(Catatan harian konselor SMP St. Theresia Kupang)
Ada yang bilang
bahwa masa remaja sebagai usia bermasalah. Mereka mulai ‘berkonflik’ dengan
orang tua atau ada yang bilang lebih percaya teman ketimbang orang tua.
Bagi saya setiap
periode perkembangan manusia punya masalah sendiri-sendiri, entah itu masa
kanak, masa remaja, dewasa atau tua. Masalah yang terjadi pada remaja umumnya
karena tidak bisa mereka selesaikan sendiri. Kenapa? Sebab pola asuh di
sepanjang periode sebelum remaja (baca: masa kanak-kanak) masalah anak-anak
sebagian besar DISELESAIKAN oleh orang tua dan guru-guru sendiri. Tanpa melatih
anak untuk ikut menyelesaikan masalahnya atau menemukan yang namanya problem
solvingnya sendiri. Sehingga pada saat remaja, umumnya mereka tidak punya keterampilan
atau pengalaman untuk menyelesaikan masalah.
sumber: behavioradvisor.com |
Disaat yang
bersamaan terjadi perubaan pola pikir remaja yang sudah merasa mandiri,
sehingga mereka ingin menyelesaikan masalahnya sendiri dan menolak bantuan
orang tua dan guru.
Saya jadi ingat
dengan perkataan Bu Eunike Tarigan, seorang psikolog di Jogja ketika saya
menjadi asistennya saat mendampingi konseling orang tua murid sebuah sekolah
(PG, TK dan SD).
Menurut Bu
Eunike, “Kuncinya memang ada di masa kanak-kanak. Kalau sudah berhasil membentuk
dan mematangkan emosi, kognisi dan psikomotorik di masa kanak, maka saat remaja
nanti orang tua tidak akan kesulitan lagi. Jadi jangan ada istilah ortu abai
atau lalai mendampingi masa kanak-kanak putra-putrinya karena alasan pekerjaan!
Karena uang yang kita peroleh tak akan membayar atau menggantikan apapun,
apalagi ketika anak telah remaja.”
Dan ketika kini
saya akhirnya berkesempatan bekerja di lingkungan remaja, akhirnya saya
menemukan sendiri logika-logika yang saling berkaitan antara situasi saat saya
bekerja dulu dengan situasi sekarang. Saya menemukan jawaban atas apa yang
pernah saya, Bu Eunike, Bu Wahyu dari Anak Prima atau kawan-kawan guru Anak
Prima di Jogja buat dulu ketika menjadi guru PAUD, TK atau SD Alam.
Ini yang
kemudian menjadi dasar saya ketika menjadi konselor remaja SMP, melatih apa
yang belum atau pernah tapi sedikit tentang bagaimana mereka menyelesaikan
setiap masalahnya dengan bijaksana. Mereka perlu mengenal diri mereka,
gejolak-gejolak atau reaksi-reaksi psikologis yang umumnya timbul di rentang
usia mereka, remaja awal, 12-15 tahun. Bagaimana mereka mengelola/ merespon
setiap gejolak atau reaksi tadi. Kemampuan problem solving! Ahaa….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...