Sabtu, 09 Januari 2010

Pencopet

Ini ini cerita tentang pengalaman dicopet saat dalam perjalanan merayakan Natal di kampung halaman. Pengalaman kehilangan HP, barang yang lama kelamaan makin terasa sebagai barang yang begitu pentingnya sehingga tanpanya hidup terasa mundur jauh-jauh ke masa silam. Cerita berawal ketika saya yang menumpang bus dari Jogja ke Surabaya akan turun di terminal bus antar kota. Saya lupa namanya, Bungurasih kah? Sepuluh menit sebelum masuk terminal, kakak saya masih menelpon dan menanyakan kabar perjalanan liburan saya. Saya pun masih sempat mengupdate status di Twitter dan Facebook via Plurk. Bahkan layar Plurk pun belum sempat saya tutup namun karena sudah harus turun bus makan saya hanya menaruh HP ke saku jaket saya, saku sebelah kanan, lalu turun dari bus. Entah kenapa waktu itu pikiran saya sudah terbagi-bagi (yang sudah saya rasakan berhari-hari sebelumnya. Efek orang yang akan pulang rumah?). Bahkan saya juga lupa jika saya sudah berada di Surabaya, di terminal, di daerah yang rawan kriminalitas. Saya lupa, saya sebenarnya sudah tidak di Jogja lagi. Di Kota yang selama empat tahun saya tinggali, saya selalu merasa aman bepergian, belum pernah sekalipun menjadi korban kriminalitas. Dan saya merasa di Jogja, sama sekali tingkah laku kita tidak terlalu menjadi bagian yang perlu diwaspadai orang yang ingin berbuat jahat. Atau karena orang Jogja jarang bertindak ceroboh? Saya selalu merasa aman dalam bepergian, sehingga memegang HP di bus kota atau menaruh HP di kantong dalam suasanan ramai tidak menjadi hal yang menakutan bagi saya karena kemungkinan besar akan dicopet. Tidak sama sekali.
Mungkin itulah kenapa pikiran saya yang buyar/tidak waspada ditambah kelupaan saya bahwa kini saya bukan lagi di Jogja, ditambah rasa capek setelah melaju dengan bus di tengah malam buta, ditambah juga kerawanan kota Surabaya yang kata teman2 saya paling rawan kecopetan, maka jadilah saya yang mungkin terlalu bodoh dan tolol pagi itu. Yang lupa untuk waspada.
Saya bisa menduga HP saya tidak tertinggal di Bus. Itu pasti. Saya juga ingat saat hendak turun tangan kanan saya masih sempat bersentuhan dengan HP di saku. Dan saya pun masih ingat dengan ulah para sopir taksi liar di terminal yang datang mengerubuti saya (sekitar 8-an orang!). Kenapa saya bilang taksi liar? Karena pakaian mereka sama sekali berseragam namun urak-urakan, tak rapi. Kedua, untuk sampai naik ke taksi, saya harus melewati sekian tangan calo yang mengoper saya kesana kemarin. Bahkan orang terakhir yang mengantar saya ke dalam taksi yang saya kira adalah benar-benar sang sopir taksi ternyata juga adalah calo yang hanya mengoper saya ke sopir beneran. Dan saya menduga HP saya diambil mereka saat mengerubuti saya, menawarkan jasa taksi. Mereka berebutan penumpang seolah datang dari variasi taksi, namun ternyata saya salah. Taksi ereka sejenis, sekompolatan dan mungkin saling kompak untuk kerja dan persamaan visi untuk motif mencuri mereka. Ah, saya kena deh! Kena tipu! Kena copet.
Mungkin juga pasgi itu saya terlalu terburu-buru ke Bandara dan asal mengiyakan permintaan sang calo tadi. Saya menduga mereka sejenis dan sekomplotan karena gaya dan perilaku mereka sama/kompak (si bapak taksi bercerita dia orang Madura), sekomlotan teman mereka yang lain juga yang saya lihat berada di sekitar parkiran taksi sejenis yang hampir semua bukan taksi resmi. Mobilnya pun tua-tua. Dan gak ada AC-nya lagi! Apes deh gue pagi itu! Lucunya dugaan-dugaan diatas baru saya reka ulang ketika saya sudah mendekati bandara dan merasa kalau HP saya hilang. Dalam hati saya mengumpat dasar Madura! Maaf, terlalu sukuisme, namanya juga lagi kesal.

Hasil dari kejadian ini, saya tak dapat menghubungi keluarga untuk menjemput di bandara di Kupang dan saya kehilangan kontak dengan semua relasi baik saya. Termasuk juga gak bisa lagi ngePlurk, Facebookan dan Twitteran lewat HP mungil kebanggan saya itu. Ahhh…..semoga menjadi pelajaran berharga buat saya kedepan, juga buat semua yang membaca tulisan saya ini. Hati-hati deh kalau tiba-tiba di tempat keramainan anda dikerubuti orang2 baru, bisa jadi ada lusifer yang ikut nimbrung dinatara rombongan itu dan membuat kacau! MENCURI barang-barang anda. Setan memang ada dimana-mana, termasuk juga ada di terminal Bungurasih Surabaya.

2 komentar:

  1. lu sonde puas na kontak katong lewat FB tanesab Viktor dan Tri Buce

    BalasHapus
  2. lu sonde puas na kontak katong lewat FB tanesab Viktor dan Tri Buce

    BalasHapus

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...