Minggu, 08 November 2009

Surat Cinta Sang Konselor

Hari rabu. Langit Jogja masih terik. November kini belum seutuhnya mendatangkan hujan bagi yang kegerahan seperti saya ini. Heran sama diri sendiri, dikasih panas, jadinya kenapasan dan minta hujan. Ketika hujan datang, terlalu basah, becek, dan cepat-cepat berdoa agar hujan reda, matahari keluarlah, panas saja! Susah manusia seperti saya ini.

Panas tak berarti keceriaan pudar. Di selasar, anak-anak ramai bermain. Ini jam istirahat. Berebutan sepeda. Berlarian. Memanjat. Bermain pasir. Riuh khas anak-anak.

Tiba-tiba segerombolan anak-anak perempuan datang memecah lamunan saya. ‘Paaaakk Sendaaaaa, sini tak bisikin’, kata Diyah lantang. Sedang teman-teman lainnya tertawa cengegesan, malu-malu tapi pengen. Pengen bilang sesuatu.
‘ada apa Diyah??’ jawab saya dengan sepenuh senyuman.
‘ini lho Pak. Aku punya sesuatu. Pak Senda boleh baca tapi setelah itu jangan bilang siapa-siapa yah…’ bisiknya setengah keras.

‘…oya?? Ada apa emang?’ tanya saya sedikit bingung bercampur kaget.
‘ada surat cinta dari Achaaa….’ Katanya keras sambil memasukan secarik kertas warna ungu ke kantong hem saya lantas berlalu dengan tertawa. Mereka semua tertawa lalu pergi.

Saya membuka carikan kertas ungu itu dan membaca. Tulisan yang cukup rapi dan tertata baik untuk ukuran anak TK. ‘pak Senda love Acha’. (dengan gambar hati segala).

Seolah dejavu. Diwaktu yang hampir persis, saat istirahat, 7 bulan lalu, saat masih awal-awal training juga pernah mendapatkan ‘duren runtuh’ (jiaaaahhhh ckckckc) yang sama. Oleh anak yang sama pula, Acha.

Lima menit berlalu dan ternyata masih ada banyak hal yang sama terjadi. Banyak surat masuk ke kantong baju saya. ‘pak senda love bu lulu’, ‘pak senda love bunga’, ‘pak senda love bu eli’….weleh-weleh.

Saya kemudian iseng menghampiri gerombolan anak-anak perempuan tadi, Acha, cs, dan bertanya, ‘emangnya apa sih artinya love?
‘love itu untuk orang pacaran pak…’ kata Bunga.
‘emangnya pacaran itu apa menurut Bunga?’ tanya saya
‘Pacaran itu si cowok suka sama si cewek trus pacaran…’. Bunga mencoba menekankan ‘suka’ dengan membenturkan kedua kumpulan jari-jarinya.
‘trus emangnya anak-anak sudah boleh pacaran yah…’ tanya saya
‘belum boleh…’ jawab Diyah
‘trus anak-anak boleh suka gak sama teman cowoknya. Misalnya Bunga suka sama Uno…Acha suka sama David….’ Tanya saya. (Uno dan David adalah teman bermainnya Bunga dan Diyah, red)
‘boleh…’ kata Bunga
‘kenapa….’ Tanya saya lagi.
‘kan namanya teman, jadi boleh sukaaa…’ jawab Bunga malu-malu.

Kebetulan David lewat dan saya memanggil David untuk bergabung.
‘David coba baca ini…’ pinta saya sambil menyodorkan kerta ungu tadi.
‘P-a-a-k…Se-nda…l-o-ve…Bungaaaaa….’bacanya cukup lancar.
‘David tahu gak artinya love?’ tanya saya
‘itu yang orang pacaran yah…?’ David balik bertanya.
‘oh, menurut David, love itu artinya orang pacaran yah…? Lanjut saya.
‘…iya…’ jawabnya singkat.
‘emangnya apa sih pacaran itu?’ selidik saya.
‘cowok suka sama cewek’ jawabnya
‘sukanya gimana…’ tanya saya
‘aaa….’ Tanpa kata yang jelas. Masih bingung.
‘yah sudah. Kalo begitu David tadi bilang pacaran itu cowok suka sama cewek. David suka gak sama Bunga?
Katanya, ‘suka…’
‘kenapa suka?,’ tanya saya
‘karena Bunga temanku…’

‘oke…berarti jawabannya sama. Pacaran itu artinya suka sama temannya. Boleh suka sama temannya, sayang sama temannya. Karena kalau kita suka dan sayang sama semua teman kita pasti nanti kalau main gak rebut-rebutan, gak marah-marahan, gak pukul-pukulan, karena kita suka dan sayang sama teman kita. Setuju gak?

‘setujuuuu…’ jawab mereka serempak.
‘tapi….ada tapinya, kalo pacaran itu cocoknya buat orang-orang gede, kayak Pak Senda, pak Agung, Bu Lulu, dll. Pak Senda boleh pacaran sama bu Lulu karena Pak senda sama bu Lulu udah gede, karena bu Lulu baik, suka bantuin pak Senda, gak pernah marah-marahan sama pak Senda.
Kalo buat anak-anak cocoknya dibilang berteman aja yang paling bagus. David suka berteman sama Bunga karena David sayang dan baik sama Bunga. David mau main sama Bunga. Diyah itu temannya Uno karena Diyah itu suka dan baik sama Uno. Heski suka berteman sama Icha karena Icha itu baik sama semua teman-temannya, sayang sama teman-temannya, suka berbagi makanan sama teman-temannya, gak rebutan mainan…
Gitu yah, setuju semuaaaaa???
‘Setujuuuuu….’

Konseling singkat berakhir. 4 carik kertas aneka warna saya masukan kembali ke kantong baju saya. Hmm, ulah naka-anak kadang bikin geli dan bikin susah juga. Susah dalam artian dalam menjelaskan ke mereka. Tidak mudah bagi orang dewasa untuk menyelami dunia anak, berbicara dengan mereka seolah kita adalah juga anak-anak, teman sebaya mereka. Karena itu penggunaan bahasa yang sederhana penting sekali bagi orang dewasa yang dekat dengan anak, guru anak, konselor, psikolog, ayah dan ibu.

Dunia anak itu menyenangkan ternyata. Selalu bikin senyum tiap hari. Makin awet muda doooong he he he


Jogja, 8 November 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...