Selasa, 03 November 2009

Yang Bilang 'Cicak vs Buaya' = Anjing??

OMG, saya baru tahu diri kalau sore ini saya begitu ketinggalan berita. Maklum setelah pindah kos saya tak lagi 'punya' televisi dan tak bisa nonton tivi (plus belum mampu beli tivi). Baru tadi sore numpang nonton tv di mall, mata baru kebuka: hei, nonton berita itu penting, baca koran apalagi...

Saya bahkan gak tahu kalau tema di negara tercinta ini adalah soal : CICAK DAN BUAYA. Baru tahu yah saat tadi sore nyasar di Galeria untuk mengejar es pisang ijo andalan saya.

Cicak. Buaya. Tak sepadan. Cicak bisanya makan nyamuk, gak bisa makan daging kayak buaya dan buaya ogah makan nyamuk!(karena buaya dan nyamuk sudah main mata). Cicak dan Buaya, yang konon katanya keluar dari mulut seorang perwira polisi? Kasihan Cicak yah.

Cicak dan Buaya yang membuat orang-orang seperti ama Butet Kertaredjasa (juga saya yang sok ikut-ikutan, sok bener), berteriak 'ASU', ajing....bukan saja untuk oknum yang melahirkan istilah cicak dan ajing, tapi lebih dari itu, turut serta dan berusaha membuat kerdil kekuatan cicak, bahkan ada usaha untuk membasmi cicak-cicak dari tembok rumah dan loteng. Pelakunya adalah yang merasa diri buaya, anjing herder, anjing yang selama ini dipercaya tuan rumah untuk menjaga keamanan dan ketertiban rumah (bersama cicak yang diberi tugas untuk menangkap nyamuk-nyamuk nakal). Mungkin benar jika mulut herder sudah disumpal bertumpuk-tumpuk duit. Herder yang bisa jadi buaya sekaligus! dan jika cicak adalah ancaman maka cicakpun harus ikut dibasmi. Lantas tuan rumah akan percaya pada siapa? pada cicak, pada herder berkulit buaya? asu tenan. pancen asu!

Jogja, 3 November 2009
(foto oleh Blontank Poer)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...