Senin, 02 Juli 2012

Tips dan Trik Mengirim Cerpen Ke Kompas (Kultwit Putu Fajar Arcana)



  1. Perhatikan soal bahasa. Secara gramatika benar, mengandung kesegaran, dan diolah (bila perlu) dengan unsur-unsur puitika yang menawan
  2. Sebaiknya bahasa juga mampu mengantarkan imajinasi pembaca kepada sesuatu di luar teks. Menggali narasi-narasi yang bisa memperkaya teks
  3. Terbuka terhadap eksplorasi berbagai pendekatan. Realis hanya salah satu dari gaya yang diperhatikan. Cerita absurd atau solilokui juga dapat tempat.
  4. Unsur-unsur seperti logika, konsistensi, kecermatan, karakterisasi, dan etika penggunaan bahasa serta kejujuran sangat jadi penentu
  5. Silakan melakukan eksplorasi tema. Lebih diperhatikan cerita yang menggali tema-tema unik dan spesifik dengan point of view yang menawan
  6. Sebaiknya kirim 1-2 cerpen dalam sebulan, tapi benar-benar hasil pertarungan yang dahsyat.Tak perlu over-produktif, kadang jadi miskin eksplorasi
  7. Penulis pemula tak perlu khawatir, semua dapat tempat. Editor mmbaca cerpen yang diinput ke basket kompas minggu secara berurutan sesuai antrean.
  8. Para editor Kompas akan sangat terkesan pada pembukaan cerpen yang memikat, yang berhasil memancing untuk terus membacanya
  9. Tarikan yang memikat antara lain ditandai dengan penggunaan bahasa yang segar, penuh inovasi, tidak klise, dan tentu harus dengan ejaan yang baik dan benar
  10. Tarikan pertama sangat penting bagi cerpen koran, karena akan menentukan pembaca terus atau beralih ke tulisan lain
  11. Cerpen-cerpen Kompas tak dibatasi dalam tema tertentu. Penulis dibiarkan bebas merengkuh imajinasi dengan penekanan pada originalitas
  12. Bahasa yang segar, penuh imajinasi dan inovasi, akan sangat menentukan. Editor beranggapan itulah penemuan pertama seorang penulis
  13. Cerpen Kompas tidak diarahkan untk membentuk selera tertentu. Bahwa kami punya selera pribadi sudah tentu. Itulah yang diminimalisir dengan kriteria cerpen Kompas.
  14. Karya yang masuk nyatanya mengarah pada tema-tema seputar masyarakat urban. Sudah jarang yang menggarap kampung atau desa sebagaimana dulu Kuntowijoyo.
  15. Yang menarik cerpen yang diterima editor sebgian besar cerpen-cerpn solilokui, tokoh-tokoh yang lebih banyak berkisah tentang jiwa dalamnya sendiri
  16. Solilokui bisa dibaca sebagai makin minimnya persentuhan sosial antarmanusia, sehingga potensi-potensi cerita hanya digali berdasarkan persepsi personal
  17. Itu pulalah sebabnya cerpen-cerpen kontemporer seperti "antiplot".  Jarang kita temui cerpen-cerpen dengan plot kuat seperti karya Umar Kayam atau Hamsad Rangkuti.
  18. Nah kira-kira itulah tips kecil yang bisa jadi patokan sebelum menulis dan mengirim cerpen ke Kompas. Silakan kirim ke opini@kompas.com cc: can@kompas.com

6 komentar:

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...