Rabu, 11 Februari 2009

me and my self: sebuah penggalan refleksi hidup

(Prolog: ini adalah pengalaman batin saya, refleksi hidup saya, bahwa sayapun bisa ragu dan percaya yang menjadikan saya manusia. Semoga bisa jadi insprirasi buat anda!)
Tiba-tiba saja saya mengingat kembali perkataan kakak laki-laki sulung saya, teman curhat, teman diskusi, teman berbagi rasa, inspirator saya, begini intinya begini, ‘dari saudara berdelapan, kaulah yang mendapat porsi talenta (dan kesempatan) yang mungkin lebih banyak dari kami saudara-saudaramu, so pergunakanlah berkah Tuhan itu dengan sebaik-baik, dengan sebijaksana mungkin.’
*
Saya kaget, saya jadi berpikir panjang. Betapa keeogisan saya yang kokoh selama ini dibanting kuat-kuat, betapa bodohnya saya selama ini tidak mau sadar dengan potensi diri saya sendiri, betapa mengeluh adalah keseharian saya, betapa keraguan dan sikap main-main adalah kebisaan saya. Memang saya membuthkan cermin dari orang lain untuk bisa dengan tuntas melihat diri saya, lebih dan kurangnya saya.
**
Saya malah ingat perumpamaan Tuhan bahwa barangsiapa yang mendapat talenta lebih banyak maka dari dialah akan banyak dituntut. Dituntut untuk memberi, mengasihi, mempergunakan talenta itu untuk banyak orang. Maka hati kecil saya kian tertantang untuk memberikan kebisaan saya, membrikan apa yang saya mampu kepada semua orang yang membutuhkannya. Untuk itu saya memang harus sabar, rendah hati dan pemaaf. Tantangan buat saya! Semoga.
***
(Epolog: saya mesti menandaskan bahwa saya ini manusia: saya juga punya kekurangan, saya bisa lemah, saya bisa kuat, ada saat saya bisa menjadi penakut dan menjadi berani kemudian, apapun itu saya hanya tertantang untuk menjadi seseorang yang jujur, terutama pada diri saya sendiri. Kebahagiaan sejati adalah melihat diri kita bermanfaat bagi sesame kita! Saya percaya itu)

Yogyakarta, 11 Februari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...