Minggu, 20 Desember 2009

Tentang Gladiol dan Anggrek Hutan


Tentang Gladiol dan anggrek hutan: bayanganku sampai ke kampung
Sampai ke cerita tentang perjalanan di musim hujan diawal Desember menuju Batu Tua
Ketika kami ingin merayakan misa syukur bersama masyarakat setempat. Kakakku seorang pastur muda waktu itu ingin melayani umat di kampung Batu Tua.
kabut di pegunungan Mollo, Timor.


Tentang gladiol dan anggrek hutan: bayanganku sampai pada batas awal ketika mobil kami menembus kawat pekat. Waktu sore dengan jalanan licin yang berkelok. Kami ke utara, menuju kaki gunung yang perkasa. Melewati hutan. Semakin damai.

Tentang gladiol dan angrek hutan: Puji Tuhan, pohon kasuari dan ampupu tumbuh subur disana. Hijau coklat batangnya, bergizi. Kata orang, kakatua Timor biasanya bernyanyi di puncak sana. Ayo, kita kesana. Bawa mobilnya.

Tentang galdiol dan angrek hutan: aku sedang tak bisa berkata-kata. Aku sedang dibumi. Batu Tua yang permai dengan jalanan berbatu, sedang setia memeluk kabut, memangku hujan. Meredam gelisah. Hijau. Deret gladiol oranye berbaris rapi mengantar perjalanan kami berkilo-kilo meter ke utara, ke puncak penuh pohon kasuari berbatang hijau-coklat bergizi. Di Musim penghujan Anggrek hutan ungu bisanya sedang memintal kecantikannya. Awas, kau bisa jatuh cinta!

Tentang gladiol dan angrek hutan: aku hanya ingin berjalan terus ke utara sendiri atau bersama-sama. Bayanganku. Ke puncak, ke batas kabut, ke bibir gerimis, berharap ada seribu kejutan alam Batu Tua menyapaku.

'kata Mama, pergilah saat hujan jika kau ingin tahu wujud surga yang damai'


Mollo Utara, Januari 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...