Selasa, 11 Agustus 2009

Merantau: Film Laga Indonesia Terbaik yang pernah ada!!

Merantau.
sudakah/pernahkah anda merantau? Pergi jauh untuk bersekolah atau bekerja dalam jangka waktu yang lama dan tak pasti kapan kembalinya?

Saya mengira merantau hanyalah merantau biasa, pergi mewujudkan mimpi jadi kenyataan, namun akan terasa lebih nilainya MERANTAU dari kacamata orang Minang. Saya baru tahu dengan tradisi itu. Sederhana memang tetapi bernilai tinggi. Tak hanya pergi, tapi berjalan dengan hati yang cerah, nilai luhur di genggaman: saya pergi agar saya ada, saya pergi agar saya kuat bertumbuh, saya pergi dengan nilai dan budi luhur - berbuat baik.

Saya beruntung karena seminggu ini jadwal konseling kosong, artinya saya bebas berkeliaran sesuka hati sehabis jam kantor (biasanya harus lembur karena menjadi asisten konselor). Dan berkeliarannya saya hari ini adalah ke bioskop 21 untuk nonton film Merantau. Film yang saya (dan teman saya Yoshi) gagal nonton saat tayang perdana karena kesalahan info.

alasan saya untuk tidak melewatkan film ini karena:

1. Ada Christine Hakim. Saya selalu percaya bahwa kehadirannya membawa citarasa berbeda dan jaminan kualitas perfilman tanah air.


2. Sang sutradara adalah orang Inggris, orang luar, yang tak dipungkiri adalah juga jaminan mutu.

3. Saya adalah penikmat film Indonesia, terkhusus buat mereka-mereka sineas Indonesia yang punya misi mulia semacam Riri, Mira, Garin, Joko anwar atau Aria kusumadewa dan sedikit sineas kita yang hadir dengan citarasa yang gak malu-maluin. Sineas kelas kancut yang bisanya buat film horor basi dan komedi esek-esek kagak jelas itu pastinya bukan termasuk dalam golongan ini. Artinya, tak ada alasan bagi saya untuk menonton film-film Indonesia berjenis aneh-aneh itu. Sedikit pengecualian film horor: Macabre yang sebentar lagi akan tayang!

4. adalah latar belakang ceritanya. Saya akan mati-matian mengapresiasi film-film Indonesia yang berlatar budaya asli Indonesia. Bukankah kita ini kaya saudara? bukankah kekayaan itu tak akan pernah habis untuk diangkat ke medium film? Silat itu indah. Dan silat itu kekayaan kita! Mulailah mencintai kekyaan sendiri sebelum MALINGSIA eh salah Malaysia mencurinya...

Pada akhirnya ketika saya duduk di kursi D 16, yang saya nikmati adalah:

- Merantau yang datar di awal tapi makin mencuat taringnya di tengah dan akhir...

- Merantau yang didalamnya Christine Hakim bermain baik (setelah juga spektakuler di film Jamilah dan sang Presiden). I love her so much. Ada
Iko Uwais si pendatang baru yang saya kira jejak rekamnya akan sesukses 'kedatangan' Nicolas Saputra dulu...itupun jika Iko benar2 mau menekuni dunia film. Dia sudah punya modal, tampan jago silat pula. Saya iri.

- Merantau yang bagi saya (notabene saya adalah penikmat film amatiran) secara TEKNIS baik. Untuk ukuran atau standar Holywood mungkin biasa, standar. Tapi untuk ukuran Indonesia: ini pencapaian yang bagus. Aih, saya lebay? Bukannya secara subjektif semua orang bebas menilai kan? Tapi tetap ini penilaian amatiran so maklumlah.... hahahaeee....

TEKNIS maksud saya: Editing, sinematografi-tata kamera-pergerakan kamera. visualnya juga bagus. soudnya pas. Pokoknya secara teknis mantab makanya tidak menghasilkan film laga yang ecek-ecek. Dan bahwa ada nama besar sang sutradara: G.H. Evans. (dan juga PEMAIN ASING Mad Koudal juga Laurent Buson juga direct of photography Matt Flannery).

- Merantau kembali menguatkan saya bahwa bangsa kita ini terlalu kaya akan kebudayaan, alam, dsb yang mantab untuk diangkat ke layar film. Tinggal kita saja mau kreatif atau tidak. Jika G.H Evans sudah memulainya dengan bagus, saya rasa ini menjadi inspirasi juga buat sineas-sineas Indonesia untuk berlomba-lomba membuat film-film bermutu, bukan film-film kelas kacang goreng, karena sungguh saya bosan melihat Dewi Perssik jadi hantu mulu, atau melihat Jupe atau Andy Soraya berpakaian minim tapi dengan otak kosong bahkan FATAL: KUALITAS AKTING MERAYAP!!!!!


Mau jadi apa kita nantinya?


Mari merantau, mari menggali ide, mari berkarya, mari berbuat dengan hati, dengan kreatifitas....


(sambil menunggu tanggal 13 Agustus: Film Merah Putih tayang! ada sejulah nama besar Hollywood dibalik layar lho atau November nanti ketika film Macabre akan diputar, film yang barusan pulang membawa piala best actrees untuk Daanish dari Pucheon film fest di Korea...maju terus perfilman Indonesia!)


Jogja, 10 Agustus 2009, Christian Iker Senda untuk http://www.iker-anaktimor.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...