Selasa, 28 April 2009

Me, Earth Day and Knowing the Movie

Ahh, puji Tuhan akhirnya saya berkesempatan menonton film ini, setelah sebelumnya banyak teman-teman di lokasi magang yang heboh membicarakan film yang satu ini. Entah kenapa yah kok belakangan ini film-film bergenre sci-fi banyak diproduksi yah, terutama yang berhubungan dengan kiamat, global warming, dsb. Ramuan yang enak buat ditonton, menghibur sekaligus menambah ilmu pengetahuan. Sama halnya ketika saya menonton Knowing ini,

sedikit tahu tentang fisika dewasa ini. Saya bahkan bersyukur saya menonton film ini tepat di hari Bumi Sedunia, tanggal 22 April, yang secara kebetulan film ini membahas tentang masa perjalanan bumi dan isinya dari masa ke masa menuju ke ‘akhir’ masanya. Ahh, membicarakan ini memang tidak ada habisnya.

Lumayan menegangkan, terutama disaat adegan kecelakaan pesawat dan kecelakaan kereta bawah tanah. Seorang penonton di samping saya berseloroh, ‘ini dia yang bikin gue males naik pesawat terbang….’ Dalam hati saya berujar, ‘iya juga sih’. Sejenak saya berpikir, yah film ini sudah mengingatkan saya soal peristiwa-peristiwa tragedi kemanusiaan di negeri ini, yang bagi saya tidak kalah ‘hebohnya’ dengan yang digambarkan di Knowing. Soal kecelakaan pesawatnya hingga bangkainya tak terselami, air bahnya (tsunami), kebakaran hutan, Banjir bandang, tanah longsor, dsb. Kita bahkan mungkin sudah sering merasakan kiamat-kiamat kecil disekeliling kita akhir-akhir ini.

Akting Nicolas Cage keren. Sosok ilmuwan yang meragukanNya. Lantas berkesimpulan bahwa ilmu pengetahuan pada akhirnya sampai kepada sebuah keterbatasan, tinggal selebihnya hanya misteriNya yang mampu menjawabinya. Ahh, saya bahkan teringat nama kitab Yehezkiel dan Korintus yang sempat disebutkan.

Saya pulang ke kost dan langsung membuka kita suci, membuka kitab Yehezkiel pasal 1, tentang ‘Nabi yang melihat Kemuliaan Tuhan’, saya baru tahu bahwa keempat sosok misterius dalam Knowing tak lain adalah sosok-sosok yang juga tertulis dalam Kitab Yehezkiel, tubuh yang mengkilap seperti tembaga yang baru digosok, bersayap tampak dibawahnya tangan manusia..’ (bdk Yehezkiel 1: 1-28).

Saya kira momen yang bagus, tepat di hari Bumi, saya menonton sesuatu yang coba mengaitkan antara kehidupan manusia, penghuni Bumi dari masa ke masa, dari yang melibatkan proses tanpa arti dan tanpa sebab yang jelas hingga yang jelas sekalipun yang sudah dicermati kalangan ilmuwan selama ini, soal masa dimana aka nada reaksi besar di matahari yang berdampak buruk bagi bumi.

Saya kira bahwa segala proses yang terjadi dalam kehidupan ini pasti ada jaring laba-laba hukum sebab akibat, satu hal menyebabkan hal lain, menyebabkaan hal berikutnya dan seterusnya, hingga yang terjadi bahwa bumi kini mengalami ketidakseimbangan yang kian parah, dan ini sama
sekali mengganggu kelangsungan hidup penghuninya.

Pada akhirnya saya disadarkan untuk tidak terlambat untuk melakukan hal sekecil apapun demi merubah sesuatu termasuk merubah jalan hidup saya agar sekiranya akan kembali padaNya suatu saat ketika saya sudah harus benar-benar datang padaNya, seperti halnya keterlambatan Nicolas Cage untuk mengakui kebesaranNya, meski akhirnya semua terbalas dengan perbuatan baiknya menyelamatkan banyak nyawa, sehingga dia pun dengan lega membiarkan dirinya pergi dalam pelukan ayah, ibu dan saudarinya, ketika bumi ini benar-benar hancur lebur. Kapan itu waktunya yang pasti tidak ada kata terlambat untuk merubah diri menjadi lebih baik…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...