Senin, 10 Juni 2013

Jurnalisme SMS: Saatnya Warga Aktif Memantau Pelayanan Publik


Rabu, 5 Juni 2013 saya diundang hadir dalam acara Diskusi Kelompok Terfokus/ FGD yang diselenggarakan Universitas Nusa Cendana, USAID, Kemitraan dan Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP) di Hotel On The Rock Kupang. Tema yang dibahas dalam FGD tersebut adalah Pengembangan Jurnalisme SMS Untuk Pemantauan Partisipatif Warga Terhadap Pelayanan Publik (Pendidikan, Kesehatan dan Administrasi Kependudukan). Saya diundang mewakili kelompok jurnalisme pelajar SMPK St. Theresia juga Komunitas Blogger NTT.
Apa sih Jurnalisme SMS itu?
Ini menarik sebab ini baru di telinga saya. Pertama kali pernah disinggung oleh kak Noya Letuna dalam sebuah kesempatan dan akhirnya benar-benar ikut dalam FGD-nya. Jurnalisme SMS itu sebenarnya bagian dari jurnalisme warga (citizen journalism) dan dalam hal ini dikenal dengan sebutan citizen report yakni warga masyarakat yang mempraktikkan kegiatan menulis, melaporkan, mengedit dan mengirimkan gambar, teks, video dan audio ke pemirsa lainnya dengan media SMS. Jadi pelaku dan pengelola Citizen report adalah warga masyarakat itu sendiri yang dalam kenyataan sering terpinggirkan dan terputus dari arus media utama. Jelas bahwa program ini punya tujuan untuk memajukan aspek-aspek dalam kehidupan berdemokrasi khususnya dalam kemasyarakatan, seperti kepemilikan saluran komunikasi, partisipasi sipil, kekuatan untuk membuat pejabat publik untuk transparan dan akuntabel, aksesibilitas, musyawarah antar warga dalam pengambilan keputusan atau aksi warga.
Kenapa SMS bukan Internet?
Saat ini semua warga masyarakat dari kalangan bawah hingga kalangan atas semuanya telah menggunakan HP sebagai sarana informasi penting dengan harga terjangkau. Apalagi dengan memanfaatkan fasilitas SMS. Meski saat ini sedang tren penggunaan social media seperti facebook dan twitter namun tetap saja bahwa SMS jauh lebih mudah dan murah untuk diakses siapapun ketimbang internet.
Lalu bagaimana proses kerja Jurnalisme SMS?
Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah partisipasi secara sukarela. Ini adalah kerja volunteerisme. Artinya yang dibutuhkan adalah kemauan dan kepedulian kita dalam melihat sebuat kejadian di lingkungan sekitar dan membagikannya lewat SMS. Dalam hal ini, warga masyarakat diminta untuk aktif mengawasi dan mengontrol yang terjadi baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, atau administradi kependudukan, misalnya tentang perencanaan, penyusunan anggaran, dan hasil pelaksanaan pembangunan daerah.
Jika kita warga masyarakat sudah mempunya semangat dan kerelaan itu, maka proses selanjutnya adalah aktif dalam mengamati kejadian di sekitar dan mengirimkannya via SMS kepada server (di Kupang rencananya akan dikelola oleh Univ. Nusa Cendana dengan nama Warta SMS Undana). Dari server, SMS kita akan diedit seperlunya atau ditanyakan kembali ke narasumber jika informasinya masih kurang jelas (standar informasi 5W+IH). Setelah itu pihak admin Warta SMS Undana akan mengirimkannya ke pelanggan lain (dalam hal ini warga masyarakat atau pihak pejabat yang terkait atau memiliki kewenangan sesuai dengan berita SMS tadi).
Sebelumnya server telah berjejaring dengan kelompok masyarakat, pejabat pemerintahan, media cetak, radio, TV, institusi pendidikan, kesehatan, pertanian, dll. Sehingga SMS yang nantinya akan dikirim oleh server dipastikan tepat kepada sasaran.
Contoh Jurnalisme SMS?
            081338xxxxxx: pelayanan di puskesmas fatululi kec. Oebobo kota kupang pada tanggal 5 Juni 2013 terlambat akibat bidan tidak disiplin waktu. Pelayanan harusnya dimulai jam 8 pagi, namun baru bisa dilaksanakan jam 11 siang. Akibatnya terjadi penumpukan pasien di luar puskesmas.-WartaSMSUdana-
Bagaimana dengan kerahasiaan pemberi informasi? Bagaimana dengan dampak hukumnya?
Sekali lagi ketika Anda mengirim informasi kepada server Warta SMS Undana, pihak admin akan mengedit atau menanyakan ulang jika informasi kurang lengkap. Dan SMS tersebut akan dikirim ke pelanggan lainnya tanpa menyertakan nomor hape pemberi informasi melainkan atas nama Warta SMS Undana.
Terkait dampak hukum, jika informasi yang kita kirimkan benar-benar akurat, valid atau berbasis fakta yang bisa dipertanggungjawabkan, pastinya aman.
Bagaimana jika pengirim informasi mendapat tuntutan hukum?
Program ini punya dasar hukum, yakni UU Keterbukaan Informasi Publik. Dan selanjutnya juga didukung oleh LBH Pers.
Apakah sudah ada contoh sukses dari program ini?
Ada. Salah satunya adalah RUAI SMS, sebuah jurnalisme SMS berbasis komunitas yang ada di Kalimantan Barat yang bekerja sama dengan salah satu media arus utama yakni RUAI TV. Dalam program ini, terdapat 180 informastion broker yang merupakan warga masyarakat biasa yang dilatih untuk menghasilkan dan menyebarkan informasi. Mereka menyebut dirinya jurnalis kampung. Dan program jurnalisme SMS ini terbukti sukses di Ruai. Warga benar-benar dilibatkan dalam mengontrol dan menginformasikan tentang perkembangan daerahnya, terutama berkaitan dengan kepentingan publik. 
Apa Untungnya Jurnalisme SMS?
Masyarakat bawah bisa saling membagi informasi. Ada peran aktif dan kontrol dari warga terhadap pelayanan publik baik dalam bidang pertanian, pendidikan, kesehatan dan administrasi kependudukan. Kelompok atau komunitas masyarakat dari yang paling kecil sejak dini dilatih untuk transparan, mengutamakan komunikasi/dialog, serta ikut mengontrol pembangunan daerahnya. Pihak aparatur pemerintahan pun akan dikondisikan juga untuk terbuka dan transparan dengan warga masyarakat.
Apa syarat lain sebagai pewarta/Jurnalis SMS?
sumber: exploringthenewmediaworld.blogspot.com
Sekali lagi, Informasi yang dikirim adalah informasi kejadian yang dialami langsung, namun jika tidak dialami langsung paling tidak telah mendapatkan informasi dari pihak lain (referensi info dari saksi mata) miniml 5-10 orang.
 Bagaimana dengan peluang dan tantangan program Jurnalisme SMS ini?
Dari segi peluang saya rasa ada peluangnya. Pertama, sudah ada contoh sukses bagaimana warga/komunitas masyarakat menggunakan fasilitas jurnalisme SMS di berbagai daerah di Indonesia. Kedua, cara kerja metode ini sebenarnya sudah dilakukan oleh warga masyarakat selama ini, namun dengan media yang berbeda, misalnya penggunaan jejaring sosial untuk berbagi informasi atau menyampaikan masukan langsung ke admin pihak terkait. Artinya bahwa proses belajar dari masyarakat sudah ada, Cuma perlu lagi untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa ada lho alternatif baru yang murah dan mudah serta tepat sasaran karena SMS kita akan dikirim langsung ke pihak terkait bahkan ke nomor HP pejabat bersangkutan. Memang sih bahwa pada kenyataannya program ini akan dimulai dari lingkup yang paling kecil, tapi mungkin saja bahwa akan sukses dan punya efek yang lebih besar bagi kelompok masyarakat yang lebih besar kan?
Program ini sebenarnya juga sudah sukses di India dan Srilanka sejak tahun 2002.
Jika berbicara tantangan, pastinya ada, namun akan lebih pasti jika jika menjalankan program ini terlebih dahulu sambil merasakan langsung kendalanya dan mencari solusi ketimbang kita belum mencoba namun sudah menyerah duluan dengan tantangan yang kita kira akan ‘mungkin’ kita alami. Semoga Kota Kupang bisa menjadi pionir dan contoh yang baik di NTT bagaimana masyarakat dilibatkan secara aktif dalam pembangunan daerah.

****
Acara FDG pagi itu dipandu oleh 3 orang dosen Komunikasi Undana antara lain pak Piet, Ibu Noya dan Ibu Monik, juga dihadiri salah satu fasilitator dari LSPP yakni pak Hanif Suranto. Elemen masyarakat yang diundang hadir cukup beragam antara lain dari bidang pertukangan di Takari, Guru, pelajar, Forum pemantau pelayanan masyarakat di Nekamese, kelompok tani, mahasiswa, pengusaha garmen dan bengkel serta wartawan.
Pada akhirnya telah muncul kesepakatan bersama untuk melanjutkan program ini dalam kenyataan di masyarakat. Masing-masing kita punya tanggungjawab untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat kota Kupang. Dan sekali lagi ini adalah kerja volunteer, kerja sukarela dengan berdasar pada sikap kepedulian kita dalam pembangunan daerah, maka alangkah baiknya program ini didukung oleh kita semua. Harga SMS berapa sih untuk sekali kirim berita? SMS hanyalah media. Tapi lebih besar dari itu adalah dampaknya bagi pembangunan daerah kita, yang didasarkan pada asas keterbukaan dan kepedulian antar sesama warga masyarakat. Sudah harus menjadi hak dan kewajiban masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembanguna daerahnya kan.
Pertanyaannya, siapkah kita untuk berubah mulai dari sekarang? Siap dooong....

Christian Dicky Senda, blogger, penikmat sastra, film dan kuliner. Bergiat di komunitas sastra Dusun Flobamora dan Komunitas Blogger NTT (Flobamora Community), serta kelompok Jurnalisme Pelajar SMPK St, Theresia Kupang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...