Jumat, 12 Maret 2010

Pelajaran Moral

Suatu saat saya pernah mendengar cerita dari seorang sukses yang baik hati, katanya, ‘saya menyesal, akhirnya menemukan jawabannya sendiri ketika sudah banyak waktu yang saya habiskan dengan mengajarkan ke anak saya banyak hal sia-sia’.

Dia melanjutkan ceritanya, dulu dia dan istrinya datang dari kalangan biasa, pernah merasakan hidup susah, memulai dari bawah, dengan merayap pula. Susah pokoknya. Perlu waktu lama untuk mendapatkan buah yang manis, masa-masa sukses mereka, hidup mapan, kadang berlebih-lebihan. Mereka punya dua anak yang beranjak remaja.

Suatu saat mereka sepakat dengan prinsip: ‘biarlah dulu kita yang hidup susah tapi jangan anak kita kini untuk hidup susah.’ Prinsip inilah yang mendorong pola didik yang permisif bagi kedua anaknya. Apa-apa serba dibolehkan, serba dituruti, yah, karena anggapan atau prinsip tadi. Hal itu berjalan lama, sepanjang usia anak-anak mereka (tercatat hingga remaja kini).

Hingga pada suatu waktu, belum lama ini, mereka berdua menemukan sendiri jawabanya kenapa prinsip dan pola didik mereka ke anak-anak bisa dikatakan SALAH. Katanya, dalam obrolan dengan seorang Psikolog, mereka mendapat insight.

Kata sang psikolog, ‘sah-sah saja jika kita sebagai orang tua punya tanggungjawab untuk mensejahterakan anak-anak, karena titipan Tuhan. Tapi mereka perlu juga dilatih untuk mandiri, diberi kesempatan memilih tapi juga sekalian dengan pengertian konsekuensi dan pertanggungjawabannya. Anda berdua bisa sukses justru karena sudah melewatkan pahit dan getirnya hidup karena ada banyak pelajaran hidup didalamnya. Bagaimana dengan anak-anak Anda ketika hingga sekarang tidak dilatih, diberi kesempatan untuk merasa kecewa, diberikan berusaha keras dulu untuk mencapai tujuan, bahwasannya segala sesuatu harus diperoleh dengan usaha, ketelitian, dan keseriusan? Logikanya sederhana saja, jika Anda merasa bahwa kesuksesan Anda karena sudah melewati proses hidup yang rumit, yang sudah banyak memberikan arti bagi kesuksesan Anda sedangkan disisi lain Anda sendiri tidak memberikan kesempatan itu untuk anak-anak Anda? Bisa dibayangkan kondisi anak-anak Anda kedepan? Jika tidak dipersiapkan sejak dini, dimulai dari lingkup keluarga sebagai bagian dari seleksi alam mereka.’

Saya baru saja diberi cerita pengalaman hidup yang dahsyat dari dua pasangan suami istri yang hebat, beruntung bagi mereka karena mendapatkan pencerahan baru disaat yang tepat ketika masih ada banyak waktu untuk dikoreksi, dirubah. Terima kasih untuk ilmunya bung!


Jogja, 12 Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...