Senin, 18 Mei 2009

Ketemu Teman Lama, Hari Tanpa Homofobia hingga Keraguan di Doubt The Movie

Hari minggu yang menyenangkan. Pagi-pagi saya bangun, mandi dan menuju Gloria Amanda Hotel di kawasan Sosrowijayan-Malioboro. Saya sedang kangen. Kangen sekali ingin bertemu teman lama. Anggi Ibi Riti. Wah rasanya bahagia sekali. Dari hotel kami berdua sempat menuju Malioboro Mall, ke ATM lantas membeli sekilo manisan buah. Traktiranlah. Kebetulan kemarin barusan gajian he-he. Kami bercerita banyak. Eh, ketemu lagi sama Olga alumni Syuradikara yang lain. Kami bertiga berfoto bersama. Lantas mereka bersiap untuk menuju ke bus yang akan membawanya ke Prambanan.
Bahagia rasanya hari ini.
Banyak teman ternyata tiada ruginya. Tiba-tiba saja ada sesosok manis lewat didepan kami, lantas tanpa malu-malu langsung menyodorkan tangannya-mengajak berkenalan. Senyum dengan deretan gigi berbehel Nampak menawan untuk pagi Jogja yang kian memanas ini. ‘saya Nonny..kamu?’ Ahh, bergetar juga kalbu ini. Dia manis kata saya ke Anggi. Dia juga berani. Saya menyukai perempuan yang terbuka dan to the point. Nilai plus selain cantik bisik saya dalam hati.
‘dia orang Toraja yang lama di Kupang,’ lanjut Anggi. Pantasan manis he-he. Penasaran bagi saya adalah membiarkan hati yang menggerakan mata untuk mencari setaip titik unsur kimia dari objek amatan, dalam rupa curi-curi pandang. Ahh.
Bus pun melaju pergi meninggalakan saya dalam sejuta rasa penasaran juga rindu pada teman lama saya ini, saking inginnya mengobrol panjang lebar. Teringat kata-kata Anggi tadi, ‘perjalanan yang membosankan. Semua penghuni bus asyik membentuk kelompoknya sendiri-sendiri. Tidak seru. Saya bahkan lebih menikmati saat-saat kebersamaan ketika dulu di SMA, ketimbang disini, saat ini atau saat saya kuliah!’ kata Anggi panjang lebar. Kata kuncinya adalah Syuradikara. Ini sudah kesekian kalinya saya mendapati bukan diri saya saja yang mengakui iklim kebersamaan-kekeluargaan-kekompakan yang terjalin selama menjadi warga Syuradikara itu.
Saya dalam perjalanan pulang ke kos ketika kebangkitan memori lama soal Syuradikara terputus oleh bunyi SMS masuk. Dari Anggi. ‘Thanks, kawan, sudah mau ketemu beta. Salam e buat semua teman-teman (Syuradikara di Jogja)’. Saya membalas ‘terima kasih juga. hari ini saya senang sekali. hati-hati di jalan. GBU’. SMS balasan masuk lagi, ‘eh, ada yang minta nomor HP lu, Nonny yang tadi kenalan ma lu..’. Aihh, bagai gayung bersambut. ‘boleh banget’, jawab saya.
Hati saya makin berbunga sambil terus membayangkan senyuman cewek manis tadi. Jogja cerah yah. Saya menuju ke depan redaksi Koran Kedaulatan Rakyat, seperti biasa membeli Koran Kompas. Di bangku taman hijau di depannya saya langsung membuka halaman Parodi asuhan Samuel Mulia juga halaman khusus kartunnya Beny and Mice. Ketiga tokoh ini selalu menjadi inspirasi saya dalam melihat dan memaknai hidup dengan apa adanya.
Saya belum selesai membaca parodi bung Samuel ketika di depan saya, di jalan Mangkubumi, sedang ada aksi teatrikal dengan tulisan-tulisan besar ‘Lesbian, Gay, Biseksual dan Transeksual juga Manusia!’ Oh, ternyata hari ini adalah hari tanpa Homofobia sedunia. Sayang bahwa mereka yang terlibat dalam acara itu menutup mukanya dengan topeng. Sungguh butuh perjuangan keras untuk membuka diri dengan ‘keunikan’ yang mereka miliki di tengah masyarakt kita yang begitu tradisionilnya dalam hal konsep gender.
Saya harus pulang kembali ke kost karena perut yang lapar ini. Kembali ke ruang privat saya yang nyaman itu, dimana hari minggu adalah waktu terbaik untuk memuaskan diri dengan aneka DVD film-film berkualitas! Saya memang harus pulang untuk menyelesaikan Doubt the Movie. Saya menontonnya dan mengakui untuk kesekian kalinya akan kualitas acting ibu Meryl Streep.
Memerankan suster Aloysius yang galak, keras kepala dan nyebelin. Jengkelin abis deh. Pesan moralnya jelas, keraguan hanya akan membuat kita mudah terjebak dalam gossip, menciptakan kabar burung, yah karena ragu itu. Sama sekali tidak beralasan atau berdasar. Fatal lagi kalau itu dilanjutkan dengan sebuah keyakinan bahwa dirinya paling benar, tak ada gossip. So, kalau masih ragu dengan suatu berita mendingan gak usah dipercaya dulu, gak usah disebarkan ke orang lain dulu, kroscek dulu, cari tahu dulu, cari jawabannya, barulah bertindak.
Sama halnya ketika saya harus tidak boleh ragu-ragu untuk pergi ke gereja sorenya, karena kenyataanya sudah 3 minggu ini saya absen ke gereja. Saya pun tak boleh ragu untuk minta ampun sama Tuhan karena dalam banyak hal saya masih sering mengecewakan beliau ketimbang membuat beliau bangga/bahagia. Saya bahkan sering menjadi seperti suster Aloysius yang bisa begitu percayanya pada sesuatu hal yang sebenarnya masih diragukan kebenarannya. Akhirnya saya juga tak luput dari gossip sana, gossip sini.
Ahh. Saya harus tidur karena fisik saya sudah lelah. Besok anak-anak terkasih sudah menanti saya di sekolah dengan sejuta senyum dan cerita seru…

Jogja, 17 Mei 2009, di Hari tanpa Homofobia sedunia, semoga kita pun tidak terlampau ragu apalagi gusar dengan kondisi sekitar bahwa ada banyak saudara kita kaum LGBT, yang adalah manusia sama seperti kita, yang masih kita batasi hak hidupnya hanya karena kita berbeda dengan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...