Jumat, 13 Februari 2009

Ada Apa Dengan Ponari??


Ponari, seorang bocah yang kini mendadak terkenal karena konon adanya ‘kesaktian’ yang bisa membawaa kesembuhan bagi siapapun, hanya bermodal sebuah batu yang lagi-lagi konon diperoleh dari sebuah kejadian dirinya disambar petir. Hanya dalam beberapa waktu saja ‘kesaktian’ tersebut mengundang ribuan orang untuk datang mengadu keberuntungan, antara kepastian sembuh atau tidak, saya juga belum tahu pasti.
Hari ini saya malah mendapat kabar dari TV, pemerintah menyetujui permintaan warga untuk membuka kembali praktek penyebuhan tersebut, atau seoal perilaku warga yang kian irasional yakni dengan meyerbu segala sesuatu yang mengandung AIR di sekeliling rumah Ponari, baik got, WC, sumur, dan tempat cuci piring pun tak luput dari serbuan warga yang datang dengan berbagai keluhan. Mereka bahkan rela menggaruk lumpur di belakang kamar mandi! Aih!
Saya pun tahu bahwa kini ada jejak baru yang seolah tak mau kalah dengan yang terjadi di Jawa Timur tadi, dari ubin sebuah rumah yang mengeluarkan uap panas yang konon sudah menyembuhkan rematik sang pemilik rumah. Dan kini ratusan orang sudah berbondong-bondong kesana.
Ada apa dengan kedua fenomena diatas?
Saya malah menduga bahwa ‘inilah cermin dan bukti sikap dan perilaku masyarakat Indonesia yang seolah kehilangan arah, kian irrasional, kian sakit! ini mungkin ada hubungannya dengan beban mental yang kian menindih kehidupan masyarakat kita, mulai dari kemiskinan, kebutuhan hidup yang sulit terjangkau termasuk juga biaya pengobatan yang kian mahal, sehingga masyarakat kian mudah terpengaruh dengan hal-hal yang belum teruji kebenarannya’.
Lantas siapa yang mau disalahkan?
Bagi saya ini tanggungjawab PEMERINTAH. Ini menandaskan iklan-iklan politik PEMERINTAH yang mengesankan angka kemiskinan turun, kesejahteraan hidup rakyat meningkat! Padahal sama sekali tidak.
Inilah cerminan diri masyarakat Indonesia yang mulai kacau, mulai sakit mentalnya, tidak rasional lagi. Banyak angka bunuh diri, pikiran menjadi kacau-balau! Ini karena Rp. 5000, untuk karcis masuk ke rumah Ponari mungkin dirasa lebih murah ketimbang uang jutaan atau puluhan juta untuk biaya pengobatan di rumah sakit, lha mau makan saja masih susah! apalagi biaya sekolah anak dan biaya pengobatan!
Saya malah berpikir bahwa PEMERINTAH kita kian dan terus GAGAL mengurus RAKYATNYA! REFLEKSI BATIN buat para CALEG, CAPRES, CAWAPRES kita. Saya tunggu. Kasihan nasib rakyat kita kini.
Jogjakarta, 13 Februari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...