Sabtu, 05 Desember 2009

Lebih Dari Sekedar Berenang

Menulis. Apa pentingnya menulis bagimu? Entah kenapa saat menulis ini saya hanya punya kesempatan berpikir tentang ini sebagai pikiran awal. Kehabisan ide mungkin. Tapi apapun itu saya harus menulis. Menulis apa saja. Yah sudah saya akan menulis tentang aktivitas saya. Oya, saya harus menjawab dulu pertanyaan saya sendiri, saya menulis-akan terus menulis dan itu penting karena hanya dengan menulis saya dapat membagi cerita saya kepada Anda, tidak dengan berkata saja, karena rata-rata Anda-anda sangat jauh dari saya. Penting yang lain adalah dengan menulis minimal saya dapat mengurangi sedikit beban pikiran yang berkecamuk dan pantas untuk dikeluarkan, ditulis, dibagi. Mungkin itu dulu jawaban saya.

Saya terkesan dengan pengalaman berenang bersama anak-anak sekolah tempat saya bekerja dua hari belakangan ini. Berenang. Kids Fun Water Park. Jangan berpikir dulu bahwa saya jago berenang. Saya sama sekali tak bisa renang, maka mungkin aktiviitas saya tidak dikatakan berenang tetapi bermain air bersama anak-anak sekolah tempat saya bekerja. Bahkan ada murid-murid saya yang bisa berenang bahkan di usia playgroupnya! Tapi saya tak perlu malu. Setiap manusia dilahirkan dengan kebisaan-kebisaanya sendiri. Dengan lingkungan dan pengalaman berbeda yang membentuk seseorang menjadi seperti apa. Artinya ada alasan bagi saya untuk membela diri bahwa ada perbedaan waktu, lingkungan, generasi dan era yang membuat kita berbeda-beda.

Apapun itu selama kegiatan 2 hari itu saya benar-benar menikmatinya, sampai-sampai itu mematahkan keraguan saya sendiri bahwa saya yang sedang sedikit pilek mungkin akan tersiksa sehabis renang pertama bahkan. Meski nyatanya pilek saya ‘baik-baik’ saja. Maksudnya masih pilek tetapi tidak berlebihan karena habis bermain air.

Berada bersama anak-anak tentunya punya sensasi sendiri-sendiri. Bahkan untuk satu hal ini: hidup dengan simpelnya, dengan jujur dan polosnya. Bermain, bergurau, segalanya dengan ciri khas anak-anak. Polos. Saya suka itu. Apalagi berhadapan dengan macam anak mulai dari yang egosentris pangkat dua hingga yang nice, dari yang ngeyelan hingga yang patuh, dari yang kritis hingga yang suka bermanja-manja. Dari yang ceria hingga yang aktif gak bisa diam barang semenit. Tapi itulah, semua hal diperankan dengan begitu polos. Dan saya pun harus berperan dengan SABAR! Dengan BIJAKSANA, dengan NICE pula. Okelah, saya bukan guru idola, saya masih belajar menjadi guru mereka, teman bermain dan berbagi mereka, saya masih belajar, tapi tak berlebihan jika sudah lebih dari 6 bulan bersama mereka, saya makin merasa diri saya KAYA, berisi karena mereka. Pribadi saya sedikit lebih matang karena kepolosan mereka. Semua itu alamiah jika kalian pun ada bersama mereka. Sehingga pada akhirnya yang ada adalah ‘LUAPAKAN JIKA KAU TAK BISA RENANG’ karena yang mereka butuhkan bukan guru yang bisa renang, ada kompensasi untuk itu, karena mereka paham kamupun masih belajar, tapi yang penting mungkin bagi mereka adalah anda mau menjadi pembimbing mereka, mau menjadi teman mereka, mau menjadi pendengar mereka, mau menjadi tempat dimana segala hal berkaitan dengan emosional dan aspek-aspek psikologis lainnya bisa mereka penuhi, dari lingkungan, dari orang dewasa, dari kita.

Oh, Tuhan, saya mau berterima kasih untuk pengalaman yang kaya ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...