: Amimah Rajimin
Aku mengenalmu sebagai nenek oyang
Simbah
Eyang putri
Si mungil yang
pandai memasak dan meracik obat
Bertangan dingin yang dimulai dari mimpi
tentang sebuah wasiat perutusan
Untuk memuluskan jalan orok-orok ke dunia
Lagi-lagi aku mengenangmu malam ini lewat
sebingkai foto
Yang dipasang ibu didinding kamar:
Tentang masa lalu kita yang hangat
Tentang menulis buku hidup kita masing-masing
Yang selembarnya berisi nyanyian gereja
dari buku Kidung Jemaat yang kau minta aku lantunkan
Sampai-sampai semuanya kuhapal mati hingga
kelak di SMA mereka mengira aku ini
Agamaku Protestan padahal Katolik
he-he-he-he...
Kukira di lembaran lain kerap tertulis:
‘kau dan suamimu paling suka sama sosok
keluarga Cendana.
Kau suka sekali menatap wajah mesra pak Harto
dan Bu Tien
Hal yang kadang membuatku kewalahan hingga
mencapai titik malas
Untuk sekedar berulang-ulang menceritakan
momen-momen yang tertulis
Dalam majalah tersebut. Padahal itu hanya
berita bahwa mereka sekeluarga
sedang
merayakan ultah pak Harto di Bali.
Seringnya kebiasaan kita itu dilakukan disela
kegemaran ba’i oyang
Bercerita tentang agresi militer belanda juga
tentang lagu keroncong tenggara kesukaannya
Dan ia pun mengagumi sosok pak Harto
Tentang nenek oyang dan minyak angin hijau tua
yang menyengat
Dan tentang suaminya yang rambutnya selalu
rapi terpapar minyak Tancho lengket hijau
Itu semua kuingat jelas karena seringnya kami
tidur bertiga
Dipagi buta nenek oyang sudah bangun lalu
bersibuk ria di dapur
Darinya kupelajari berbagai jenis jamu-jamuan,
bikin kerupuk singkong
Bikin thiwul dari tepung singkong kering dan
gula merah
Bikin istaroop sejenis sirup cocopandan buatan
sendiri
Pernah karena Embun Mollo sangat dingin
Nenek oyang mencoba kembali merokok
Dan aku yang paling uring-uringan karenanya
Esoknya, hari minggu kami tak pergi gereja
‘bikin saja thiwul’ kata nenek oyang
‘ojo
lali, jam sepuluh minum beras kencur, biar makanmu lahap
Sudah kayak anak busung lapar saja koe iki...”
Tiba tiba ada yang memanggil
Katanya,
‘ada salah satu warga masjid yang akan
melahirkan,
Minta bantuannya nenek oyang...’
Pagi-pagi saja
Orok-orok selalu suka tanganmu
Batinku
Benar saja
‘bapa mau minum istroop ko?’ tanyanya sebelum
pergi
‘sonde mau’
Embun
Mollo, September 2011
istroop: sirup gula rasa frambozen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...