivony, Freny Mandaru, Erlina Dangu, Maria Mulle, Leli Taolin, Iva Selvia, Helen Rea, Uchi Dessy Natalia, Silviana Maria Oey, dan Melly Hadjo. Dari segi profesi kebanyakan pegawai swasta, kemudian PNS dan dosen. Namun ada juga seorang Bidan (Uchi Natalia).
Ah, lengkapnya, silahkan mampir ke Forjes Cafe. Saya cuma pengamat amatiran yang sangat mengapresiasi ruang-ruang kreatif seperti ini bertumbuh di kota Kupang. Selamat untuk kak Danny, om AP, kak Noya, kak Inda, dan semuanya. Sukses untuk PPC-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...