Sabtu, 18 Agustus 2012

Pentingnya Problem Solving (edisi Konseling Remaja)


(Catatan harian konselor SMP St. Theresia Kupang)

Ada yang bilang bahwa masa remaja sebagai usia bermasalah. Mereka mulai ‘berkonflik’ dengan orang tua atau ada yang bilang lebih percaya teman ketimbang orang tua.
Bagi saya setiap periode perkembangan manusia punya masalah sendiri-sendiri, entah itu masa kanak, masa remaja, dewasa atau tua. Masalah yang terjadi pada remaja umumnya karena tidak bisa mereka selesaikan sendiri. Kenapa? Sebab pola asuh di sepanjang periode sebelum remaja (baca: masa kanak-kanak) masalah anak-anak sebagian besar DISELESAIKAN oleh orang tua dan guru-guru sendiri. Tanpa melatih anak untuk ikut menyelesaikan masalahnya atau menemukan yang namanya problem solvingnya sendiri. Sehingga pada saat remaja, umumnya mereka tidak punya keterampilan atau pengalaman untuk menyelesaikan masalah.
sumber: behavioradvisor.com
Disaat yang bersamaan terjadi perubaan pola pikir remaja yang sudah merasa mandiri, sehingga mereka ingin menyelesaikan masalahnya sendiri dan menolak bantuan orang tua dan guru.
Saya jadi ingat dengan perkataan Bu Eunike Tarigan, seorang psikolog di Jogja ketika saya menjadi asistennya saat mendampingi konseling orang tua murid sebuah sekolah (PG, TK dan SD).
Menurut Bu Eunike, “Kuncinya memang ada di masa kanak-kanak. Kalau sudah berhasil membentuk dan mematangkan emosi, kognisi dan psikomotorik di masa kanak, maka saat remaja nanti orang tua tidak akan kesulitan lagi. Jadi jangan ada istilah ortu abai atau lalai mendampingi masa kanak-kanak putra-putrinya karena alasan pekerjaan! Karena uang yang kita peroleh tak akan membayar atau menggantikan apapun, apalagi ketika anak telah remaja.”
Dan ketika kini saya akhirnya berkesempatan bekerja di lingkungan remaja, akhirnya saya menemukan sendiri logika-logika yang saling berkaitan antara situasi saat saya bekerja dulu dengan situasi sekarang. Saya menemukan jawaban atas apa yang pernah saya, Bu Eunike, Bu Wahyu dari Anak Prima atau kawan-kawan guru Anak Prima di Jogja buat dulu ketika menjadi guru PAUD, TK atau SD Alam.
Ini yang kemudian menjadi dasar saya ketika menjadi konselor remaja SMP, melatih apa yang belum atau pernah tapi sedikit tentang bagaimana mereka menyelesaikan setiap masalahnya dengan bijaksana. Mereka perlu mengenal diri mereka, gejolak-gejolak atau reaksi-reaksi psikologis yang umumnya timbul di rentang usia mereka, remaja awal, 12-15 tahun. Bagaimana mereka mengelola/ merespon setiap gejolak atau reaksi tadi. Kemampuan problem solving! Ahaa….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...