Rabu, 03 Juli 2013

Maaf Saya Narsis di MIWF 2013

Saat menghadiri sebuah festival, apalagi ini sebuah festival sastra, maka penting juga untu mendokumentasikan diri kita dengan orang-orang yang dikenal luas. Bukan ajang narsis semata, paling tidak ada motivasi bahwa saya pun harus bisa seperti mereka. Kita ambil nilai positifnya ketimbang sibuk dengan penilaian apakah sesi foto bersama idola itu ajang narsis atau bukan. Yaelaaah, Dicky... *pembelaan diri* hahaha... Apapun itu, saya senang bisa berada dekat mereka, mengobrol dan mendengar mereka berbicara tentang banyak hal, dan semua itu menginspirasi saya untuk terus giat menulis. Yang pasti dan perlu digaris bawahi adalah mereka adalah orang-orang sederhana (padahal penulis terkenal) yang sangat baik hati. 


Bersama mbak Okky Madasari, penulis novel Maryam (prosa terbaik Katulistiwa Literary Award 2012). Orangnya cantik dan baik hati...

Bersama penyair legendari, Sapardi Djoko Damono. Sosok yang sangat bertalenta, sederhana dan baik hati. Dengan sabar selalu melayani diskusi, foto bareng atau pun permintaan tandatangan. Tentu kekuatan beliau adalah karena selalu ada istri di samping kemanapun ia pergi
Bersama mas Joko Pinurbo. Awalnya agak sungkan untuk ngobrol, karena orangnya juga pendiaaam. Tapi setelah ngobrol jadinya seru (pintu masuk saya adalah Jogja. Beliau tinggal di Jogja, saya 6 tahun menetap di Jogja). Beliau sangat mengapresiasi penulis dari NTT.
Ini dia penulis nyentrik asal Hungaria, Peter Zilahy. Anda harus membaca novel uniknya, The Last Window of Giraffe yang ditulis dengan gaya berbeda, disusun berdasarkan abjad, seperti sebuah kamus.


Bersama mbak Khairani Barokka, seorang penyair keren. Serba bisa. Paling jago soal poetry slam.

Sosok ini sangat dikenal dalam  sastra Indonesia terkini, M. Aan Mansyur, penyair dan cerpenis asal Makassar. Salah satu sosok dibalik kesuksesan MIWF.
Bersama Luka Lesson, penyair, hip hop artist asal Australia. Pemenang Australian Poetry Slam. Merilis album Please Resist Me tahun 2012.

Bersama Kelly Lee Hickey dan Rm. Amanche di Pulau Lakkang. Kelly adalah seorang penulis, performer, pemenang Asutralian Poetry Slam. Hadir di MIWF dengan proyek Vessel for Stories, yakni sebuah pertunjukan teater-tari antara seniman Darwin dan Makassar, untuk menceritakan ulang kisah hubungan antara nelayan Makassar dengan masyarakat Australia Utara pada masa lalu.

Bersama pak John McGlynn, founder Yayasan Lontar. Beliau yang menerjemahkan dua cerpen saya Gugur Sepe Usapi Sonbai (Dyewood Tree) dan Soleman (Sulaiman).

Bersama mas Agustinus Wibowo, seorang traveler writer, penulis buku Titik Nol. Sosok yang sangat baik hati dan senang berbagi pengalaman.

Mas Aan Mansyur menandatangani buku kumpulan ceritanya Kukila untuk saya...

Rm. Amanche, Pak Sapardi dan istrinya yang baik hati
Bersama kak Olin Monteiro. Aktivis Perempuan, penulis juga (saya pernah membaca puisi-puisinya di Jurnal Perempuan). Seru kalo ngobrol sama kak Olin. Agustus nanti beliau akan ke Timor untuk menyosialisasikan kesehatan reproduksi remaja untuk siswa-siswi di Atambua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...