Sabtu, 29 Oktober 2011

Nenek Oyang


: Amimah Rajimin

Aku mengenalmu sebagai nenek oyang
Simbah
Eyang putri
Si mungil yang pandai memasak dan meracik obat                                                                                                  
Bertangan dingin yang dimulai dari mimpi tentang sebuah wasiat perutusan
Untuk memuluskan jalan orok-orok ke dunia

Lagi-lagi aku mengenangmu malam ini lewat sebingkai foto
Yang dipasang ibu didinding kamar:
Tentang masa lalu kita yang hangat
Tentang menulis buku hidup kita masing-masing
Yang selembarnya berisi nyanyian gereja
dari buku Kidung Jemaat yang kau minta aku lantunkan
Sampai-sampai semuanya kuhapal mati hingga kelak di SMA mereka mengira aku ini
Agamaku Protestan padahal Katolik 
he-he-he-he...

Kukira di lembaran lain kerap tertulis:
‘kau dan suamimu paling suka sama sosok keluarga Cendana.
Kau suka sekali menatap wajah mesra pak Harto dan Bu Tien
Hal yang kadang membuatku kewalahan hingga mencapai titik malas
Untuk sekedar berulang-ulang menceritakan momen-momen yang tertulis
Dalam majalah tersebut. Padahal itu hanya berita bahwa mereka sekeluarga
 sedang merayakan ultah pak Harto di Bali.
Seringnya kebiasaan kita itu dilakukan disela kegemaran ba’i oyang
Bercerita tentang agresi militer belanda juga tentang lagu keroncong tenggara kesukaannya
Dan ia pun mengagumi sosok pak Harto
Tentang nenek oyang dan minyak angin hijau tua yang menyengat
Dan tentang suaminya yang rambutnya selalu rapi terpapar minyak Tancho lengket hijau
Itu semua kuingat jelas karena seringnya kami tidur bertiga

Dipagi buta nenek oyang sudah bangun lalu bersibuk ria di dapur
Darinya kupelajari berbagai jenis jamu-jamuan, bikin kerupuk singkong
Bikin thiwul dari tepung singkong kering dan gula merah
Bikin istaroop sejenis sirup cocopandan buatan sendiri
Pernah karena Embun Mollo sangat dingin
Nenek oyang mencoba kembali merokok
Dan aku yang paling uring-uringan karenanya
Esoknya, hari minggu kami tak pergi gereja
‘bikin saja thiwul’ kata nenek oyang
ojo lali, jam sepuluh minum beras kencur, biar makanmu lahap
Sudah kayak anak busung lapar saja koe iki...”

Tiba tiba ada yang memanggil
Katanya,
‘ada salah satu warga masjid yang akan melahirkan,
Minta bantuannya nenek oyang...’

Pagi-pagi saja
Orok-orok selalu suka tanganmu
Batinku

Benar saja

‘bapa mau minum istroop ko?’ tanyanya sebelum pergi
‘sonde mau’

Embun Mollo, September 2011 


 istroop: sirup gula rasa frambozen 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...