Selasa, 08 September 2009

Suciwati: ''Bangsa Ini Terlalu Bodoh!''

'.....Bangsa ini terlalu bodoh karena membiarkan seorang Munir pergi dengan sia-sia' kata Suciwati dengan terbata-bata namun tajam kepada Andy Noya.
Sebelumnya ada kalimat, 'Jika Tuhan mengijinkan, saya siap berganti posisi dengannya (Munir, red).

Dua kalimat yang menohok nurani saya, dalam sekali, di malam Sabtu lalu.

MUNIR

MUNIR SAID THALIB


Seorang yang kematiannya tidak saya ketahui. Saya terlalu muda dan polos sebagai anak daerah waktu itu di Ende - Flores untuk tahu banyak hal tentang politik atau HAM di Ibu Kota sana. Saya baru tahu setahun setelah kematiannya, ketika status saya sudah menjadi mahasiswa. Karena waktu itu, rasa kehilangan dan ruh 'melanjutkan semangat Munir' masih kuat dikalangan teman-teman Fisipol UGM waktu itu.

MUNIR. Pahlawan HAM sejati, kata orang.

Pahlawan yang terlalu belia untuk mati, disaat Bangsa ini sedang carut marut dan sekarat karena ulah bejat oknum-oknum penguasa yang memanfaatkan keberkuasaan mereka untuk menindas orang lain. Dan Munir mungkin adalah salah satu PENAWAR untuk kesakitan dan carut marut itu. Sayang si RACUN ternyata teralu kuat untuk membunuh seorang PENAWAR yang humanis seperti MUNIR ini.

Munir, yang akhirnya jadi pahlawan yang mati muda disaat misinya belum benar-benar tuntas.

Sayang. Malang. Bangsa yang malang. 'Sebegitu bodoh', benarkah demkian?

Sebegitu banyakkah pencuri dan binatang buas di negeri ini? Sebegitu kuatya pengaruh mereka hingga ke orde kekuasaan terkini? Dimana mereka bersembunyi? Kuasakah kita membaca dan menyingkap jejak busuk itu berada?

Entahlah. Tapi mungkin saja bisa.

Ketidaktuntasan penanganan kasus kematian MUNIR adalah isyarat bahwa kekuasaan yang ada sekarang ini pun belum bisa jadi PENAWAR buat rakyat yang tertindas, yang malang, atau hal-hal yang lebih besar dari kematian Munir itu sendiri!

Sungguh Bangsa ini sedang sakit?

Siapa lagi yang mau jadi PENAWAR HATI PUTIH seperti MUNIR buat Bangsa ini?



Jogja, 7 September 2009, 5 TAHUN SUDAH sang Penawar itu pergi sudah...


(gambar dari: http://wakhakak.files.wordpress.com/2009/04/tshirt-munir-31.jpg)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...