Rabu, 30 Juni 2010

#alay part 1

menurut kamus gaul 2010, ababil adalah anak baru gede labil dan alay artinya anak lebay. Lebay sendiri adalah bentuk gaul dari kata lebih, berlebihan, too much! Sesuatu yg berlebihan bagi kembayakan orang bikin eneg, muak, bikin mual dan hendak muntah. Saya mungkin bukan abege lagi, tapi jika krn berikut ini saya bisa dikatakan 'labil', mungkin saja ada benarnya. Dan jika karena yang berikut ini juga saya dikatakan 'alay', mungkin ada benarnya. Semua mungkin, seperti halnya ketika saya berkemungkinan memenangkan sebuah undian dengan voucher foto gratis di sebuah studio foto keren di Jogja. Dan ketika saya melewati batas kemungkinan itu, maka yang terjadi adalah berulang-ulang saya gugup di sebuah ruang putih dengan sorot lampu yang panas. Saking gugupnya, bukan saja prosesnya yang berulang, saya bahkan lupa nama mas fotografernya (yg membuat saya geli -dalam hati- dengan saran gayanya: eskyen cool dengan tangan kiri memegang kerah jaket xixixix).


Butuh satu jam untuk menunaikan tugas dadakan saya, menghabiskan 12 voucher gratis ini. Puji Tuhan untuk kebaikannya. Saya yakin, mo dikata ababil atau alay, semua itu juga anugerah Tuhan. Lantas? Bereksistensilah, kata Maslow. Maka, sayapun bereksis ria. Sambil terus berbisik dalam hati: Thanks God..thanks God...tuang Allah Bae...Puji Tuhan...ini berkat kasihMu...(saya melakukan itu sepanjang hari, sampai saya tidur.
terus berdoa dan bersyukur atas berkat berlimpah dariNya. berharap esok ada duren runtuh lainnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...