Rabu, 10 Februari 2010

GARUDA DI DADA ARMANI

Trims untuk ARMANI yang sudah membangunkan tidur panjang kaumku
Trims untuk ARMANI yang sedikit sudah membukakan mata wargaku (dan semoga tak menutup matanya lagi)
Trims untuk ARMANI yang sudah menyadarkan saya, Oh yah, saya punya GARUDA
Lebih dari itu trims untuk ARMANI, saya ternyata punya GARUDA PANCASILA!!
Trims ARMANI, mungkin dengan kasus ini, Eko Patrio dan Inggrid Kansil yang anggota DPR itu tak melupakan lagi sila-sila PANCASILA di dada GARUDA, ketika ditodong John Pantau...
Trims untuk ARMANI yang membuat saya ingat. Yang membuat saya tak pikun lagi. Yang membuat saya sadar. Yang membuat saya kaget, sadar, ingat, bangkit, bangun tidur, berdiri, percaya dan yakin: SAYA PUNYA GARUDA, saya punya PANCASILA…

GARUDA adalah PANCASILA, PANCASILA adalah GARUDA,
Dan GARUDA yang ada di baju ARMANI membuat saya bangun dan sadar dari tidur panjang saya, kelupaan (dan pura-pura lupa) saya, ketidaksadaran (atau keengganan untuk sadar?).
Trims buat ARMANI yang membuat saya tahu, saya ini warga negara Indonesia, saya punya lambang negara bernama burung garuda, GARUDA PANCASILA!

Saya dan kaum saya bahkan bangun dan berteriak. Bereaksi keras, bilang kalau kau salah! Kau pencuri ide. Kau pelanggar hak cipta. Okelah kalau begitu. Tapi jika menilik ke si pemilik GARUDA itu sendiri, ke diri saya, kaum saya dan sesama warga saya, apa diri kita sudah begitu sempurna? Atau malah kita benar-benar sudah lupa padanya, pada GARUDA dan sejatinya sudah ingin pindah ke lain hati. Reaksi kita ini hanya sekedar keLATAHan kita yang sok mengingatkan diri bahwa kita merasa memiliki (meski nyatanya sudah memudar cintanya). Bahkan memaksa. Dan kita benar-benar lupa untuk mencintai GARUDA, memiliki GARUDA, memberlakukan 5 panji-panji di tubuh GARUDA sebagai sesuatu kewajiban cinta kita pada negeri! Meski nyatanya itu NOL besar!

Percayalah kita mungkin selamanya akan menjadi warga pengecut dan pengingkar jatidiri Bangsa. Pengingkar cita-cita mulia awal berdirinya negeri ini…

Apa sih salah ARMANI ketimbang salah dan dosa kita membiarkan GARUDA dan PANCASILAnya carut marut di negerinya sendiri? Atau kita adalah manusia egois yang menelantarkan burung GARUDA kita, membiarkannya terbang, pergi jauh, terlunta-lunta tapi terus kita memaksakan diri bahwa burung GARUDA itu milik kita! Kita benar-benar egois!


Trims untuk ARMANI yang sudah membangunkan saya dari tidur dan amnesia saya, meski mungkin besok saya akan tidur lagi dan melupakan jatidiri saya dan akan terbangun lagi jika ARMANI-ARMANI lain mengusik kesejatian saya, meski sebenya saya adalah sang PENGKHIANAT SEJATI BANGSA INI!

Untuk kesekian kali mungkin ini bukti kalau cinta saya hanya dibibir saja…


Jogja, 27 Januari 201

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...