Rabu, 5 Juni 2013 saya diundang hadir
dalam acara Diskusi Kelompok Terfokus/ FGD yang diselenggarakan Universitas
Nusa Cendana, USAID, Kemitraan dan Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP) di
Hotel On The Rock Kupang. Tema yang dibahas dalam FGD tersebut adalah
Pengembangan Jurnalisme SMS Untuk Pemantauan Partisipatif Warga Terhadap
Pelayanan Publik (Pendidikan, Kesehatan dan Administrasi Kependudukan). Saya
diundang mewakili kelompok jurnalisme pelajar SMPK St. Theresia juga Komunitas
Blogger NTT.
Apa sih Jurnalisme SMS itu?
Ini menarik sebab ini baru di telinga
saya. Pertama kali pernah disinggung oleh kak Noya Letuna dalam sebuah
kesempatan dan akhirnya benar-benar ikut dalam FGD-nya. Jurnalisme SMS itu
sebenarnya bagian dari jurnalisme warga (citizen journalism) dan dalam hal ini
dikenal dengan sebutan citizen report yakni warga masyarakat yang mempraktikkan
kegiatan menulis, melaporkan, mengedit dan mengirimkan gambar, teks, video dan
audio ke pemirsa lainnya dengan media SMS. Jadi pelaku dan pengelola Citizen
report adalah warga masyarakat itu sendiri yang dalam kenyataan sering
terpinggirkan dan terputus dari arus media utama. Jelas bahwa program ini punya
tujuan untuk memajukan aspek-aspek dalam kehidupan berdemokrasi khususnya dalam
kemasyarakatan, seperti kepemilikan saluran komunikasi, partisipasi sipil,
kekuatan untuk membuat pejabat publik untuk transparan dan akuntabel,
aksesibilitas, musyawarah antar warga dalam pengambilan keputusan atau aksi
warga.
Kenapa SMS bukan Internet?
Saat ini semua warga masyarakat dari
kalangan bawah hingga kalangan atas semuanya telah menggunakan HP sebagai
sarana informasi penting dengan harga terjangkau. Apalagi dengan memanfaatkan
fasilitas SMS. Meski saat ini sedang tren penggunaan social media seperti facebook dan twitter namun tetap saja bahwa
SMS jauh lebih mudah dan murah untuk diakses siapapun ketimbang internet.
Lalu bagaimana proses kerja Jurnalisme SMS?
Pertama-tama yang harus kita lakukan
adalah partisipasi secara sukarela. Ini adalah kerja volunteerisme. Artinya
yang dibutuhkan adalah kemauan dan kepedulian kita dalam melihat sebuat
kejadian di lingkungan sekitar dan membagikannya lewat SMS. Dalam hal ini,
warga masyarakat diminta untuk aktif mengawasi dan mengontrol yang terjadi baik
dalam bidang pendidikan, kesehatan, atau administradi kependudukan, misalnya
tentang perencanaan, penyusunan anggaran, dan hasil pelaksanaan pembangunan
daerah.
Jika kita warga masyarakat sudah
mempunya semangat dan kerelaan itu, maka proses selanjutnya adalah aktif dalam
mengamati kejadian di sekitar dan mengirimkannya via SMS kepada server (di
Kupang rencananya akan dikelola oleh Univ. Nusa Cendana dengan nama Warta SMS Undana). Dari server, SMS
kita akan diedit seperlunya atau ditanyakan kembali ke narasumber jika
informasinya masih kurang jelas (standar informasi 5W+IH). Setelah itu pihak
admin Warta SMS Undana akan mengirimkannya ke pelanggan lain (dalam hal ini
warga masyarakat atau pihak pejabat yang terkait atau memiliki kewenangan
sesuai dengan berita SMS tadi).
Sebelumnya server telah berjejaring
dengan kelompok masyarakat, pejabat pemerintahan, media cetak, radio, TV,
institusi pendidikan, kesehatan, pertanian, dll. Sehingga SMS yang nantinya
akan dikirim oleh server dipastikan tepat kepada sasaran.
Contoh Jurnalisme SMS?
081338xxxxxx:
pelayanan di puskesmas fatululi kec. Oebobo kota kupang pada tanggal 5 Juni
2013 terlambat akibat bidan tidak disiplin waktu. Pelayanan harusnya dimulai
jam 8 pagi, namun baru bisa dilaksanakan jam 11 siang. Akibatnya terjadi
penumpukan pasien di luar puskesmas.-WartaSMSUdana-
Bagaimana dengan kerahasiaan pemberi informasi?
Bagaimana dengan dampak hukumnya?
Sekali lagi ketika Anda mengirim
informasi kepada server Warta SMS Undana, pihak admin akan mengedit atau
menanyakan ulang jika informasi kurang lengkap. Dan SMS tersebut akan dikirim
ke pelanggan lainnya tanpa menyertakan nomor hape pemberi informasi melainkan
atas nama Warta SMS Undana.
Terkait dampak hukum, jika informasi
yang kita kirimkan benar-benar akurat, valid atau berbasis fakta yang bisa
dipertanggungjawabkan, pastinya aman.
Bagaimana jika pengirim informasi mendapat tuntutan
hukum?
Program ini punya dasar hukum, yakni UU
Keterbukaan Informasi Publik. Dan selanjutnya juga didukung oleh LBH Pers.
Apakah sudah ada contoh sukses dari program ini?
Ada. Salah satunya adalah RUAI SMS,
sebuah jurnalisme SMS berbasis komunitas yang ada di Kalimantan Barat yang
bekerja sama dengan salah satu media arus utama yakni RUAI TV. Dalam program
ini, terdapat 180 informastion broker yang merupakan warga masyarakat biasa
yang dilatih untuk menghasilkan dan menyebarkan informasi. Mereka menyebut
dirinya jurnalis kampung. Dan program jurnalisme SMS ini terbukti sukses di
Ruai. Warga benar-benar dilibatkan dalam mengontrol dan menginformasikan
tentang perkembangan daerahnya, terutama berkaitan dengan kepentingan publik.
Apa Untungnya Jurnalisme SMS?
Masyarakat bawah bisa saling membagi
informasi. Ada peran aktif dan kontrol dari warga terhadap pelayanan publik
baik dalam bidang pertanian, pendidikan, kesehatan dan administrasi
kependudukan. Kelompok atau komunitas masyarakat dari yang paling kecil sejak
dini dilatih untuk transparan, mengutamakan komunikasi/dialog, serta ikut
mengontrol pembangunan daerahnya. Pihak aparatur pemerintahan pun akan
dikondisikan juga untuk terbuka dan transparan dengan warga masyarakat.
Apa syarat lain sebagai pewarta/Jurnalis SMS?
sumber: exploringthenewmediaworld.blogspot.com |
Sekali lagi, Informasi yang dikirim
adalah informasi kejadian yang dialami langsung, namun jika tidak dialami
langsung paling tidak telah mendapatkan informasi dari pihak lain (referensi
info dari saksi mata) miniml 5-10 orang.
Bagaimana
dengan peluang dan tantangan program Jurnalisme SMS ini?
Dari segi peluang saya rasa ada
peluangnya. Pertama, sudah ada contoh sukses bagaimana warga/komunitas
masyarakat menggunakan fasilitas jurnalisme SMS di berbagai daerah di
Indonesia. Kedua, cara kerja metode ini sebenarnya sudah dilakukan oleh warga
masyarakat selama ini, namun dengan media yang berbeda, misalnya penggunaan
jejaring sosial untuk berbagi informasi atau menyampaikan masukan langsung ke
admin pihak terkait. Artinya bahwa proses belajar dari masyarakat sudah ada,
Cuma perlu lagi untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa ada lho
alternatif baru yang murah dan mudah serta tepat sasaran karena SMS kita akan
dikirim langsung ke pihak terkait bahkan ke nomor HP pejabat bersangkutan. Memang
sih bahwa pada kenyataannya program ini akan dimulai dari lingkup yang paling
kecil, tapi mungkin saja bahwa akan sukses dan punya efek yang lebih besar bagi
kelompok masyarakat yang lebih besar kan?
Program ini sebenarnya juga sudah sukses
di India dan Srilanka sejak tahun 2002.
Jika berbicara tantangan, pastinya ada,
namun akan lebih pasti jika jika menjalankan program ini terlebih dahulu sambil
merasakan langsung kendalanya dan mencari solusi ketimbang kita belum mencoba
namun sudah menyerah duluan dengan tantangan yang kita kira akan ‘mungkin’ kita
alami. Semoga Kota Kupang bisa menjadi pionir dan contoh yang baik di NTT
bagaimana masyarakat dilibatkan secara aktif dalam pembangunan daerah.
****
Acara FDG pagi
itu dipandu oleh 3 orang dosen Komunikasi Undana antara lain pak Piet, Ibu Noya
dan Ibu Monik, juga dihadiri salah satu fasilitator dari LSPP yakni pak Hanif
Suranto. Elemen masyarakat yang diundang hadir cukup beragam antara lain dari
bidang pertukangan di Takari, Guru, pelajar, Forum pemantau pelayanan masyarakat
di Nekamese, kelompok tani, mahasiswa, pengusaha garmen dan bengkel serta
wartawan.
Pada akhirnya
telah muncul kesepakatan bersama untuk melanjutkan program ini dalam kenyataan
di masyarakat. Masing-masing kita punya tanggungjawab untuk mensosialisasikannya
kepada masyarakat kota Kupang. Dan sekali lagi ini adalah kerja volunteer,
kerja sukarela dengan berdasar pada sikap kepedulian kita dalam pembangunan
daerah, maka alangkah baiknya program ini didukung oleh kita semua. Harga SMS
berapa sih untuk sekali kirim berita? SMS hanyalah media. Tapi lebih besar dari
itu adalah dampaknya bagi pembangunan daerah kita, yang didasarkan pada asas
keterbukaan dan kepedulian antar sesama warga masyarakat. Sudah harus menjadi
hak dan kewajiban masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembanguna
daerahnya kan.
Pertanyaannya,
siapkah kita untuk berubah mulai dari sekarang? Siap dooong....
Christian
Dicky Senda, blogger, penikmat sastra, film dan kuliner. Bergiat di komunitas
sastra Dusun Flobamora dan Komunitas Blogger NTT (Flobamora Community), serta
kelompok Jurnalisme Pelajar SMPK St, Theresia Kupang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...